We do not ask. We take. We will take the throne, we will take responsibility, and we will crush anyone who defies us.
Em membuat kastil Lera dan Royal City diambil alih oleh Olso, sehingga Cas dan kelompoknya terpaksa tinggal di benteng Victorra. Sedangkan raja dan ratu Lera yang membuat kerajaan Ruina hancur dan orang tuanya Em meninggal. Sehingga bukan hal yang aneh kalau para Ruined, termasuk Em sendiri, membenci Cas. Em dan Cas tahu bahwa mereka berdua salah. Meskipun mereka sudah saling memaafkan, tapi mereka tidak mungkin bisa bersama selama kelompok mereka saling membenci.
Setelah pertempuran di benteng Victorra, Olivia berhasil dibebaskan dan orang tua Cas meninggal. Em dan Cas berpisah untuk memimpin kelompoknya masing – masing. Sebagai pemimpin, mereka harus memilih keputusan yang benar tanpa membuat rakyat mereka dalam bahaya dan terpecah belah.
Para Ruined kembali ke Ruina. Di bawah pimpinan ratu Em dan ratu Olivia, mereka memulai lembaran baru, dimulai dengan membangun kembali Ruina untuk layak ditinggali. Jika Em berperan sebagai politikus yang menangani urusan Ruina dengan otak, Olivia berperan sebagai petarung karena ia mengambil keputusan sesuai dengan emosinya. Masalahnya adalah emosi Olivia yang tidak terkendali. Olivia terus berkeinginan untuk membunuh semua Lerans, sedangkan Em terus memegang janjinya pada Cas.
You need their respect, not their friendship. Don’t cower when you go back. You’re their king. Remind them of it.
Di sisi lain, Cas menjadi raja yang mempimpin para Lerans. Tapi posisinya sebagai raja Lera tidak mudah dijalankan. Para petinggi kerajaan Lera yang tersisa ingin membalas dendam kepada Ruined sedangkan Cas tidak setuju. Sepupunya, Jovita, menusuk Cas dari belakang. Jovita menuduh Cas bahwa mentalnya tidak dalam keadaan baik setelah kematian orang tuanya sehingga Cas sulit untuk memerintah Lerans. Cas pun dikurung dan Jovita mengambil alih posisinya dan kemudian merencanakan penyerangan ke Ruined.
Pangeran bungsu kerajaan Olso, August Santana, datang ke Ruina bersama rombongannya. Untuk membuat ikatan antara Ruina dan Olso menjadi permanen, Raja Olso ingin menikahkan August dengan ratu Ruina. August menginginkan Em menjadi istrinya. Em tahu jika menikah dengan August, Raja Olso bisa mengirimkan bantuan untuk Ruined dan mempercepat pembangunan Ruina. Tapi bagaimana dengan perasaannya pada Cas?
Di saat Em sudah meyakinkan Olivia dan anggota dewan Ruina tentang perjanjiannya dengan Cas, tiba – tiba prajurit Lera menyerang Ruina. Meskipun prajurit Lera berhasil dikalahkan, penyerangan itu membuat para Ruined ragu terhadapnya. Em tahu bahwa penyerangan tersebut bukan perintah Cas, melainkan Jovita. Em pun membawa semua Ruined beserta prajurit Olso milik August untuk menyerang benteng Victorra. Em harus membunuh Jovita agar Cas bisa kembali ke posisinya dan kembali ke perjanjian mereka sebelum emosi Olivia meledak.
“Maybe ‘coincidence’ is another word for fate.” Cas smiled. “Just watch. If we get separated again, I bet we find each other.”
Para Ruined mengambil alih kota kecil milik Vallos dan bersiap untuk menyerang benteng Victorra. Tidak jauh dari sana, Em bertemu dengan Galo yang membawa Cas. Rupanya Cas diracuni oleh seseorang. Em pun langsung membawa dan merawat Cas. Tentu saja Em senang dekat dengan Cas lagi. Tapi di sisi lain, ia tidak bisa membiarkan Cas lama tinggal di daerahnya. Em harus memikirkan tanggapan para Ruined yang melihat dirinya dekat dengan raja dari pihak musuh. Saat Cas berkata bahwa ia ingin tinggal dengan Em dan tidak mau memperdulikan Lera lagi, Em marah karena melihat Cas dengan mudahnya melepas tanggung jawab, sedangkan dirinya terus membawa beban kerajaan di pundaknya.
Setelah pertengkarannya dengan Em, Cas pun sadar bahwa apapun yang terjadi dengan Lera, ia tetaplah yang bertanggung jawab. Sebagai raja Lera ia harus fokus dan tegas. Cas memutuskan untuk kembali ke benteng Victorra dan memperlihatkan dirinya adalah raja yang layak disegani. Cas mengikuti pilihan Em untuk mementingkan kerajaannya sendiri di atas segalanya. Tapi langkah pertama, ia harus menyingkirkan Jovita. Tidak ada waktu untuk terus memikirkan Em terus menerus. Cas percaya Em dapat mengurus diri dengan baik sedangkan dirinya akan fokus dengan tujuannya.
I spent so much time moping about how we couldn’t be together that I forgot to fight for you. So I’m going to start. I’m going to use every bit of power I have to convince my people we need to partner with the Ruined. That you would be the best queen they ever had.
Woah woah. Buku kedua Ruined kali ini banyak berfokus dengan perang dan permainan politiknya. Tentang pentingnya menaruh kepercayaan dan selalu adanya resiko di semua kebijakan yang diambil. Perkembangan kepribadian Em dan Cas juga semakin melangkah lebih tinggi.
Em dengan tegas lebih mementingkan rakyatnya daripada nasib cintanya. Jika Olivia adalah badan, Em adalah otaknya. Meskipun ia tidak mempunyai kekuatan Ruined, tapi Em tahu ada cara lain untuk membuktikannya layak menjadi ratu selain dengan kekuatan. Kuncinya adalah berhati – hati dan bertindak pintar.
Sedangkan Cas, uh Casimir. Dari pangeran dengan hati yang lembut menjadi raja yang keras. Gue terharu dengan Cas yang sekarang sudah berani menghadapi resiko apapun di pilihannya. Dan perasaannya pada Em yang semakin, ugh semakin tulus.
Mari bicara agak panjang tentang dua tokoh utama baru yang ikut difokuskan ceritanya dalam buku. Olivia dan Aren.
Olivia itu… susah untuk dibenci tapi juga susah untuk disukai. Olivia menemukan cara agar kekuatan Ruinednya tidak terbatas. Caranya adalah mematikan perasaan dalam hatinya sehingga ia tidak peduli dengan nyawa orang. Membunuh adalah hobinya dan emosi marahnya baru bisa reda jika ia membantai nyawa orang. Ciri – cirinya seperti tokoh antagonis, kan? Namun sifatnya yang seperti itu karena stress dijadikan eksperimen saat dirinya dikurung selama setahun oleh raja Lera. Tapi terlepas dari sisi negatifnya, Olivia adalah saudara super duper. Olivia sangat menyayangi Em dan akan melenyapkan siapapun yang menghalangi kebahagian Em. Um, well, actually Olivia has badass vibes.
I’ll find you. I don’t care if I have to break into every prison in Olso. I’ll find you. I promise.
Lalu Aren? Gue tidak menyangka akan menyukai tokoh ini setelah Em dan Cas. Aren sebenarnya tidak suka membunuh dan selalu mengingat ucapan ibunya tentang kekuatannya yang bisa digunakan untuk hal positif. Perasaannya selalu tidak karuan setelah melihat orang mati di hadapannya. Tapi kesetiaannya yang besar pada Em adalah nilai paling positif di Aren. Jarang – jarang gue menemukan hubungan pertemanan yang tulus antara cewek dan cowok. OH muncul pasangan baru di buku ini. Hubungan Aren dan Iria yang malu malu tapi ya gitu deh.
Dan seperti buku pertama, harus gue akui kalau minus dari series ini adalah ending gantungnya terlalu maksa. Tapi mungkin itu juga yang membuat pembaca jadi penasaran berat cerita selanjutnya. Setelah melihat banyak batu di hubungan antara Em dan Cas, gue frustasi ingin cepat cerita ini berakhir dan melihat mereka bahagia. Sudahlah, buruan menikah lagi sana.
Jadi siapa yang meracuni Cas? Sebenarnya ada satu orang yang gue curigai. Tapi pas di akhir, peran dia besar dan terlihat baik. Tapi kalau dugaan gue benar, cerita di buku final nanti bakal mengagetkan. Okay let’s see then.