Rate this book

Tahta Mahameru (2012)

by Azzura Dayana(Favorite Author)
3.84 of 5 Votes: 14
languge
English
genre
publisher
Republika
review 1: Judul: Tahta MahameruPenulis: Azzura DayanaPenerbit: RepublikaISBN: 978-602-7595-002Dimensi: viii + 380 halaman; 13,5 x 20,5 cmNovel ini merupakan novel peraih penghargaan terbaik kedua "Lomba Novel Republika 2011". Juri yang terlibat adalah Asma Nadia, Salman Aristo dan Priyantono Oemar.Menceritakan tentang 3 tokoh utama. Faras, gadis kutu buku asal desa Ranu Pane. Raja Ikhsan, pendaki gunung asal Jakarta yang memiliki dendam membara di dalam dadanya. Mareta, adik tiri Ikhsan, sang lone traveler yang berasal dari keluarga mapan di Jakarta.Novel ini dibuka dengan pencarian Faras terhadap Ikhsan, sahabatnya yang menghilang tiga tahun tanpa kabar. Lalu tiba-tiba mengirimkan email berupa foto dan secarik kalimat yang membuatnya resah. Faras merasa harus menemukan Ikhsan, untu... morek menjawab tiga pertanyaan yang belum dijawab olehnya. Untuk menenangkan dan mencegah Ikhsan berbuat hal yang kemudian hari akan disesalinya.Perjalanan lintas pulau, dari Jawa hingga Sulawesi ia lakoni. Hingga takdir memainkan perannya, ia bertemu dengan Mareta, adik tiri Ikhsan.Dari ide cerita, menurut saya novel ini sangat biasa. Namun penulis mampu membuat saya bertahan dan terus melanjutkan membaca, disebabkan alur yang lincah. Ia berhasil membuat saya kepo. Pembukaan, twist, serta alur maju mundurnya cukup lihai. Hanya saja, agak disayangkan masih ada beberapa kesalahan penulisan. Semacam, tidak ada spasi di sebuah kalimat percakapan halaman 68. Dan untuk tokoh Faras, saya merasa terlalu absurd. Terlalu malaikat. Apa iya, ada tokoh seperti itu? Puas dengan pertemanan yang hanya bertemu tiga kali. Apa iya, langsung merasa dekat? Tidakkah ia terlalu keGRan? Penasaran ya? Baca aja bukunya.. HeheUntuk bumbu cinta, hmm.. Gimana ya. Agak datar sih. Untuk ending, saya agak kesal.. Sebenarnya Faras menikah dengan siapa? Penulisnya PHP-in saya #eeh.Secara pengemasan, segi cover cukup memikat. Font dan ukurannya pas.Kelebihan: bahasa yang digunakan cukup santun dan puitis. Novel ini sangat kuat di setting. Beberapa daerah dijelaskan dengan detail beserta sedikit penjelasan sejarahnya. Bahkan, daerah-daerah yang sangat ingin saya jelajahi disebut di dalamnya. Beserta deskripsi sensasinya. Agak menyebalkan untuk saya, membuat saya semakin ingin mengunjungi daerah tersebut. Ahahhaa..Kekurangan: bisa dibilang, penulisnya adalah jama'ah Kahlil Gibran lovers. Melalui tokoh Faras, ada banyak kutipan Kahlil Gibran. Agak membuat jenuh dan terkesan menggurui sebenarnya.Bintang: 3,5 dari 5Meta morfillah
review 2: Novel ‘Altitude 3676’ Mengajak Untuk Mendirikan ShalatBaru beberapa lembar saya membaca novel altitude 3676, yang terasa adalah ‘beat’ backpacker, petualang, pengelana, penikmat keindahan alam. Terasa sekali kental aroma perjalanan-perjalanan yang menyenangkan, perjalanan yang tak akan pernah bisa dilupakan oleh penulisnya. Seolah-olah penulis novel membuncahkan seluruh pengalaman backpackernya, pengalaman petualangannya, pengalaman menikmati indahnya alam, terasa sekali ajakannya untuk ‘come on go out from your house, nikmati indahnya alam!Tokoh utama cerita ini yaitu Faras, ikhsan dan mareta. Mereka bertiga bercerita bergantian di novel ini. Ketiganya adalah traveller. Faras, gadis Desa Ranu Pane, desa terakhir sebelum naik ke gunung semeru. Faras berteman dengan Ikhsan, pendaki gunung asal Jakarta dengan latar belakang hidupnya yang menyedihkan.Satu hal yang dapat saya tangkap dari pesan yang ingin disampaikan penulis novel kepada pembaca adalah masalah shalat. Jangan lupakan shalat 5 waktu. Dan lebih baik lagi bila dikerjakan secara berjama’ah. Betapa gigihnya Faras mengajak Mareta untuk shalat berjama’ah ketika diawal cerita perjumpaan mereka untuk pertama kalinya. Shalatnya Ikhsan di dalam penjara. Shalatnya Yusuf, kenalan Ikhsan di dalam penjara. Shalatnya Pak Daud, ayah Faras. Shalat berjama’ahnya Pak Daud, Faras, Ikhsan dan Mareta di ranu kumbolo. Shalat subuhnya mereka di puncak mahameru. Pesan untuk tidak melewatkan shalat, lebih utama lagi shalat berjama’ah.Seperti yang saya ketahui dan lazim diketahui oleh para pendaki, backpacker, sedikit sekali mereka melaksanakan shalat 5 waktu dalam perjalanan atau pendakian. Bisa dihitung jari. Mungkin dua dari sepuluh pendaki gunung yang istiqomah melaksanakan shalat 5 waktu ini. Mudah-mudahan perkiraan saya salah. Saya berharap setengah dari para pendaki melaksanakan shalat yang 5 waktu ini. Saya teringat film ‘vertical limit’, dimana seorang pendakinya ada yang melaksanakan shalat. Saya sangat menghargai produser film yang memunculkan pemeran pendaki gunung yang melaksanakan shalat.Alur cerita dalam novel altitude 3676 ini, secara keseluruhan adalah alur maju. Walau ada beberapa bagian menggunakan alur bolak-balik. Dimana klimak cerita novel ini adalah keberhasilan mereka berempat; Pak Daud, Faras, Ikhsan dan Mareta sampai di puncak mahameru. Dan saya fikir, dendam Ikhsan terhadap ibu tirinya sudah berkurang. Terbukti dengan kebersamaannya dengan Mareta, adik tirinya yang bisa mencapai puncak semeru.Hal yang paling berkesan disini adalah Faras yang membaca beberapa ayat Al-Qur’an di puncak gunung semeru. Ia membaca surat Al-A’raaf mengenai tempat tertinggi di akhirat nanti. Tempat antara surga dan neraka, dimana para penghuni al-a’raaf ini adalah mereka yang belum pasti akan masuk kemana? Surga atau neraka. Saya merasa salut disini, menafsirkan al-a’raaf dengan tempat tertinggi yang ada di dunia. Dalam novel ini adalah tempat tertinggi di pulau jawa, yang dalam hal ini sering disebut sebagai puncak abadi para dewa. Sedikit ada kejanggalan sebetulnya disini. Menyamakan al-a’raaf nya Allah SWT nanti di akhirat dengan mahameru. Saya fikir suatu hal yang jauh berbeda. Kepercayaan adanya dewa-dewa adalah suatu hal yang bertentangan dengan keyakinan Islam yang monotheisme. Tetapi dibalik hal ini yaitu persamaan mengenai tempat tertinggi, kesamaan kata ‘tempat tertinggi’.Bisa dikatakan ini adalah novel da’wah. Penyampaian ajaran Islam lewat novel. Kebanyakan novel, melulu mengenai keduniaan, tapi ini menyentuh dalam sisi-sisi keakhiratan.Gaya penulisan secara keseluruhan yaitu menggunakan kata ganti orang pertama tunggal; saya, aku dan gue. Bergantian pelaku cerita menuliskan ceritanya. Masing-masing memiliki ceritanya sendiri yang membuat aalur cerita dalam novel menjadi utuh. Tetapi yang sering muncul saya fikir yaitu Faras dan Ikhsan. Yang tidak pernah muncul menceritakan ceritanya sendiri yaitu Pak Daud. Diawal cerita tokoh Fikri, teman Ikhsan, sempat muncul dengan kata ganti orang pertama. Muncul juga cerita mengenai keluarga Fikri.lalu cerita ibunya Ikhsan yang dibakar, ayah Ikhsan, saudara tiri Ikhsan lainnya yaitu Aulia.Secara umum cerita dalam novel ini berpusat ditiga cerita. Yaitu cerita di Tanjung Bira, konflik keluarga Ikhsan dan pendakian semeru. Menurut saya cerita yang mendominasi adalah konflik dalam keluarga Iksan. Judul buku : Altitude 3676Penulis : Azzura DayanaISBN : 978-602-8277-92-1Penerbit : Indiva Media KreasiKetebalan : 416 hlm.; 20 cmHarga : Rp. 47.200 less
Reviews (see all)
jlparmentier00
Review nyusul yaaa...
ToxicWings333
cimpi sekali :))
kaely
Istimewa
sharifah
3676
Write review
Review will shown on site after approval.
(Review will shown on site after approval)