Review Buku #12 – Sweet Nothing (2015)

When you think you know what’s happening, you’re one half way there.

Once again, buku lainnya 2 author ini juga ada di TBR list gue, tapi gue melirik buku ini dulu karena terpancing oleh nama mereka yang duet di 1 buku yang sama.

Cerita dibuka oleh sisi pandang si tokoh utama cowoknya yang bernama Josh Avery. Josh adalah seorang paramedis di rumah sakit St. Ann. (Gue sebenarnya kurang ngerti tugas sebenarnya dari seorang paramedis. Tapi kalau dilihat dari ceritanya, pekerjaan si Josh itu yang melakukan pertolongan pertama kepada seseorang yang tertimpa kecelakaan dan langsung membawanya ke rumah sakit dengan ambulance.)

It was so much easier to fall for someone without pretenses, without worrying about judgment or rejection.

Josh dikenal sebagai seorang playboy di kalangan suster dan mendapat julukan McPanties. Josh mempunyai prinsip bahwa ia tidak pernah serius bila berhubungan dengan wanita dan tidak ada kata “pacaran” dalam kamus hidupnya. Semua wanita yang dikencaninya cuma dijadikan hubungan one night stand. Tapi di saat ia mengenal Avery Jacobs, ia ingin memulai sesuatu yang baru dan serius dengan wanita yang berprofesi sebagai suster ER (Emergency Room) di rumah sakit yang sama dengannya itu.

Suatu malam, Josh pulang dengan mengendarai mobilnya. Beruntungnya dirinya, Avery juga sedang arah pulang di jalan dan tempat yang sama. Mobil mereka berjalan bersampingan. Josh mengajak berbicara aka pedekate terhadap Avery. Tiba-tiba terjadilah kecelakaan yang terpapar di hadapannya. Mobil Avery tertabrak oleh truk dan Avery dilarikan ke rumah sakit. Josh stres atas apa yang terjadi. Sisi pandang si Josh ini yang dijadikan sebagai prolog cerita ditutup dengan kalimat Josh bahwa ia akan melakukan sesuatu untuk Avery untuk tetap membuatnya hidup.

Beralih ke sisi pandang Avery. Avery terbangun di kamar rumah sakit. Temannya berkata bahwa dirinya bahwa ia mengalami kecelakaan mobil. Anehnya Avery tidak melihat ada bekas luka di wajahnya atau luka di badannya. Ia diperbolehkan pulang hari itu juga dan kemudian ia dapat bekerja lagi seperti semula. Malam itu ia pergi ke sebuah restoran dan duduk di pinggir dekat kaca. Sambil merenung dan melihat lalu lintas yang ada, ia dikejutkan oleh seorang pria yang duduk di hadapannya. Hal yang pertama membuat ia tertarik adalah tangannya yang ia anggap sexy, kemudian matanya yang membuatnya terhanyut. Ia mengenal pria itu. Josh Avery di hadapannya. Ia kemudian berpikir, bila ia menikah dengan pria ini, namanya akan menjadi Avery Avery. Tapi  Avery tidak menyangka bahwa pikirannya itu akan benar-benar terwujud.

I would keep the painful parts if it meant i could keep the good.

Setelah pertemuan di restoran itu, cerita dilanjutkan dengan kisah hubungan mereka. Banyak konflik mengiringi hubungan mereka. Tapi tetap berakhir bahagia dan mereka pun menikah. Bahkan dikisahkan sampai Avery mengandung. Ketika di bagian kisah pernikahan, gue berpikir apa buku ini cuma tentang cerita mereka dari awal pertemuan terus berakhir bahagia di saat mereka tua? Ternyata dugaan gue salah. Di saat semuanya berpikir bahwa mereka ditaktdirkan bersama, ternyata ada rahasia gelap juga yang membuat mereka ditakdirkan bersama.

DAMN ENDINGNYA. Di sisi lain gue ingin spoiler ceritanya, karena endingnya sangat mengejutkan gue. Tapi di sisi lain, gue merasa percuma review ginian kalau pada akhirnya ketahuan juga keseluruhan ceritanya. Karena cerita buku ini berlatar belakang tentang rumah sakit, jadi terkadang ada kosakata asing yang membingungkan gue. Karena sejujurnya gue benci rumah sakit. Seram membayangkan tentang jarum, darah hingga kamar mayat ._. Gue bahkan ga tau apa singkatan ER itu, hingga akhirnya gue googling agar mengerti ceritanya.

The past needed to stay just that: the past.

Yang  akhirnya mencoba membaca buku ini, kalau mulai bosan di pertengahan karena kisahnya yang standard, coba deh lanjutin sampai akhir. Karena endingya itu gantung banget. Nice lah.

Advertisements Share this:
Like this:Like Loading... Related