Aku adalah hujan, kalau nggak suka ya silakan berteduh. — Pidi Baiq.
Bagi sebagian orang, hujan adalah anugerah.
Bagi sebagian orang, hujan adalah musibah.
Bagi sebagian orang, hujan adalah penggelisah.
Bagi sebagian orang, hujan adalah penenang.
Aku tidak tahu termasuk bagian manakah kamu.
Apakah kamu termasuk sebagian dari orang yang menanggap hujan adalah musibah dan penggelisah,
Ataukah kamu termasuk sebagian dari orang yang menganggap hujan adalah anugerah dan penenang?
Apabila termasuk dari bagian kedua yang kusebutkan diatas, kamu adalah seseorang yang sama denganku.
Bagiku, hujan adalah anugerah.
Hujan adalah penenang.
dan,
Hujan adalah kenanganku.
Hujan adalah kenanganku.Ia selalu saja bisa menghipnotisku.
Ia selalu saja bisa menenangkan hatiku.
Ia selalu saja bisa mencerahkan pikiranku.
Bahkan, sampai detik ini aku sedang menulis sajak ini, Ia menemaniku.
Ia seolah menghipnotisku, memberi inspirasi.
Dan ia selalu saja bisa memberikan kenanganku.
Entah bagaimana caranya, kenanganku otomatis terputar di dalam benakku,sementara ia turun, jatuh ke permukaan, seolah ia bersedia menjadi sound track film yang berjudul Kenanganku ini.
Ia datang dengan misteriusnya, seringkali tepat waktu.
Tanpa disuruh, tanpa dipaksa.
Seolah tahu apa yang menjadi tugasnya.
Ia tetap turun meski tidak sedikit yang mengumpat padanya.
Aku ingin menjadi hujan.
Mulai sekarang, aku adalah hujan.
Angin, Hujan, Matahari, Langit, Bulan dan Bintang.Angin.
Angin datang bersamaan dengan Hujan.
Mereka bersahabat.
Keduanya selaras.
Tidak pernah membenci, apalagi iri hati.
Angin selalu mengiringi Hujan, meski Hujan tidak setiap hari ada.
Angin tetap setia bersamanya.
Begitu pula dengan Matahari dan Bulan.
Mereka bersahabat.
Keduanya selaras.
Matahari tidak pernah membenci Bulan karena ialah yang paling bersinar di malam hari,
Begitu pula Sang Bulan.
Ia tidak pernah membenci Matahari karena ialah yang paling cerah di siang hari.
Sang Langit yang menjadi teman Matahari dan Bulan-Bintang, tidak pernah memilih-milih teman.
Sang Langit selalu ada tepat pada waktunya.
Ia berubah cerah ketika Sang Surya terbangun dari tidurnya,
Ia berubah gelap ketika Sang Bulan telah menampakkan dirinya,
Ia pun dengan senang hati menjadi rumah bagi Sang Bintang yang bersinar indah.
Itulah persahabatan antara Angin, Hujan, Matahari, Langit, Bulan dan Bintang.
Sungguh persahabatan yang indah karena Sang Penciptalah yang mengizinkannya.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. — Q.S. Ali Imran: 190
(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. — Q.S. Ali Imran: 191
Written in Kediri.
Written by Humaira.
Special thanks to Bapak Asrori, guru Pendidikan Agama Islam sewaktu SMA, yang saat itu menjelaskan tentang penciptaan alam semesta dan meminta kami menginti-sari Q.S. Ali Imran: 190—191.
01.37 PM.
Ditemani sang Hujan di teras depan rumah.
Advertisements Share this: