Rate this book

Catatan Musim (2012)

by Tyas Effendi(Favorite Author)
3.25 of 5 Votes: 4
languge
English
genre
publisher
Gagas Media
review 1: Catatan musim.."Menerjemahkan itu nggak hanya mengalihbahasakan kalimat per kalimat atau kata per kata seperti yang kamu pikir. Menerjemahkan itu mengalihkan jiwa""Cinta memang seharusnya nggak mencari seseorang yang sempurna, Desti. Cinta mengajarkan kita buat mencintai ketidaksempurnaan seseorang dengan sempurna"Ini adalah karya pertama penulis yang saya baca. Saat membaca novel ini, penulis mengajak kita untuk mengikuti perjalanan Tya-Gema dalam melalui musim2 yang meraka jalani untuk bertemu satu sama lain. Tya dan Gema, keduanya dipertemukan takdir di suatu hujan. Sejak saat itulah, keduanya mulai saling tertarik hingga akhirnya memutuskan untuk saling mengenal. Ketika mereka sudah mukai dekat, siapa sangka takdir memisahkan mereka lagi. Gema harus menjalani amputasi ... morekaki, karena kanker. Setelah operasi, Gema memutuskan untuk melanjutkan kuliahnya di Lille. Tya awalnya pasrah dengan keputusan Gema itu, hingga akhirnya dia memutuskan untuk menyusul Gema di Lille. Dan takdir pun mempertemukan mereka kembali melalui cangkir yang tertukar. Sayangnya tidak begitu saja takdir memperbolehkan mereka bersama. Keadaan Gema yang minder karena kondisi fisiknya, serta kehadiran Agam, sahabat Tya sedari kecil, mulai mewarnai perjalanan Tya. Cerita yang disajikan Tyas, cukup manis. Covernya yang sederhana, dengan cerita yang sederhana pula. Saya suka ceritanya di novel ini. Hampir setiap detail ceritanya sangat realistis dan simple. Saya tidak merasa ada kejadian terlalu dibuat2 atau berlebihan. Konflik ceritanya juga realistis. Yang paling saya suka dari novel ini adalah, hal2 kecil yang dijadikan titik awal untuk cerita selanjutnya. Misal, ketika Tya pertama kali bertemu dengan Gema disaat hujan, lalu pertemuan mereka kembali karena gelas yang tertukar. Hmm, saya suka hal2 simple itu. Mungkin banyak novel yang begitu, tapi pas Tyas yang nulis, jadi berkesan sekali untuk saya. Simple tapi mendalam :). Lalu yang saya sayangkan adalah saya ngerasa kalau emosi tiap tokoh nya itu sama. Jadi feel nya Tya, Gema maupun Agam serasa sama pas saya baca. Mungkin pergantian emosi ada, tapi kurang tegas saja kali ya buat saya :). Jadi nggak sabar mau baca Dance For Two :D. Well, kalau mau cerita yang tenang, lembut dan sederhana, novel ini sangat saya rekomendasikan :)).
review 2: hujan yang menjadi saksi bisu pertemuan antara Tya si gadis Mahoni dan juga Gema si pohon terembesi. Dari keseluruhan novel, sayang paling suka ide cerita yang mengangkat tema musim. apalagi musim hujan sangat ditekankan. Namun, sedikit kecewa pada bagian konflik. karena seringnya Gema plin-plan dan kurang percaya diri untuk menjadi bagian dari hidup Tya. Untung saja di akhir cerita kekecewaan saya terbayar. hehe~Untuk Mbak Tyas, Keep writing, setelah ini akan saya lahap Dance for two meski harus antri sama temen-temen dulu.. hihihi :D less
Reviews (see all)
danielle
Pertama kalinya baca karya Tyas Effendi dan keren! saya suka sama ceritanya. :)
Mark
Percayalah, hujan selalu datang tepat waktu, tak perlu kau tunggu.
Cassie
just another ordinary love story..
Write review
Review will shown on site after approval.
(Review will shown on site after approval)