Rate this book

Manjali Dan Cakrabirawa (2010)

by Ayu Utami(Favorite Author)

3.61 of 5 Votes: 4

languge

English

genre

Romance

publisher

Kepustakaan Populer Gramedia

series

Bilangan Fu

review 1: Finally, ketiga Seri Bilangan Fu telah dibaca!! Ada yang berbeda dari "bagus" dan "menarik". Seri-1 Bilangan Fu ini "menarik". Seri-2 atau Lalita secara materi "bagus" karena menyajikan misteri Borobudur (saya sangat suka Borobudur), tetapi saya tidak terlalu suka package-nya. Seri-3 atau Maya adalah "bagus", tetapi kurang menyuguhkan materi misteri candi karena yang saya sukai dari seri Bilangan Fu adalah penyajian materi tentang misteri candi-candi di Indonesia.Ayu utami mengobok-obok kembali masa kelam Indonesia, masa-masa kudeta dan penumpasan PKI. Saya menyebutnya "Masa yang hilang". Bukan karena saya melupakan masa-masa itu tetapi karena generasi saya memang dipaksa untuk melupakan dan memperbaharui ingatan yang telah didoktrinasi oleh buku-buku sejarah SD yang tidak... more tahu kebenarannya. Makanya saya menyebutnya "Masa yang hilang" sehingga kita harus cari tahu kebenarannya sendiri. Dan di buku ini pun Ayu Utami dengan gamblang menceritakan apa yang terjadi pada masa tersebut, yang menariknya materi ini dikemas dengan cerita petualangan yang mengajak pembacanya ikut mencari jawaban teka-teki hubungan Cakrabirawa dengan Candi Calon Arang. Menggabungkan sejarah masa-masa PKI dengan legenda Calon Arang. Superb!! Dan yang paling saya suka tentunya kajian tentang Candi Calon Arang itu sendiri.Pada dasarnya, Ayu utami mengajak kita untuk "Melawan Lupa". Melawan kelupaan kita pada sejarah, baik itu sejarah nasional, atau sejarah yang sifatnya warisan budaya. Buktinya, saya selalu menemukan kalimat ini di tiap buku seri Bilangan Fu: "betapa orang-orang di tanah ini mudah melupakan", ya betapa orang Indonesia mudah melupakan sejarah sehingga bila dilihat dari kejayaan Indonesia di masa lalu sayang sekali bangsa ini mengalami kemunduran.
review 2: Suka banget!!Kalo boleh dibilang, saya lebih suka Manjali dan Cakrabirawa daripada Bilangan Fu. Kenapa ya? Mungkin karena pemilihan kata di Bilangan Fu yang terlalu njelimet, atau mungkin karena saya emang ngga pernah terlalu ngerti sama jalan pikiran Yuda (tokoh utama di buku Bilangan Fu).Manjali dan Cakrabirawa lebih enak dibaca buat saya. Ceritanya lebih mengalir dan lebih mudah diterima. Dan saya bisa ngerasa "masuk" ke ceritanya. Mungkin karena tokoh sentral cerita ini adalah Marja yang seorang perempuan (dimana saya pun, seperti yang seluruh dunia tahu, adalah seorang perempuan peka nan perasa yang terkadang juga manja dan lemah), atau mungkin karena Marja terasa sangat manusiawi jika dibandingkan Yuda ataupun Parang Jati. Atau emang ceritanya aja ga seribet Bilangan Fu. Ibaratnya, buat saya, pengenalan dan tetek bengek seri ini udah tuntas semua di Bilangan Fu. Buku ini "cuma" lanjutannya aja gitu. Makanya agak jomplang juga, baca nyaris-maraton Bilangan Fu - Manjali dan Cakrabirawa. Buku pertama tebel benjet, sampe ngeliatnya aja desperate duluan. Buku keduanya cuma 250an halaman aja.Tapi beneran, dari awal pun (maksudnya dari buku Bilangan Fu pun) saya udah suka seri ini. Berasa baca buku sejarah kuno negeri sendiri versi populer. Ada legenda, cerita rakyat, bahkan di Bilangan Fu ada unsur wayangnya. Dan diceritakan dengan gaya cerita yang jauh dari membosankan. Suka!!Akhir kata, saya rasa cuma cewe sesableng Marja yang bisa galau milih antara Yuda atau Parang Jati. Cewe normal yang ngidam imam hidup yang bisa diandalkan jelas ga akan galau. *elu doang sih, pi*4.5 bintang!! less

Download links for: Manjali dan Cakrabirawa

Advertising