Rate this book

Yang Galau Yang Meracau: Curhat (Tuan) Setan (2011)

by Fahd Djibran(Favorite Author)
3.55 of 5 Votes: 5
languge
English
genre
publisher
Kurniaesa Publishing
review 1: Dengan kata-kata yang mudah difahami, Fahd mampu mendeskripsikan Tuhan dengan bahasanya sendiri.seperti pepatah Einsteins "if you can't explain it simply, you don't understand it well"Because He Understand well, he can explain it simply.membuat pembacanya kembali mensyukuri nikmat Tuhan tanpa perlu dipaksa untuk bersyukur, menggelitik akal dan naluri personal.Keren banget, :D
review 2: Saya tertarik dengan buku ini awalnya adalah karena judulnya “Yang Galau, Yang Meracau!”. Judul ini memuat dua kata yang sangat akrab dalam kehidupan saya, galau dan racau. Hehe. Lalu ditambah tertarik karena di bagian awal bab ada terjemahan dua kata tersebut dari KBBI. Aneh memang cara buku ini menarik saya, atau cara saya tertarik pada buku ini? Entahlah. Buku ini adalah s
... morealah satu dari sedikit buku yang saya beli sebelum dibaca tanpa label “best seller”, atau endorsement dari orang-orang terkenal. Hehe.Ini buku pertama Fahd Djibran yang saya baca. Setelah buku ini saya beli barulah saya tau kalau dia adalah penulis yang “bagus”. Namun karena membaca bukunya perlu “mikir” kalau kata ai, makanya bukunya kurang banyak laku di pasaran.Benar juga, membaca buku ini memang perlu mikir. Bahkan ada satu atau dua bab yang sudah saya baca sambil mikir tapi saya masih merasa belum paham betul. Belum paham atau sebenarnya berbeda paham sehingga saya malas memahaminya.Kadang-kadang, menjadi galau itu perlu, kata Fahd Djibran. Saat galau yang perlu dibersihkan adalah kolam hati dan kolam pikiran kita. Itulah yang membuat kita tidak nyaman, gelisah, khawatir, bahkan putus asa. Dalam situasi-situasi seperti itu, mungkin kita perlu saat-saat sendiri: Melihat ke dalam diri, berbicara dengan diri sendiri..Saya suka buku ini karena memaknai “galau” dengan sebenarnya. Menurut KBBI galau adalah sibuk beramai-ramai; ramai sekali; kacau tidak keruan (pikiran). Jadi segala kekacauan pikiran bisa disebut galau. Namun akhir-akhir ini banyak orang yang menyempitkan makna galau jadi kacau pikiran karena ketidakberadaan pasangan atau ketidakjelasan saat mengakhiri lajang saja. Dan di buku ini, sungguh bukan galau macam itu yang dibahas.Penulis membagi kegalauan dalam 3 bab, Setan, Cinta, dan Tuhan. Jadi galau yang dibahas ini bukan melulu tentang cinta, bleh. Bahkan bab cinta pun tidak membahas kegalauan menye-menye seperti yang biasanya. Di buku ini dibahas kegalauan tentang dosa-dosa, keburukan sifat manusia, permasalahan hidup, sampai pencarian Tuhan.Fahd Djibran menaruh minat yang besar pada filsafat. Saya merasa buku ini sarat muatan filosofi. Ada yang ringan, ada yang njelimet. Ada permisalannya yang dekat ada yang abstrak banget. Ah Ludi terlalu konkrit, susah memahami hal abstrak. Hiks! Ada juga yang secara penalaran tidak ada masalah, tapi membuat saya teringat pada argument orang-orang liberal.Buku ini warna-warni banget buat saya. Kadang saya tersenyum, tertawa, tersindir, merinding, bahkan menahan tangis. Namun karena saya baca buku ini sambil mengawas ujian, pengen nangis juga harus ditahan. Hehe.Satu lagi kekurangan buku ini, dari cetakan yang saya miliki. Banyak sekali kesalahan pengetikan. Akibatnya mode editor saya menyala. Selain pegang highlighter (seperti biasa, untuk menandai kalimat penting) saya juga pegang pensil sambil membaca dan tiap menemukan kata yang salah saya lingkari pakai pensil. Apa banget deh. Obsessive.Begitulah, saya beri bintang 4 dari 5. less
Reviews (see all)
coil
Curhat Setan (buku pertama) lebih bagus menurut saya. Apapun itu buku ini memang layak dibaca.
carolyeung28
buku spiritual dengan gaya anak gaul...........hehehehheeheh jempol deh buat mas djibran
brindamuthukrish
sempet kecewa karena fisik buku ada yg cacat, udah gitu males nukerinnya..
monetskai
i will to read the book
Dilqna
good book
Write review
Review will shown on site after approval.
(Review will shown on site after approval)