Rate this book

9 Summers 10 Autumns (2011)

by Iwan Setyawan(Favorite Author)
3.5 of 5 Votes: 3
languge
English
genre
publisher
Gramedia Pustaka Utama
review 1: Kemarin teman saya protes setelah baca ini. Maklum, dia nitip beli novel tapi judulnya terserah saya. Karena saya belum baca dan novel ini sudah difilmin (yang artinya bagus menurut banyak orang), saya pun membelikan dia ini. Seminggu kemudian, dia marah-marah sama saya. Dibilang gak bisa milihin novel yang bagus. Saya menanyakan ada apa dan kenapa, tapi dia tidak mau menjawabnya. Padahal kan dia sendiri yang minta novel setema Laskar Pelangi dan Negeri 5 Menara.Dengan rasa penasaran yang sangat dalam, saya pun mencari pinjaman dari teman yang lain. Ketemu. Saya baca. Dan tahulah apa yang meyebabkan dia marah-marah gak jelas.Tokoh utama (aku) benar-benar mirip paedofil. Dia, teman saya, adalah anak yang sedikit punya rasa trauma dengan hal ini. Saya yang memang gak tahu ka... morelau isinya memang kaya gini hanya bisa minta maaf. Dan memang pengetahuan saya akan buku-buku "bertema" paedofil cuma sedikit. Saya cuma tahu novel "Rumah di Seribu Ombak". Ini pelajaran bagi saya, kalau disuruh memberi saran/masukan/rekomendasi novel apa yang dibeli, harus yang sudah saya baca dulu. Biar gak kejadian seperti ini lagi. Tapi konsekuensinya, saya gak bisa pinjam novel yang lain yang belum saya baca. :D .Oke, waktunya review novel 9S10A ini.1. Diksinya gak variatif.2. Cerita yang cuma sepenggal-sepenggal, kurang dieksplor. Terkesan baca cuplikan buku harian.3. Gaya berceritanya yang membosankan.4. So pasti tokoh aku-nya yang mirip paedofil yang menyebabkan saya sempat tegang dengan teman saya, dikira saya gak paham seperti apa dia. *ini subjektif emang*Pembaca awam pasti mengira seperti itu. Saya tahu kalau anak kecil itu adalah refleksi diri si Aku. Tapi, ketidakdisebutkannya siapa aslinya si bocah ini di awal membuat yang gak baca sampai akhir atau yang gak tahu bakal mengira anak ini orang lain.Nah, si Aku ini bergandengan tangan, bersentuhan pipi, berpelukan, dan kangen dengan anak ini. Gimana pembaca seperti teman saya gak berpikiran kalau dia paedofil coba???
review 2: Buku yang menyedihkan. Dia kehilangan identitasnya. Apakah ini sebuah novel ataukah otobiografi? Kalo ini sebuah novel, ini adalah novel yang sangat kering. Tidak ada konflik, bahkan di akhir sang tokoh terasa demikian beruntung, tidak terlalu banyak rintangan yang berarti untuk sampai ke New York. Kemudian, penokohan pun tidak tajam karena hanya dimunculkan sepintas tanpa pendalaman karakter. Selain itu penulis menggunakan diksi yang sama berulang-ulang seperti melankoli, meledak (jantungku meledak, warna oranye meledak). Bagi saya sebagai pembaca, ini menggelikan.Saya menyebut ini bisa jadi otobiografi karena nama tokoh adalah nama-nama sebenarnya, serta penceritaan yang demikian selfish.Anyway, sebenarnya konten cerita ini menarik, bagi saya kisah zero to hero selalu menarik, seandainya saja penulis sedikit lihai mengemas cerita. Dan tentu saja saya belajar banyak dari novel ini. Toh kita selalu bisa belajar dari buku-buku yang kita sukai ataupun tidak. Demikian. less
Reviews (see all)
dIEnow
Sebenarnya udah lama baca ini, pertama beli bahkan waktu buku ini masih duduk manis di "new arrival". Aku sendiri udah agak2 lupa gimana ceritanya, jadi aku ngga bakal ngereview, tapi ceritain apa yg ku rasain setelah baca ini, karena cuma itu yg paling ku ingat.Ohya maaf sebelumnyaa.. Bintang 1 bukan karena buku ini kurang bagus, tapi artinya untuk aku pribadi, aku kurang suka. Waktu pertama baca sinopsis dibelakang bukunya, aku mengekspektasi tinggi. Aku paling suka buku-buku tentang sejarah seseorang atau kisah nyata. Karena itu, pas baca pun serius banget, tapi tiba-tiba, loh kok udah mau halaman terakhir? Jadi penasaran, apa yg waktu itu membuat saya kebingungan? Ingin baca lagi, tapi bukunya udah dipinjam sejak 2 tahun lalu, dan blm dibalikin karena saya pindah ke kota lain :( ohya, temenku yg pinjam itu bilang, dia suka buku ini.Yah, mungkin emang faktor selera :D
Morgan2012
I heard this book was a best-seller in Indonesia, and shipping the Indonesian version to the States was quite expensive. So, I was really happy to find this book on Amazon, although it was in English.I set my expectation really high, and was a little bit disappointed by the translation. The translation was good, but there is a lack of depth in the words compared to Indonesian version. If your native language is Indonesian, I would recommend you to go with the Indonesian one.
carls
novel yang sangat menginspirasi (y)
Write review
Review will shown on site after approval.
(Review will shown on site after approval)
Other books by Iwan Setyawan