Rate this book

Untuk Indonesia Yang Kuat: 100 Langkah Untuk Tidak Miskin (2010)

by Ligwina Hananto(Favorite Author)
3.74 of 5 Votes: 4
languge
English
genre
publisher
Literati
review 1: buku tentang perencanaan keuangan yang sangat sederhana dan menarik. di samping membeberkan perihal perencanaan keuangan pribadi yang baik itu yang seperti apa supaya kita bisa bebas dan mandiri secara finansial, mbak Ligwina ini juga menyisipkan tujuan mulia yang sebenarnya merupakan tujuan utama ditulisnya buku ini, yaitu membentuk golongan menengah Indonesia yang kuat supaya negara ini kuat. golongan menengah ini harus mencapai "kebebasan finansial" sebelum membantu orang lain yang kekurangan. bantuannya juga kalau bisa bukan dengan "give a man a fish, but teach a man to fish". apa itu? ya baca sendiri bukunya yaaa. hahahanamun, karena buku ini "sangat sederhana" seperti yang saya bilang di awal, jadi buku ini hanya membahas kulit luar perencanaan keuangannya saja. kamu... more harus baca referensi-referensi dari sumber lainnya terkait produk-produk keuangan, kartu kredit/investasi/asuransi/surat berharga/dll yang sering disebut-sebut dalam buku ini biar pemahaman tentang membuat perencanaan keuangannya jadi lengkap.overall, this book is worth reading. :)
review 2: Pernah pesimis dengan Indonesia? Kalau Anda pernah berkata, “Gila kali…” “Kapan yaaaa…?” atau sekedar “Hahaha...” ketika seseorang bertanya apakah Indonesia bisa membuat hal yang lebih spektakuler dari yang pernah dilakukan Negara maju, artinya Anda pernah pesimis dengan negara ini. Bukan Cuma Anda kok. Saya dan (mungkin) ratusan juta orang Indonesia lainnya juga setidaknya pernah merasa Indonesia jauh dari bayangan akan menjadi negara kaya raya tanpa hutang, yang para pemimpinnya menjadi tuntunan, yang jauh dari permasalahan lingkungan, yang teknologinya bisa menguasai pasar dunia, yang para atlet serta musisinya menjadi yang terbaik diseluruh dunia, dan tentunya rakyatnya hidup makmur dan selalu bahagia.Belajar ilmu politik di kampus pernah membuat saya semakin bingung dengan permasalahan negara ini. Semakin dipikirkan, semakin tahu berbagai macam permasalahannya, dan semakin bingung apa yang sebenarnya perlu dibenahi terlebih dahulu, semakin yakin negeri ini tidak bisa diperbaiki lagi dan semakin tidak mau memikirkan negeri ini. Kesimpulannya, semakin saya suka memikirkan masalah negara, maka saya semakin tidak mau memikirkannya.Hal tersebut menjadi salah satu hal yang membuat saya setelah lulus kuliah tidak ada niatan untuk berkecimpung di dunia politik, selain memang karena nilai saya jelek dan tak layak sepertinya untuk berada di dunia politik. Politik memang berkaitan erat dengan kenegaraan, berbagai macam permasalahan di negara ini toh bersumber dari politik. Ujung-ujungnya politik, begitu kata orang (orang mana?). Ya setidaknya, itulah yang ada dalam pikiran saya dulu. Sampai pada waktunya, saya menyadari bahwa ternyata tidak melulu harus berkecimpung di poltik (atau lingkarannya) untuk mengubah negeri ini.Ligwina Hananto, seorang perencana keuangan independen yang turut menyadarkan saya dan dengan jelas serta berani dalam bukunya -yang berjudul Untuk Indonesia yang Kuat: 100 Langkah untuk Tidak Miskin- mengungkapkan bahwa negeri ini bisa kuat kalau golongan menengahnya itu kuat. Memangnya siapa itu golongan menengah? Dan sehebat apa mereka sehingga bisa-bisanya dikatakan bisa menjadikan negara ini kuat? Itu pertanyaan yang terlintas di benak saya saat membaca pernyatan Ligwina gersebut.Sederhananya, Ligwina mengutarakan bahwa golongan menengah adalah golongan yang berdaya, yang memiliki mata pencaharian dan mampu makan tiga kali sehari. Namun golongan ini belum tentu punya uang, yang jelas mereka tidak melarat. Intinya, dibilang kaya raya yang punya uang puluhan miliar bukan, dibilang tidak mampu juga tidak pas, ya ditengah-tengah lah pokoknya. Merasa seperti itu? Kalau ya, selamat! Kita berada di golongan yang sama, golongan yang menurut Ligwina memiliki peran penting untuk memperkuat bangsa ini. Mengapa golongan menengah? Ada banyak alasan yang diungkapkan Ligwina mengapa golongan menengah yang perlu dikembangkan dan kelak bisa menjadi salah satu faktor majunya negara ini, antara lain karena jumlah yang signifikan dan jumlah yang signifikan tersebut bisa digerakkan untuk berinvestasi.Lantas, bagaimana caranya? Untuk memperkuat negara, tentunya kita perlu memperkuat diri kita terlebih dahulu. Mengatur keuangan adalah hal yang harus kita lakukan untuk memperkuat diri kita. Golongan menengah berada di tengah-tengah, suatu hari ia bisa ke atas (kaya raya), bisa juga ke bawah (jatuh miskin). Untuk menjadi kaya atau miskin, itu berada di tangan kita, kitalah yang menentukan. Mau kaya atau miskin? Kalau mau kaya, kita harus mengatur keuangan kita.Hal pertama yang perlu kita lakukan dalam mengatur keuangan kita adalah memeriksa kondisi keuangan kita saat ini. Kita harus mengetahui apa saja yang kita punya serta mengetahui berapa penghasilan dan pengeluaran bulanan kita. Setelah itu, kita harus menentukan tujuan finansial kita, apakah itu untuk dana pensiun, dana pendidikan, dana pembelian aset, dan lain sebagainya. Barulah kita kemudian melakukan berbagai cara demi meraih tujuan finansial kita tersebut.Salah satu cara penting dalam meraih tujuan finasial kita adalah beinvestasi. Ya, berinvestasi, bukan sekedar menabung. Beda? Ligwina menjelaskan secara gamblang pebedaan menabung dan berinvestasi. Pada intinya, dengan menabung, uang kita akan mengalami penyusutan nilai karena terhadang inflasi. Namun, dengan berinvestasi, uang kita akan bekerja untuk kita dan di masa depan akan melampaui nilai inflasi. Ada banyak cara yang dapat kita lakukan, yang termudah, kita bisa memulai dari reksadana.Kita juga perlu merubah pola pikir kita yang selama ini menggunakan penghasilan untuk konsumsi terlebih dahulu dan kemudian sisanya ditabung. Seharusnya, setelah mendapat penghasilan, kita harus menyisihkan untuk investasi terlebih dahulu (beserta asuransi dan dan dana darurat), baru sisanya untuk pengeluaran konsumtif.Itu saja?Tentu tidak, masih banyak kiat lain yang dibagikan oleh Ligwina dalam bukunya ini untuk kita terapkan dalam kehidupan kita demi menjadi golongan menengah yang kuat, yang kemudian bisa memperkuat negara ini. Beberapa kiat tersebut tidak hanya terfokus pada bagaimana menjadikan kita menjadi lebih kaya, namun juga terdapat ajakan untuk berbagai kepada orang lain, dengan beramal ataupun memberikan ‘kail’ pada mereka yang kurang mampu.Di akhir bagian buku Untuk Indonesia yang Kuat: 100 Langkah untuk Tidak Miskin ini, terdapat 100 langkah rencana aksi keuangan yang bisa kita ikuti dan targetkan kapan kita bisa mencapai langkah demi langkah tersebut. Apa saja 100 langkah untuk tidak miskin itu? Berikut saya salinkan sebagian untuk Anda:1. Memiliki penghasilan2. Memisahkan pengeluaran bulanan dengan pengeluaran mingguan3. Pergi ke ATM seminggu sekali4. Mengerti cara kerja kartu kredit5. Utang kartu kredit lunas setiap bulan6. Membayar pajak dan melaporkan SPT7. Punya rencana keuangan buatan sendiri8. Mamu membayar semua tagihan/biaya hidup sendiri9. Punya dana darurat minimal sekali biaya hidup sebulan10. Punya fasilitas kesehatan yang cukup (dari kantor atau beli asuransi kesehatan sendiri)11. Mampu beramal minimal 2,5% dari penghasilan bulanan12. Memiliki rekening belanja13. Mampu menyisihkan 10% dari penghasilan bulanan untuk ditabung14. Mengatur penghasilan tahunan dan pengeluaran tahunan15. Mampu berlibur tanpa berhutang16. Mengerti tentang apa reksadana dan fungsinya dalam rencana keuangan17. Mengerti fungsi asuransi dalam rencana keuangan18. Punya rencana keuangan komprehensif buatan sendiri atau dibantu perencana keuangan independen.Loh kok hanya 18?Kebetulan, dari 100 langkah rencana aksi keuangan ini, saya baru sampai ‘mengamalkan’ hingga tahap ke-18. Untuk sisanya, Anda bisa membacanya sendiri di buku ini ya ^_^.Tidak menyesal kok kalau Anda membeli buku ini. Pesan yang ingin disampaikan disajikan secara menarik. Tidak sekedar buku merencanakan keuangan, tulisan di dalamnya berasal dari misi ingin Indonesia yang lebih kuat. Ligwina telah memberikan kontribusinya pada negeri melalui buku ini. Nah, kita juga bisa berkontribusi pada negara kita dengan melakukan apa yang ditulisnya di bukunya ini. Memang sih (bagi saya) harga buku setebal 240 halaman ini agak mahal, Rp 72,000.00. Namun sangat besar kemungkinan dari Rp 72,000.00 ini kita kelak bisa mendapatkan uang berlimpah-limpah yang jauh lebih besar. Oh ya? Saya sih percaya. less
Reviews (see all)
sapito
mengajak kita menerapkan perencanaan keuangan. Menabung saja tidak cukup, tapi juga berinvestasi...
sub
Bukunya bagus banget. Menambah wawasan dalam hal rencana keuangan pribadi. Very recommended book.
Bdavis
Sangat membuka wawasan. A must read book.
hoteli212
Complete explanation, :)
Beverly
Menampar.
Write review
Review will shown on site after approval.
(Review will shown on site after approval)