Seni Membuat Pilihan

Hidup ini pilihan. Itulah kenyataan hidup bahwa kita harus memilih dalam kehidupan yang kita jalani ini. Pilihan yang kita buat beragam, mulai dari pilihan yang mudah hingga pilihan yang sulit. Pilihan mudah seperti memilih baju yang akan dipakai, atau menu makan siang. Biasanya kita tidak akan kerepotan jika diminta memilih hal-hal tersebut. Seandainya kita hanya menghadapi pilihan-pilihan semudah memilih baju dan menu makan. Hidup akan lebih mudah. Hidup akan jadi makin menyenangkan. Bukan?

Kenyataannya pilihan ada juga yang sulit. Pilihan sulit seperti memilih jodoh, atau memutuskan apakah akan membuat usaha sendiri atau tetap bekerja sebagai karyawan. Kedua hal itu hanyalah contoh dari banyaknya pilihan sulit yang harus kita hadapi dalam hidup ini. Masalah muncul ketika kita tidak bisa membuat pilihan yang benar. Atau kita bingung apa yang harus kita lakukan agar bisa membuat pilihan yang benar. Inilah tujuan dari tulisan ini yaitu agar membantu anda bisa membuat pilihan yang benar.

 

Baba Shiv

 

Memilih adalah menentukan, menimbang, memikirkan jalan atau opsi terbaik dan paling sesuai. Baba Shiv, seorang profesor di Stanford University. Dia memfokuskan keahliannya untuk memahami bagaimana orang membuat pilihan dan bagaimana dampaknya terhadap pengalaman dirinya. Suatu ketika, ia mendapat kabar yang tidak enak yaitu istrinya divonis terkena kanker payudara yang sudah stadium 2.  Dokter menyarankan tiga rekomendesi yaitu satu : mengangkat payudara yang terkena kanker agar tidak menyebar, dua : melakukan operasi kecil tanpa mengangkat payudara, dan ketiga : menunggu pemeriksaan lanjutan. Baba Shiv, yang dalam kondisi shock, tidak tahu harus berbuat apa. Dia sama sekali tidak menyangka ini akan terjadi. Dia juga tidak memiliki pengetahuan medis yang cukup. Lalu apa yang harus Baba Shiv lakukan agar dia bisa membuat pilihan terbaik dan paling sesuai?

Pilihan yang banyak tidak selalu lebih baik

Baba Shiv harus memilih satu dari tiga rekomendasi yang diberikan oleh dokter. Seandainya dokter hanya memberikan dia satu pilihan saja, dia tidak perlu pusing harus memilih rekomendasi yang mana. Baba dihadapkan dengan paradox of choice yaitu tidak selamanya pilihan yang banyak mendatangkan kepuasan yang lebih. Pilihan yang sedikit mengurangi kebingungan, dan menghindarkan kita dari perasaan buruk yang berlebihan. Ketika kita memiliki banyak pilihan, maka memilih salah satu akan membuat kita menyesali pilihan yang tidak kita pilih. Bukannya membuat kita menjadi lebih baik, pilihan yang banyak membuat kita menjadi bingung dan merasa buruk.

Melebih-lebihkan kesenangan saat ini

Baba Shiv shock begitu mengetahui istrinya terkena kanker payudara. Peristiwa ini tidak ia duga. Ia kini harus menghadapi kesulitan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Rutinitasnya menjadi terganggu. Kenyamanannya tergoyangkan. Ia harus berjalan menuju ketidakpastian yang ia tidak tahu ujungnya akan seperti apa. Kegagalan dalam membuat pilihan biasanya disebabkan oleh 2 hal utama yaitu kesalahan dalam memperkirakan seberapa rasa sakit yang akan kita temui di masa depan dan terlalu melebih-lebihkan kesenangan yang kita miliki sekarang.

Terjebak dalam keegoisan

Baba Shiv tidak pernah menduga ia akan mengalami peristiwa ini : istrinya terkena kanker payudara. Hidup yang ia jalani selama ini bisa dikatakan baik-baik saja, walaupun tidak bisa juga dikatakan sempurna. Tetapi hidup yang baik-baik saja itu terganggu oleh berita penyakit kanker payudara yang menimpa istrinya. Ia shock menerima kenyataan bahwa hidup yang baik-baik saja itu sudah tidak ada lagi. Semakin ia berusaha mengembalikan kehidupan yang harus baik-baik saja atau sempurna maka ia akan terus berlari-lari dalam roda bernama keputusasaan. Sikap egois / individualistis membuat kita menjadi terbebani ketika memilih. Pandangan kita menjadi sempit. Kita berpikir kalau hidup ini adalah tentang saya, beban ini harus saya yang tanggung, hidup saya harus sempurna. Berhentilah menjadi sosok egois. Berhentilah berpikir semuanya adalah tentang diri kita dan untuk kita. Hidup tidak harus melulu agar kita bahagia atau untung agar kita tidak terjebak dalam keputusasaan mencari kesempurnaan. Daripada mencari kesempurnaan hidup sendiri, mulailah membuat pilihan yang bisa membuat sekeliling kita menjadi lebih baik. Dengan demikian kita terbebas dari usaha tiada akhir mengejar kesempurnaan.

STOP membandingkan

Baba Shiv menilai kabar penyakit istrinya sebagai musibah yang menimpa hidup keluarganya. Cara kita memandang / mempersepsi suatu peristiwa akan mempengaruhi bagaimana cara kita bersikap, apa yang akan kita pilih. Persepsi itu terbentuk melalui interaksi kita dengan dunia luar seperti apa yang dituntut oleh lingkungan sekitar dan apa yang kita jadikan pembanding untuk dijadikan ukuran kebahagiaan kita. Kebebasan yang sebenarnya bukanlah ketika kita semata-mata menjadi apa yang sistem bentuk, dan anjurkan. Namun ketika kita memiliki kesempatan untuk benar-benar mengetahui apa yang kita inginkan. Jadi stop membandingkan diri kita dengan orang lain. Stop juga merasa tertekan oleh tuntutan lingkungan sekitar.  Jadilah penentu bagi jalan kita sendiri.

Ketahuilah apa yang anda mau

Baba Shiv tentu sangat mencintai istrinya dan menginginkan kesembuhan istrinya. Hal inilah yang menjadi tuntunannya dalam membuat pilihan nantinya. Mengetahui apa yang kita mau akan membantuk kita menyaring pilihan-pilihan yang ada. Semakin banyak yang harus kita analisis, maka kita akan memilih pilihan yang paling mudah. Sebabnya adalah karena kita tidak tahu apa yang kita mau sehingga kita mudah dipengaruhi oleh faktor eksternal atau komponen-komponen yang seharusnya tidak perlu kita analisis saat membuat pilihan. Dalam menghadapi pilihan, yang perlu kita lakukan adalah membuka pikiran dengan luas. Lalu berusaha menemukan apa yang kita inginkan, dan alasan yang bisa kita gunakan untuk memutuskan pilihan tersebut.

The Driver Seat

Baba Shiv tidak memiliki pengetahuan medis yang dapat membantu dia memilih penanganan lebih lanjut bagi istrinya yang terkena kanker payudara. Ia sedang berada dalam posisi sebagai pengambil keputusan atau duduk dibelakang kemudi. Mengambil posisi sebagai pengambil keputusan (besar) bisa menjadi saat-saat yang menyiksa dan juga melelahkan. Tanggug jawab besar inlah yang membuat konsentrasi kita terpecah. Kita akan terus menerus mempertimbangkan keputusan kita. Baba Shiv memilih menyerahkan pengambilan keputusan kepada dokter. Ia memilih menjadi penumpang, dan menyerahkan kendali kemudi. Ia menyerahkan keputusan kepada orang lain. Bukan berarti dia bodoh! Namun ia memahami dirnya punya keterbatasan, baik emosional dan pengetahuan.

Kesimpulan

Bagaimana cara menghadapi pilihan berat?

  • Sadari bahwa setiap pilihan memiliki kelebihan dan kekurangan
  • Pilihan sulit dan mudah itu sejatinya adalah kata sifat yang kita definisikan berdasarkan pengalaman kita
  • Temukan alasan mengapa pilihan itu cocok bagi kita
  • Pilihan yang berat akan membentuk diri kita menjadi pribadi yang kuat.
  •  Berikut beberapa trik untuk mengatasi pilihan yang banyak

  • Konkritkan : Pilih yang konkrit, tidak mengawang-awang.
  • Potong : Cukupkan dengan pilihan yang semua sudah ada. Stop membayangkan pilihan-pilihan lain. Toh tanpa pilihan lain itu kita sudah bisa membuat pilihan.
  • Kategorikan : Buat kategori sederhana untuk membantu melihat perbedaan dari 1 pilihan dengan pilihan lainnya.
  • Mulai dari pilihan mudah : Ini bertujuan membangun keterikatan sehingga pada saat tiba di pilihan sulit, kita akan punya motivasi lebih.
  • Advertisements Share this:
    Like this:Like Loading... Related