Rate this book

Vierundzwanzig Augen (1952)

by Sakae Tsuboi(Favorite Author)
3.63 of 5 Votes: 4
ISBN
3850409430 (ISBN13: 9783850409438)
languge
English
publisher
Vindobona Verlag
review 1: Awalnya, saya baca Bothcan kemudian Saga no Gabai Bachan dan kemudian tertarik untuk baca buku-buku sejenis. Waktu lihat di Gramedia sampul buku ini beserta judulnya, Dua Belas Pasang Mata, langsung mengingatkan saya sama buku-buku tersebut dan akhirnya memutuskan untuk membeli.Cerita 12 Pasang Mata memang agak mirip-mirip sama kedua buku yang saya sebutin di atas, meski juga nggak sama. Di buku ini, diceritakan tentang kisah seorang guru, Miss Koishi, guru muda yang ditempatkan di sebuah daerah terpencil pinggir laut, berlatar tahun 1928. Dengan semangat dan idealisme orang muda. Awalnya ia dinilai buruk oleh murid-murid dan para orang tua, namun dengan 'kepolosannya' ia berhasil memenangkan hati mereka.Cerita sendiri kemudian akan mengalir cepat. Ke masa-masa perang yang... more terdengar samar-samar dari desa, tapi berefek pada kehidupan mereka. Murid-muridnya yang beranjak besar dan memiliki jalan hidup masing-masing. Kehidupannya mengalami pasang surut setelah hidup berkeluarga. Ini bukan cerita tentang heroisme, tapi lebih sebagai sebuah cerita yang 'apa adanya'. Miss Koishi sendiri bukan tokoh utama dalam buku ini dan ke-12 murid-muridnya juga tidak mendapat penggambaran secara detail (tentu saja, karena kemudian akan terlalu banyak tokoh yang membuat pusing pembaca, hehe). Pendeknya, ini cerita tentang suatu masa di Jepang, tentang pendidikan, juga sekilas tentang kehidupan mereka. Begitu saja. Cukup bermanfaat lah untuk menambah pengetahuan tentang Jepang ^-^
review 2: Akhirnya buku yang bercerita tentang interaksi seorang guru dengan 12 orang murid, juga keluarganya , berhasil saya baca tuntas. Buku ini membahas tentang banyak hal, pendidikan,gaya hidup masyarakat pedesaan, juga akibat perang pada kehidupan masyarakat. Betapa perang selalu menyisakan kesuraman demi kesuraman. Anak- anak yang putus sekolah, masuk ketentaraan dan pulang dalam peti berisi abu, orang tua yang kehilangan pekerjaan, keluarga yang tak utuh lagi karena salah satu anggotanya yang pergi dan tak kembali. Tak peduli, kemenangan atau kekalahan yang diraih, perang selalu menyisakan perih...Sayangnya, karena ini buku terjemahan, serasa ada jeda antara yang dimaksud pengarang dengan hasil terjemahan. Serasa tidak berhasil tuntas menangkap ruh dari cerita ini...Tapi buku ini tetap lebih dari layak untuk dibaca, sebagai semacam pengingat, damai ribuan kali lebih baik dari perang, bagi siapa pun... less
Reviews (see all)
brittnierheayn
There was a good message, but, despite the short length of the book, it took way to long to say it.
prodipov
hmmm...sampul bukunya glittering ceritanya juga mantaf =) sangat mengispirasi =D
heath
Let's say that this book is a light reading but meaningful.
Mikaylah
Watched the movie first but the book doesn't disappoint.
ssdubs
pas untuk mengawali 2014
Write review
Review will shown on site after approval.
(Review will shown on site after approval)