Rate this book

Camar Biru: Cinta Tak Selalu Tepat Waktu (2012)

by Nilam Suri(Favorite Author)
4 of 5 Votes: 6
ISBN
9797806030 (ISBN13: 9789797806033)
languge
English
genre
publisher
GagasMedia
review 1: Hhh... buku ini nyesek bacanya. Hiks.So, Camar Biru bercerita tentang perjanjian konyol dua sahabat bernama Nina dan Adith. Mereka sudah bersahabat dari kecil, mengikuti jejak abang Nina, Naren, dan abang Adith, Sinar, yang juga bersahabat.Kehidupan Nina yang tadinya ceria tiba-tiba berubah jadi kelabu sejak kepergian Naren yang tiba-tiba. Sinar pun meninggalkan dia. Cuma Adith yang ada di sisi Nina.Suatu malam, saat kedua anak itu mabuk, mereka berjanji kalau sepuluh tahun dari hari itu mereka tidak juga menikah, Adith akan menikahi Nina. Camar biru yang mereka buat dari kertas itu akan menjadi saksinya.Dan sepuluh tahun pun berlalu. Nina dan Adith belum juga menikah. Itu artinya Adith harus menikahi Nina.Biarpun kedengarannya konyol, tapi perjanjian itu sebenarnya sangat... more berarti buat Adith karena dia sebenarnya memang sayang sama Nina. Adith lalu mengungkapkan perasaannya ke Nina dan dengan senang hati Nina menerima perasaan Adith. Nina tahu kalau Adith sangat mencintainya dan sepertinya Nina juga cinta sama Adith.Sayang saat mereka sudah terbuka seperti itu, hubungan mereka terbentur dengan rahasia yang disembunyikan Nina.Oh iya, di dalam cerita ini Nina ada masalah dengan ibunya akibat kepergian Naren. I loved that scene actually, waktu Nina datang ke rumah orangtuanya, meminta restu untuk nikah sama Adith. Kebetulan pas baca ulang buku ini beberapa hari lalu, gue lagi berduka. Ya nggak seberat duka yang Nina rasakan, tapi gue memang merasa duka itu memayungi hari-hari gue menjadi kelabu. Adegan saat Nina meninggalkan rumah dan menangis di pelukan Adith tiba-tiba aja menghilangkan rasa duka di dalam hati gue. Waktu Nina bilang "Hari ini, gue membebaskan diri sendiri", saat itu juga rasa duka gue hilang. Yes, I should let that pain gone. I should let myself free. *jadi curhat*Sayangnya we can't have a happy ending here. Camar Biru kasih open ending buat kita. Gak sad, gak juga happy. Cerita ini bisa membuka cerita baru untuk Adith dan Nina. But I wished they'll end up together. They're so cute and cool. Persahabatan mereka gak palsu. Gue suka dengan cara bicara mereka yang terbuka dan nyablak. And how I love Adith's character.God, dimana ya bisa ketemu cowok kayak Adith?
review 2: Camar Biru bercerita tentang seorang cewek bernama Nina dan cowok bernama Adith, yang terjebak dalam sebuah janji konyol. Sepuluh tahun lalu, mereka berjanji, jika sepuluh tahun setelah hari itu mereka belum mendapat jodoh dan menikah, maka mereka berdua yang akan menikah. Sepasang burung camar yang terbuat dari kertas berwarna biru, menjadi saksi dan bukti perjanjian konyol itu. Premis yang unik.Kalo tema sahabat jadi cinta dan perjodohan sudah dianggap pasaran, maka tema novel ini bisa dibilang gabungan dari keduanya. Sahabat yang terjodoh. (halah!)"You don't have to say it, but when love is in the air, you just know it's there." ― Camar BiruBanyak hal yang membuat novel ini berbeda dengan novel 'contemporary' romance kebanyakan. Gaya bahasa yang digunakan sangat ringan, kayak bahasa sehari-hari yang kadang ceplas-ceplos, apalagi waktu baca sapaan (atau umpatan?) antar tokoh, seperti Kampret, Kunyuk, Monyet, Beruk, dll.. Kasar tapi bikin nyengir. Tapi, ada juga narasi yang bikin haru menggaris mewek, waktu Nina meratapi masalah dengan kedua orangtuanya. Diksi yang dipilih penulis pun gak dipaksakan untuk puitis apalagi quotable. Yang cuma bikin agak ganggu, adalah penggunaan bahasa Inggris dalam dialog beberapa tokoh di novel ini. But… bisa dimaklumi, karena memang tokohnya dipaparkan sering bolak-balik ke luar negeri sih. Maklum, horang kayah!Keputusan penulis untuk menempatkan 2 point of view (sudut pandang), aku nilai sangat berhasil. PoV 1 dari Nina dan Adith secara bergantian, membuat karakter kedua tokoh ini makin matang. PoV 3 juga membawa cerita makin mengalir dari sudut yang berbeda, menyorot tokoh lain seperti Sinar, Naren, dan Danish. Cara bertutur penulis juga patut diacungi jempol, bisa menyisipkan satu persatu clue (sebagai konflik) dengan rapi hingga klimaks. Aku malah sempat terkecoh karena berusaha menebak-nebak konflik apa yang menimpa tokoh Nina di masa lalu. Honestly, menurutku masih ada yang kurang sih. Bab terakhirnya terlalu FTV. Happy ending, namun terkesan klise. Seandainya ada sedikit efek kejutan di bagian epilog, maka nyaris sempurnalah novel ini. Serius.Camar Biru bisa dibilang novel yang kompleks. Konflik utamanya bukan hanya apa yang tersirat dari judul, atau masa lalu suram si tokoh utama, tapi pertanyaan sederhana: “Apa yang akan terjadi ketika satu sisi dari sebuah persegi lenyap?”Sebuah novel debut yang berhasil. Can’t wait for Nilam’s second book! less
Reviews (see all)
aj_shichou515
Selesai :DPengin punya sahabat kayak Adith ({})Review lihat pembaca lain ya, hohohoho ;D
Sofia
Tidak sesuai ekspektasi walaupun tetap lumayan.
roy
review menyusul di akhir bulan :)
Pamelamax
suram tapi manis
Vinita
god
Write review
Review will shown on site after approval.
(Review will shown on site after approval)