Rate this book

Bokutachi No Unmei (2012)

by Orihara Ran(Favorite Author)
4.57 of 5 Votes: 4
languge
English
genre
publisher
DIVA
review 1: Oke.Buku ini aslinya adalah sekuel dari buku satu yang berjudul "Aidoru no Sekai ni Yoroshiku", tapi gak perlu baca buku satu untuk baca buku ini, karena buku ini berdiri sendiri.Di buku kali ini, menceritakan tentang Asaoka Ichi, yang merupakan salah satu aktor paling berbakat dan terkenal saat ini. Sayangnya, dari dulu Ichi terkenal dingin. Ichi baik, hanya saja dia tidak pandai mengekspresikannya dengan baik.Lalu suatu hari, dia dipasangkan dengan seorang gadis yang merupakan adik kelas dua tingkat di bawahnya. Gadis itu bernama Hinagizawa Kanon.Kanon adalah gadis yang terkesan anti sosial, selalu berwajah datar tanpa ekspresi, dan hanya makan satu jenis makanan ringan dalam waktu lama. Dalam kasusnya yang sekarang, dia hanya makan Stick Pocky, semacam biskuit gitu.Mere... moreka berdua di sandingkan dalam sebuah dorama yang berjudul "Bokutachi no Unmei" atau yang berarti "Takdir Cinta". Awalnya Ichi tidak mengerti, dimatanya, Kanon adalah gadis yang sangat aneh, bicaranya saja sangat lamban. Tapi ternyata, Kanon mampu menunjukkan bahwa dia berbakat. Dia bahkan berhasil membuat Ichi mengikuti gaya berperannya, yang biasanya, justru Ichilah yang mengambil alih.Ichi benar-benar dibuat kagum, karena ternyata Kanon sangat-sangat hebat dalam bidang akting. Sifatnya yang terkesan ansos dan selalu pasang wajah datar bisa langsung berubah ketika di depan kamera. Menjadi seseorang sesuai dengan peran yang dimainkannya.Disini, sifat Ichi perlahan-lahan mulai berubah, dia mulai sering tersenyum, apalagi jika di dekat Kanon. Ichi dapat memahami Kanon dengan sangat baik, hingga Kanon yang semula tidak punya ekspresi bisa mengeluarkan ekspresinya secara perlahan di luar adegan film.Kisah cinta Ichi dan Kanon berjalan sangat natural. Di dalam novel ini, kisah-kisah Kanon dan segala kepolosannya mempunyai daya tarik tersendiri. Belum lagi dengan istilah-istilah entertaiment Jepang yang terkandung di dalamnya, benar-benar menambah pengetahuan. Karakter Ichi maupun karakter Kanon diolah dengan sangat baik. Adegan di dalamnya juga terasa sangat mengalir, membuat tertawa, tapi juga bisa membuat menangis. Pokoknya layak untuk di baca.
review 2: A Gakuen, adalah sekolah yg sepertinya dikhususkan untuk orang2 yg berniat terjun ke dunia entertain, entah itu model, penyanyi, bintang film/dorama, dll.Bukan.. bukan sekolah trainee seperti SM entertainment. Ini benar-benar sekolah seperti sekolah biasa, yang belajar, dan kantinnya akan penuh saat istirahat. Hanya saja sekolah ini 'special', muridnya berasal dari 2 golongan. Seorang artis, dan seorang calon artis.Sekolah yg muridnya total 300 ini sendiri memiliki perlakuan khusus pada tiap kelasnya. Tiap angkatan ada 5 kelas yg terdiri dari kelas A-E.Kelas A bisa dibilang kelas 'yg dianak emas kan'. Isinya anak-anak yg bisa dibilang unggul dan berprestasi.Lucunya, prestasi di sekolah ini dilihat dari 'seberapa lakunya si murid di dunia entertain'. Semakin laku dan terkenal, semakin dianggap berprestasi. Tak heran, anak kelas A setiap harinya sering yg masuk cuma sedikit. Sisanya absen atau bolos karena schedule padat. Sedangkan anak kelas B C D, apalagi E, lebih rajin masuk sekolah. Anak kelas E adalah kelas yg anak-anaknya selalu full setiap harinya, nggak ada absen. Kalau di sekolah biasa, tentu seharusnya anak kelas E lah yg disebut kelas teladan. Tapi berhubung ini Sekolah A Gakuen, justru kelas yg paling banyak alpanya lah yg dianggap kelas ter the best -,,-. Kalau sekolah begini mah aku juga mauuu... WkwkwkIchi adalah salah satu siswa di kelas A yang paling jarang masuk sekolah. Jelas saja, karena ia adalah bintang yang sangat berbakat. Penyanyi nomor satu, plus acting nya oke. Artis kelas atas lah pokoknya. Tidak heran schedulenya padat, kebanjiran job.Kakeknya adalah direktur yg berkuasa di sekolah itu.Ichi itu cowok yg mungkin sekilas terlihat sangat dingin, kaku, dan tak banyak bicara. Ia juga tak terlalu peduli dengan keadaan sekitar, apalagi sama orang asing yg baru dikenal.Namun, ketika kakeknya meminta ia main dalam sebuah dorama baru, dan dipasangkan dengan seorang gadis bernama Kanon dalam sebuah dorama, suka tak suka, mau tak mau, dengan tanpa ia sadari ia tak bisa untuk tidak peduli atau pun mengabaikan keberadaan gadis itu. Gadis aneh, yang terlihat tidak sangat manusiawi dengan segala tingkah laku anehnya itu berhasil menarik seluruh perhatiannya. Di mata Ichi, daripada manusia, Kanon lebih seperti makhluk asing yg entah dari planet mana.Gadis yg raut wajahnya tak pernah berekspresi, selalu irit kata, dan terkesan autis... bagaimana ia bisa berkerja sama dengan gadis itu? Apa gadis autis nan super aneh itu bisa beracting dengan baik?Ichi lupa dengan perkataan kakeknya yg pernah mengatakan padanya, "Karena pandangan mata kita terbatas, biasanya kita cuma melihat apa yang ada di depan kita. Tapi, jangan pernah berhenti untuk melihat." ----Bingung mau kasih 4 bintang atau 5 bintang.Ada beberapa hal yg rasanya 'miss' saat membacanya, namun aku tak tahu pasti apa itu.Dan sudut pandang cerita ini 'campur aduk' . Di awal cerita cenderung menggunakan sudut pandang Ichi, tapi kadang tau-tau tanpa angin dan hujan sudut pandangnya berpindah ke Kanon -,,-Mungkin kalau secara terpisah sih tidak terlalu masalah. Tapi masalahnya, sering masih dalam 'satu bagian/scene' sudut pandangnya berpindah dari Ichi kok tau-tau terselip sudut pandang Kanon. Nggak mengganggu sih, tapi menurutku kurang bisa dibenarkan saja. Kenapa penulis nggak menggunakan sudut pandang ketiga saja kalau begitu? -,,-Tapi aku suka dan menikmati sekali saat membacanya. Walau ceritanya sederhana, sangat simpel, tapi menurutku sangat menarik. Tentu saja penyebab rasa tertarik ini adalah karena pembawaan karakter Kanon yang 'unik' itu, hehe.Kanon tak hanya berhasil menarik perhatian Ichi dan orang2 yang terlibat dalam cerita ini, tapi juga berhasil mencuri perhatianku.Jujur saja, setiap membuka halaman buku ini, aku selalu diselimuti rasa penasaran, sedikit berdebar, menantikan kira-kira 'kejutan' apalagi yang akan diperlihatkan Kanon. Aku juga selalu menerka-nerka dan penasaran dengan 'sebenarnya apa yg Kanon pikirkan' lalu dibuat terpana dan terkesima saat ia memikirkan dan.melalukan hal-hal yang diluar dugaanku. Karakter Kanon itu AMAZING walau aneh hehehe.Hmm... Saat membayangkan karakter Ichi entah kenapa sosok Matsumoto Jun yang nyantol di kepalaku hehe.Sedangkan Shota, aneh bin ajaibnya aku malah terbayang sosok Restu, pemain di Tukang bubur Naik haji the series (yang suka ngikutin Tukang Bubur pasti tahu). Aneh kan??? Restu itu memang bukan orang Jepang.. tapi entah kenapa karakter dia begitu pas dengan Shota, sehingga yg terbayang justru wajahnya -,,-Sedangkan Kanon, aku malah membayangkan diriku sendiri hahahaha -,,-Bukannya aku narsis atau bagaimana, tapi itu terjadi di luar kendaliku. Tidak tahu kenapa malah membayangkan Kanon itu diriku sendiri.Entah itu mungkin karena Kanon berhasil menyeretku masuk dalam dunianya, atau bagaimana, entah lah..Yang jelas secara pembawaan karakter, aku agak berbeda dengan Kanon walau dalam sedikit hal ada yang sama.Oh..sebenarnya aku dan dia sama, hanya saja aku lebih manusiawi, sedangkan Kanon itu 'robotwi'.Aku pendiam kalau bersama orang asing, tapi tak sekaku itu. Dan juga tak suka keramaian. Sering merasa tak nyaman. Tapi aku bisa beradaptasi.Kanon itu robotwi. Sama siapa saja ia kaku, diam, dan cenderung sangat-sangat-sangat 'aneh'. Dan aku juga suka acting. Apa mungkin ini yang membuatku bisa menyelami karakter Kanon hingga membayangkan image ku sendiri sebagai dia? -,,- Entah lah.Cuma bedanya adalah cara berpikir kami. Aku cenderung menerima apa yang ada di depan mata, sedang Kanon sepertinya hanya bisa menerima hal-hal yg menurutnya masuk di akalnya.Dalam acting pun dia berpikir 'memerankan suatu karakter harus ada sebab kenapa karakternya begitu'. Misalnya karakter yang ia perankan adalah gadis yang senang melukis. Kanon merasa ia harus tahu kenapa gadis itu senang melukis. Kalau ia tak tahu alasannya, menurutnya ia tak akan bisa memerankan karakter itu.Jadi aku pikir, Kanon itu benar-benar ingin menjiwai perasaannya.Kalau aku, saat aku disuruh misalnya 'kau harus memasang wajah benci saat melihat tas sekolagmu. Tunjukkan perasaan bencimu dengan melemparnya atau menginjaknya ke tanah', maka aku akan melakukannya tanpa mau capek-capek mikir 'kenapa aku harus benci tas sekolah itu' hahaha.Sesederhana itu bagiku soal acting. Aku akan melakukan apapun sesuai dengan perintah atau teksnya. Kalau disuruh nangis guling2, aku lakukan. Disuruh menampar orang dengan wajah bengis, akan kulakukan. Sesuai skenario.Tapi Kanon tak berpikir sesederhana itu. Itu lah Kanon! Gadis yang awesome dan sulit ditebak pikirannya hehe.Oh ya, kayaknya salah satu hal yg menurutku 'miss' itu adalah 'alasan kenapa kakeknya Ichi merasa Ichi akan cocok menjadi partner Kanon dalam dorama'. Semestinya dijelaslan alasannya. Karena cerita ini sendiri sudah menegaskan dan memberikan gambaran pada pembacanya bahwa 'selalu ada alasan dibalik semua hal, seabsurd apapun itu'. Jadi menurutku, ketika si kakek telah merencanakan sejak awal agar Ichi berpasangan dengan Kanon dalam sebuah dorama, seharusnya ada alasan kuat di balik itu, yang sayangnya sama sekali tak dijelaskan di sini.. Jadi karena ada beberapa 'miss' dan juga hal-hal kecil lainnya yg tidak terlalu mengganggu tapi menurutku bisa mempengaruhi bintang. Contohnya, seperti ada sebuah halaman buku ini yg terbalik cetakannya -,,-. Juga, pendeskripsian penulis yg sering berulang-ulang, tentang Ichi si cowok berambut pirang abu2, Shota si cowok gothic namun super narsis, Kanon si gadis berjalan super lambat, irit kata, muka datar, dll sampai hapal aku -,,-. Itu baru sebagian, masih banyak lagi (belum lagi tokoh-tokoh yg lain). Merusak suasana -,,-. I mean, aku sudah tahu mereka 'begitu', nggak perlu diingatkan berulang kali, apalagi peringatannya di setiap scene baru, hhhh... Tapi untung saja jalan ceritanya menarik... dan jepang banget hehe. Kalau saja aku sebelumnya nggak tahu kalau ini karya orang Indonesia, pasti aku udah tertipu. Karena nama penanya 'orihara Ran' dan ceritanya asli Jepanggg bangettt. Baca ini benar-benar kayak lagi di Jepang, dan kayak nonton dorama Jepang. Nggak kayak Winter in Tokyonya ilana Tan yang ... bagus sih ceritanya, tapi kurang menggambarkan unsur Jepangnya. Jadi ... ... 4 bintang deh :) less
Reviews (see all)
gutierrez_althea
I think this book stated that we must not look upon someone from physical course Good Job :)
rebeholguin
too short.the story is too shortbut it's good :Drecommended !!
jmccarren18
i just want to read
rinku
read
Write review
Review will shown on site after approval.
(Review will shown on site after approval)