[Resensi Buku] Imaji Terindah : Kisah Cinta Si Bungsu Hanafiah

“Legent says, when you can’t sleep at night, it’s because you’re awake in someone else’s dream.”
(Imaji Terindah, halaman 205)

Untuk yang sudah lama berkenalan dengan Keluarga Hanafiah pasti sudah tidak asing lagi dengan buku ini. Yap, Imaji Terindah sebelumnya sudah pernah terbit sekitar tahun 2007 (Lukisan Hujan, 2006) dan akhirnya diterbitkan ulang oleh Penerbit Literati pada akhir 2016 lalu—terima kasih infonya, Google—dengan menambahkan dua cerpen yang masih berhubungan dengan Keluarga Hanafiah.

Imaji Terindah berisi tiga cerita—cerpen Sakura Emas, Novella Imaji Terindah, serta cerpen Air Mata Pedang. Sakura Emas bercerita tentang Kei, bungsu dari Klan Kaminari, salah satu klan pelopor dan berpengaruh di Jepang. Kei yang awalnya tidak suka karena dimasukkan ke sekolah elit Higa International School oleh ayahnya berubah pikiran saat bertemu dengan Kania di awal masuk sekolah. Kei yang punya ‘kekuatan’ misterius mendadak menjadi pengagum Kania, gadis yang berasal dari Indonesia, berkepribadian unik, dan ceria.

Kisah kedua adalah novella berjudul Imaji Terindah. Berkisah tentang salah satu Hanafiah, Christopher Hanafiah, yang bertemu dengan murid baru dari Jepang bernama Kianti–atau Aki–dan langsung ‘menembak’nya pada awal pertemuan mereka. Aki yang cantik dan energik memang menolak sang Prince Christopher, tetapi ia juga menawarkan persahabatan bagi Chris. Sayangnya, Chris lambat laun tak ingin hanya menjadi sekadar sahabat. Demi Aki, ia pun nyaris mengorbankan banyak hal. Banyak kejutan di cerita ini, termasuk hadirnya Kaminari Kei di antara mereka berdua. Eh, kok bisa, ya? Kei bukannya di Jepang? Nah, baca sendiri deh biar seru. :p

Kisah ketiga adalah cerpen berjudul Air Mata Pedang. Kali ini Mbak Sitta mengangkat kisah Carlo Andara Hanafiah–atau Nara–salah satu sepupu Chris. Nara tinggal di New York dan lebih menyukai petualangan. Hal misterius pada Nara adalah sebuah gambar mirip rantai di bagian kiri atas punggungnya yang menyerupai tato. Benda yang sangat mirip dengan ‘tato’-nya kemudian ia temukan di sebuah museum. Benda bernama Sword’s Tears.

*

Ini kali pertama saya berkenalan dengan #KeluargaHanafiah karya Mbak Sitta. Sebelum membaca buku ini, saya memilih untuk mencari tahu tentang #KeluargaHanafiah biar tidak bingung saat mulai membaca. Terima kasih kepada Noni yang memberikan silsilah #KeluargaHanafiah dan urutan buku Seri #KeluargaHanafiah kemarin.

Buku ini seperti memiliki kekuatan magis tersendiri. Jangan-jangan Mbak Sitta memang memberi semacam mantra pada buku-bukunya? Membaca buku ini juga membuka rasa penasaran saya pada kisah-kisah Hanafiah yang lain. Saya rasa dua cerpen di dalam buku ini adalah pembuka pada kisah luar biasa yang lain tentang Kei-Kania dan Nara-Sword’s Tears-nya.

Mbak Sitta menggabungkan budaya modern dan tradisional dalam karya-karyanya. Dapat dilihat dari tokoh-tokohnya yang masya Allah kaya dan hidup dengan modern, tetapi masih menjunjung tradisi-tradisi keluarga. Juga terselip beberapa informasi juga. Penyebutan merk dalam buku ini juga tidak berlebihan. Saya, sih, suka. Enggak tahu kalau Mas Anang.

Setelah #ImajiTerindah, saya tidak sabar membaca Seri #KeluargaHanafiah yang lain.

**

Judul buku: IMAJI TERINDAH | Penulis: Sitta Karina | Editor: Siti Nur Andini | Penerbit: Literati | Tahun terbit: 2016 | Jumlah halaman: 290 halaman | ISBN: 978-602-8740-60-9

Advertisements Share this:

Like this:Like Loading... Terkait