Magical Seira : Seira and The Legend of Madriva

Judul                       : Magical Seira : Seira and The Legend of Madriva

Pengarang             : Sitta Karina

Jumlah halaman :  halaman

Tahun terbit        :

Penerbit                : Penerbit Buah Hati, imprint dari Penerbit Lentera Hati

Seira Hasanah yang pemalu merasa hidup di atas kendali orang – orang sekitarnya: Bunda yang selalu mengatur agenda hariannya agar ia menjadi sosialita terpandang serta para sahabat cheersleader-nya yang bersikap dominan, bahkan terhadap siapa yang menjadi pacarnya. Putus asa menghadapi perpisahan orang tuanya sekaligus perasaan dirinya yang tak tersampaikan kepada Abel -satu – satunya cowok di tim sepak bola yang bersikap apa adanya di antara segerombolan populer- Seira pun berharap dirinya menghilang. Hanya saja ia tak menyangka hal itu benar – benar terjadi! Kini yang terbentang di depan Seira adalah dunia dengan istana yang melayang di langit, pelangi yang dapat meninggalkan bercak merah pada tangannya, serta sosok yang menunggunya dengan paras sama seperti Abel… hanya saja yang ini tampak sangat berbahaya.

Seneng banget waktu tau buku Sitta Karina lagi diskon besar di bulan Agustus kemarin. Akhirnya kalap beli 4 buku. Buku – buku ini mengingatkan aku sama masa SMA. Walaupun untuk usia sekarang ketuaan buat baca novel remaja kayak gini cuma aku inget banget salah satu artikel pentingnya feeding our inner childhood. Kegiatan ini bener – bener refreshing buat aku. So, here my review for this book.

Menurut aku cerita tentang keinginan Bunda untuk membuat Seira menjadi sosialita kelas atas dan cara teman – teman memperlakukan Seira itu masuk diakal. Walaupun aku gak begitu ngerti dengan kegiatan sosialita jet set tuh kayak gimana, kecuali afternoon tea dan fine dining. Buat aku cara Sitta karina mengulas brand – brand dicerita ini oke. Walaupun gak detail kayak parfume Seira pake apa, sabun, bahkan nyebut merek mobilnya Seira juga enggak. Menurut aku sih kurang total. Secara cerita, ini bener – bener unik karena gak ketebak. Disatu sisi aku juga ikutan bingung ini sebenernya yang jahat siapa ya? Bertanya – tanya sama seperti Seira. Tapi ntah kenapa kurang greget jadi sempet bosen bacanya ditengah cerita. Dan aku sebenernya bertanya – tanya saat Seira ke Madriva dia itu berbicara bahasa lokal kah? Karena gak pernah dibahas. Kedua, gak pernah diceritakan perpindahan Seira dari jurang terdalam di Madriva ke kediaman Mina. Itu juga jadi pertanyaan aku selama baca. Ketiga, perjalanan Seira dan Mina juga Tipsi ke istana Aswattaya itu terlalu mudah. Hemat aku semudah apa sih kita masuk istana kepresidenan? Ada banyak barrier yang mesti kita lewati kan? Nah di cerita ini kurang menurut aku. Bagaimanapun keadaan Madriva saat itu sedang perang. Gak perang aja pasti penjagaannya ketat apalagi saat perang. Keempat, apakah tidak ada perbedaan waktu antara Kaia dan Madriva? Mengigat Seira terjebak di Madriva berhari – hari. Seharusnya Bunda merasa khawatir dan banyak hal yang hilang juga. Kelima, legenda Madriva tidak dijelaskan dengan runut dan rinci dibuku pertama. Padahal buku ini jelas judulnya Seira and The Legend of Madriva. Agak unik juga setiap Tipsi bercerita Mina menunjukkan rasa tidak sukanya. Mungkin karena Mina tidak sepenuhnya percaya pada Seira?

Nah sekarang aku membahas kejanggalan di buku ini. Dihalaman 48 diceritakan bahwa Seira membawa buku hingga seluruh bukunya terjatuh yang aku baca dari halaman sebelumnya tidak diceritakan Seira membawa buku. Dihalaman 56 diceritakan bahwa Seira pulang dari pesta dengan berjalan kaki. Kenapa gak pakai taksi? Bukankah Seira bisa bayar dirumah? Menurut aku semembumi apapun seseorang pulang malam dengan jalan kaki dan memakai gaun pesta tuh agaknya berlebihan. terlebih untuk ukuran kota Jakarta yang kejahatan bisa aja terjadi. Dihalaman 59 jelas disana dikatakan Seira mengakui Bunda menyuntikan dana untuk prom night tapi di halaman yang lain Seira menyangkal hal tersebut. Tidak sinkronnya kejadian di halaman 123 Tipsi terbang ke laci tapi di halaman 125 Mina meraih sarang burung Tipsi.

Selain pemaparan diatas, aku suka ending-nya. Aku suka gambaran besar ceritanya. Sikap Seira yang malu – malu. Sikap Abel yang juga cuek – cuek perhatian. Sikap teman – teman Seira yang menurut aku close into reality. Nilai plus lainnya adalah adanya sketsa ceritanya. Menurut aku kalau kalian mau baca buku ini harus baca sampai seri terakhir karena serunya cerita ini dibuku selanjutnya.


Over all aku cuma bisa kasih nilai 7/10 buat buku ini dibanding buku sebelumnya yang aku baca masih magical Seira bisa dibaca di sini, ceritanya cenderung hambar. Menarik tapi ada yang kurang. Mungkin kalau ditambah cerita dan halamannya jadi lebih oke.

Lanjuuuuut ke quotes favorite aku di buku ini

“Tapi, bukankah orang kadang susah mengakui apa yang sesungguhnya berkutat di hatinya?”

“Sesuatu yang dipaksakan tidak akan berlangsung lama; sesuatu yang dipaksakan tidak akan pernah berakhir baik.”

“…bahwa anak pintar pun tetap butuh perhatian dan curahan kasih sayang orang tuanya.”

“A man can learn many things from a dog: obedience, loyalty, and the importance of turning around three times before lying down.” Robert Charles Benchley

“The high minded-man will definitely care more for the truth than for what people think.”

“Mengapa kau selalu berpaling dari kenyataan? Sepahit apapun kenyataan tetaplah kenyataan.”

I hope this article is entertain you.

 

With love,

 

Anastasia

 

 

Advertisements Share this:
Like this:Like Loading...