Review Buku #53 – Snow Like Ashes ‘Snow Like Ashes 1’ (2014)

A heartbroken girl. A fierce warrior. A hero in the making.

Selama 16 tahun, hidupnya adalah kebohongan. Meskipun seorang Winterian, ia tidak mempunyai kenangan apapun tentang negeri asalnya. Ia hanya seorang yatim piatu yang bermimpi untuk membebaskan Winter dari kekangan Spring. Tapi apa seorang perempuan biasa sepertinya bisa berguna untuk Winter?

16 belas tahun yang lalu, kerajaan Winter dihancurkan oleh Angra Manu, Raja Spring. Banyak Winterian yang mati dan ditangkap untuk dijadikan budak oleh Spring. Raja Duncan dan Ratu Hannah Dynam yang merupakan pemimpin Winter juga meninggal. Conduit milik Winter dipisah menjadi dua dan diambil oleh Angra. Conduit adalah benda sihir yang dipakai oleh pemimpin suatu kerajaan untuk menyalurkan sihirnya ke rakyatnya. Dengan tidak adanya Conduit dan pemimpinnya, maka Winterian tidak bisa menggunakan sihir.

Faktanya, ada 25 Winterian yang berhasil kabur dari serangan Angra saat itu. Selama masih menghembuskan napas, tujuan mereka adalah merebut Conduit dan membangun kembali kerajaan Winter. 16 tahun berlalu, jumlah pejuang Winterian tersisa 8 orang. Kelompok kecil itu dipimpin oleh Sir dengan anggotanya : Alysson, Finn, Greer, Henn, Dendera, Mather dan Meira. Para Winterian itu selalu bersembunyi dari Spring namun tetap menjalankan rencana untuk membalas perbuatan kejam Spring.

Sometimes placing our belief in something bigger than ourselves helps us get to a point where we can be enough on our own, magic or no magic.

Meira dan Mather tumbuh besar bersama dan tidak pernah menginjakkan kaki ke Winter, karena saat Winter jatuh, mereka masih bayi dan langsung dibawa kabur oleh kelompok Sir. Yang membedakan antara mereka adalah Mather seorang calon Raja Winter karena ia anak dari Ratu Hannah, sedangkan Meira hanya Winterian biasa yang tidak tahu siapa orang tuanya. Meskipun Meira menyukai Mather, tapi Meira tahu bahwa suatu saat Mather harus menikah dengan wanita yang sederajat dengannya untuk memperkuat Winter. Meira hanya perempuan biasa tanpa kekuatan apapun dengan kesetiaannya pada Winter yang besar.

Setelah banyaknya perjuangan kelompok Sir menemukan lokasi Conduit, akhirnya diketahui bahwa Conduit milik Winter sedang berada di Lynia. Meira mendapatkan tugas pertamanya untuk menyelinap ke Lynia dan menemukan Conduit. Meskipun Meira hampir ditangkap dan dihalangi oleh Herod, orang kepercayaan Angra, ia tetap berhasil membawa Conduit ke kelompoknya. Walaupun hanya satu bagian Conduit, karena separuhnya ada di genggaman Angra langsung, setidaknya harapan untuk membangun Winter semakin dekat.

Not wanting to forget how horrible it is to kill someone is part of what makes you a good soldier.

Pasukan Spring mengetahui keberadaan Meira dan kelompoknya. Sir memutuskan untuk pergi ke Bithai, ibukota kerajaan Cordell dan meminta bantuan Raja Noam. Namun Raja Noam tidak membantu mereka secara cuma – cuma. Tanpa Meira ketahui, ia dijadikan calon istri bagi pangeran Theron. Status Meira dinaikkan menjadi seorang Lady agar pantas dinikahkan dengan Theron. Cordell dihubungkan dengan Winter melalui dirinya. Mather dan Sir membuat perjanjian dimana Cordell akan diperbolehkan untuk masuk ke Pegunungan Klaryn melalui daerah Winter. Pegunungan Klaryn adalah gerbang menuju lokasi dimana sumber sihir Primoria berada. Cordell ingin menemukan sumber sihir itu dan mendapatkan porsi sihir lebih banyak. Sebagai gantinya dari perjanjian itu, Cordell akan memberi tempat perlindungan bagi Sir dan kelompoknya. Meskipun Meira sempat menentang keras perjanjian itu dan marah karena dijadikan alat bagi kepentingan Winter, Meira berpikir hanya ini yang bisa ia lakukan untuk membantu Winter.

Hari dan minggu berlalu dengan Meira yang sibuk belajar menjadi calon ratu bagi Cordell. Dalam jangka waktu itu, Meira semakin dekat dengan Theron. Tak diduga, Meira merasa nyaman dan tidak masalah jika berada di dekat Theron. Berbeda dengan ayahnya Theron, Raja Noam, Theron sebenarnya tidak ada ambisi dengan politik. Tetapi selama hidupnya, Theron tidak pernah menolak setiap ia menjadi “alat” yang disuruh oleh Raja Noam untuk melakukan ini itu. Karena nasib Theron sama dengan yang Meira rasakan dimana ia terpaksa menjadi “alat” penghubung antara Cordell dengan Winter, hubungan antara mereka pun berkembang.

I will matter in ways beyond my comprehension of the word, because I will matter in whatever way my kingdom needs me most. That, I think, is a truer mark of belonging somewhere—being willing to do anything, everything, that needs to be done, regardless of what I want.

Meira marah saat ia tidak tahu kalau waktu pernikahannya dengan Cordell sudah ditentukan. Meira menerobos ruang kerja Raja Noam dan menemukan surat yang dikirim Raja Noam ke Angra. Ternyata selama ini Noam sudah berencana untuk menyerahkan Mather ke Angra dan sebagai balasannya, Raja Noam ingin Spring membiarkan dirinya mengambil semua harta Winter. Tetapi tindakan Raja Noam salah, karena Angra tidak peduli dengan perjanjian apapun selama Angra mengetahui lokasi Mather. Prajurit Spring pun datang dan menyerang Cordell.

Meira melihat Sir mati di hadapannya. Meira melihat Mather yang berteriak putus asa saat ia ditangkap oleh Herod. Meira dibawa ke kerajaan Spring. Meira melihat banyak Winterian yang selama 16 tahun ini dijadikan budak. Meira bertemu langsung dengan musuh terbesarnya, Raja Angra.

Dengan situasi yang malah memburuk, Meira sempat bingung harus bagaimana. Tetapi saat ia melihat semangat para Winterian untuk bebas masih kuat, Meira memutuskan untuk menunjukkan pada mereka bahwa dalam keadaan seburuk apapun masih ada harapan. Dengan mimpi yang ia alami—mimpi dimana Meira bertemu dengan Ratu Hannah—Meira mengetahui rahasia besar yang selama ini membohongi dirinya selama 16 tahun. Dengan membawa jati diri aslinya dan harapan para Winterian, Meira bersumpah akan terus melangkah ke depan.

Even the strongest blizzard starts with a single snowflake.

Mari gue beritahukan beberapa poin penting tentang dunia dalam series Snow Like Ashes ini :
1. Benua Primoria terdiri dari 4 kerajaan Rhythm—Yakim, Ventralli, Cordell, dan Paisly dan 4 kerajaan Season—Spring, Summer, Autumn dan Winter.
2. Karena lokasi sumber sihir Primoria ada di suatu tempat di bawah tanah 4 kerajaan Season, maka musim di semua kerajaan Season tidak pernah berubah. Autumn akan selalu musim gugur dan Winter selalu musim dingin. Sedangkan 4 kerajaan Rhythm mengalami semua musim yang dimiliki kerajaan Season secara bergiliran, karena lokasi mereka jauh dari sumber sihir Primoria.
3. Setiap kerajaan di Primoria memiliki satu Conduit dalam suatu bentuk. Misalnya Conduit milik Cordell berbentuk pisau belati dan milik Autumn adalah cincin. Hanya keturunan kerajaan yang bisa menggunakannya, tetapi tidak sembarang semua keturunan kerajaan. Jenis kelamin mempengaruhi ketentuan siapa penggunanya. Misalnya Conduit milik Winter hanya bisa digunakan oleh keturunan kerajaan yang berkelamin perempuan dan Conduit milik Spring hanya bisa digunakan oleh keturunan kerajaan berkelamin pria.
4. Pengaruh sihir dari Conduit suatu kerajaan hanya berdampak pada rakyat kerajaan itu sendiri. Contohnya, pengguna Conduit Summer tidak bisa menyalurkan sihirnya ke rakyat Paisly. Peraturan seperti ini berlaku di semua kerajaan, tanpa terkecuali.
5. Sihir Conduit tidak bisa dipakai untuk tujuan yang sembarang. Conduit akan berguna jika penggunanya berniat menggunakan sihirnya untuk urusan kerajaannya. Jika Conduit hancur saat digunakan untuk melindungi kerajaan, maka raja / ratu di kerajaan itu otomatis menjadi Conduit. Orang itu akan memiliki sihir dalam dirinya, sehingga penggunaan sihirnya tidak akan mempunyai batas.

Truly, madly, deeply in love with this story.
Heroine yang mempunyai tekad gigih dan pola pikirnya yang kuat. Sepanjang cerita gue diperlihatkan tentang kesetiaan Meira yang tidak ada habisnya pada Winter, meskipun ia tidak mempunyai kekuatan apapun. Tetapi saat ia sudah memperoleh kekuatan, lihatlah betapa Meira bisa meledakkan cerita ini dengan kerennya. Tidak ketinggalan yang membuat gue semakin ketagihan dengan cerita ini adalah tokoh pria yang mendampingi Meira.

“I never wanted to be a king.” Theron’s voice is low and quick, cutting through me with urgency.
“I wanted to sit in my library and write until the sun fell from the sky. But you—this—the Winterians, your entire kingdom, gone in a heartbeat—it’s made me realize how I would feel if Cordell ever fell like that, if I ever lost something so much a part of me. I want to be someone worthy of my kingdom. I want to be someone worthy of you.”

Maaf Mather, gue lebih memilih Theron.