Review Buku #70 – Ruined ‘ Ruined 1’ (2016)

Revenge swelled and twisted and burned inside of her and left room for nothing else.

Kerajaannya dihancurkan. Pembunuhan besar – besaran pada rakyatnya. Orang tuanya dibunuh. Saudara perempuannya ditangkap. Tidak ada alasan bagus untuk dirinya tidak balas dendam. Ia harus membunuh semua keluarga musuhnya. Tetapi saat muncul perasaan jatuh cinta pada si pangeran, Em pun ragu dengan jalan mana yang akan ia ambil.

Setelah orang tuanya meninggal, Emelina Flores tidak bisa mengambil posisi ratu kerajaan Ruina, meskipun ia anak tertua. Sebagai Ruined, Em tidak mempunyai kekuatan Ruined sehingga ia dianggap tidak layak untuk memimpin para Ruined yang tersisa. Bahkan tanda Ruined juga tidak ia punya di badannya. Posisi ratu Ruina jatuh ke saudara perempuannya, Olivia Flores. Tetapi karena Olivia ditahan di kerajaan Lera, untuk sementara Ruined dipimpin oleh sahabat masa kecilnya, Damian.

Rasa benci pada musuhnya membuat Em bertekad untuk menyerang balik. Rencana Em tidak bisa dibilang mudah. Pertama, berpura – pura menjadi putri Mary dan masuk ke dalam kerajaan Lera untuk mencuri informasi kelemahan mereka. Kedua, mencari tahu dimana lokasi Olivia ditahan. Em juga harus mengikuti alur cerita putri Mary, dimana putri kerajaan Vallos tersebut dijodohkan dengan pangeran kerajaan Lera, Casimir Gallegos. Em dan Cas sungguh menikah secara resmi. Mereka mengucapkan janji pernikahan di depan banyak orang. Em tidak bisa mundur begitu saja. Ia harus memainkan perannya dengan baik dan membuat Cas membocorkan rahasia Lera.

The only way to find peace was to kill everyone who threatened it.

Em tidak berjuang sendiri selama tinggal di kastil Lera. Em ditemani sahabatnya, Aren. Tanda Ruined di kulit Aren tertutupi bekas bakar sehingga ia bisa berpura – pura menjadi prajurit Vallos yang dibawa putri Mary. Penyamaran Em juga dibantu oleh Iria Ubino, temannya dari kerajaan Olso. Kerajaan Olso mau bersekutu dengan kelompok Ruined karena raja Olso ingin mengambil alih Lera. Meskipun Em tidak begitu percaya dengan raja Olso, tapi harapannya untuk balas dendam dan menyelamatkan Olivia lebih penting.

Seharusnya perasaan nyaman ketika berada di dekat Cas itu tidak boleh muncul.  Seharusnya seperti itu. Tetapi setelah mengenal Cas lebih jauh, ternyata pria itu bertolak belakang sekali dengan anggota kerajaan Lera lainnya. Cas tidak setuju dengan kebijaksanaan Lera yang membentuk pemburu untuk membunuh semua Ruined. Semakin banyak Ruined yang dibunuh, pin penghargaan dan hadiah bagi para pemburu itu semakin banyak. Cas tidak setuju dengan anggapan bahwa semua Ruined itu otomatis orang jahat. Dengan konsep pemikiran Cas yang seperti itu, Em tidak bisa membenci Cas.

Lambat laun, tindakan Em di sekitar Cas menjadi apa adanya. Em bahkan berani bercerita tentang orang tuanya dan pemikirannya terhadap para Ruined. Ya meskipun Cas menganggap bahwa semua cerita yang Em beritahukan padanya adalah kisah “Mary”. Perasaan Em pada Cas tentu semakin tidak terbendung. Di saat Em ingin memperingati Cas tentang penyerangan dadakan dari Olos, identitasnya sudah terbongkar duluan. Em pun pergi meninggalkan Lera dengan Cas yang membenci pengkhianatan yang ia lakukan.

Namun kerajaan Lera tetap diserang dan hidup Cas semenjak itu berubah. Perseteruan antara Lera dan Ruined tetap di titik yang sama. Tinggal bagaimanakah jalan yang diambil Em dan Cas. Apakah latar belakang keluarga bisa mereka kesampingkan dan lalu jujur pada perasaan masing – masing?

Love would have been easy, another easy lie in a long line of lies. Love would be easy to dismiss.

Biasanya gue mudah memilih tokoh yang berada di urutan pertama, tokoh yang paling gue sukai dalam sebuah cerita. Tetapi kali ini gue sulit untuk memilih antara Em dan Cas.
Sisi pandang yang diceritakan dalam buku ini ada dua, yaitu Em dan Cas. Em mempunyai pikiran yang tangguh dan kuat. Meskipun ia tidak mempunyai kekuatan Ruined, Em tidak pernah putus asa. Em melakukan apa yang ia anggap benar. Em tidak pernah membenci dirinya yang berbeda dari Ruined lainnya. Em mendukung Olivia untuk menjadi pemimpin Ruina yang layak dan ia juga tetap peduli dengan para Ruined.
Sedangkan Cas adalah tokoh pangeran yang polos dan positif. Polos karena pengalamannya yang sedikit dengan wanita. Cas ragu apa sikapnya terhadap Em itu benar atau tidak, sehingga ia masih harus meminta pendapat pengawal pribadi merangkap teman dekatnya, Galo. Tapi pada akhirnya, tindakan yang dipilih Cas malah melebihi harapan gue karena saking manisnya. What a cutey this boy. Lalu positif karena Cas selalu bisa melihat hal baik dari hal buruk yang beredar.
Ah betapa gue sangat menyukai dua tokoh ini.

Poin lebih lainnya adalah meskipun alur ceritanya cepat, tapi tetap detail dan tidak meninggalkan kebingungan. Amy Tintera tahu apa point cerita yang harus difokuskan dan tahu apa yang tidak perlu diceritakan secara bertele – tele. Gue tidak pernah merasa bosan dari halaman awal hingga akhir. Lalu tanpa gue sadari, buku ini selesai dibaca dalam setengah hari.

Hal yang sedikit membuat gue tidak nyaman adalah betapa mudahnya sebuah tokoh “dimatikan”. Contoh saja, Damian. Kalian tidak bakal menyangka betapa histerisnya gue saat Damian ditangkap dan disiksa. Gue semakin histeris saat Damian sungguh dieksekusi. Gue luar biasa histeris karena pengorbanan besar Damian untuk Ruined dan Em. Meskipun tidak diceritakan secara jelas, tapi gue tahu perasaan Damian pada Em itu besar. Bahkan sampai detik terakhirnya, pandangan Damian selalu mengarah ke Em hingga napasnya benar – benar lenyap. Gue sempat berpikir apa bakal muncul plot cinta segitiga. Tapi ternyata tidak sama sekali.
Maaf kalau gue berceloteh panjang untuk tokoh yang jarang muncul ini. Karena mungkin hanya di kesempatan ini saja gue bisa menyinggung tentang Damian. Ugh

“Promise me this wasn’t part of the plan.”
“I promise,” she whispered. “I tried so hard not to fall for you and failed miserably.”

Sepertinya Ruined ini masuk list underestimated books? Entah kenapa tidak banyak yang membicarakan buku ini padahal ceritanya bagus loh. Gue bahkan memasukkan series ini dalam daftar rekomendasi. Ada plot dan twist yang tidak terduga. Ada unsur politik yang kuat, adegan action yang jelas menantang, serta porsi romansa yang cukup namun selalu ditunggu. Oh ada unsur LGBT yang terselip dan membuat cerita ini semakin bervariasi. Dan akhirnya gue memutuskan bahwa jatuh hati pada buku ini worth it sekali.

Sebaiknya coba dibaca dulu. Setelah itu baru kalian bisa memutuskan apa buku ini layak masuk list underestimated books atau tidak.