Review Buku #80 – Together at Midnight (2018)

Where I belong is here, because that’s where we all are, fighting our hard battles for the same things.

Setelah beberapa bulan Kendall ikut program Movable School di Eropa, ia akhirnya kembali ke kotanya. Semester terakhir di masa SMA-nya sudah menunggu Kendall setelah tahun baru. Orang tua Kendall sudah bercerai dan ia tinggal dengan ibunya. Karena Kendall merasa tidak nyaman dengan suasana di rumahnya, ia mengisi sisa seminggu liburnya di New York. Kendall menumpang tinggal di apartemen kakaknya, Emerson dan pacarnya, Andrew.
Ibunya tidak pernah mempermasalahkan kakaknya seorang gay. Ibunya malah khawatir dengan Kendall yang selalu terlihat sendiri hingga ibunya khawatir apa Kendall tidak tahu gender apa yang diminatinya . Tidak. Kendall normal dan ia menyukai pria.

Karena diminta untuk mengurus kakeknya selama akhir tahun, Max bisa bernapas lega karena tidak harus kembali ke Fitzpatrick secepatnya. Max sementara tidak perlu khawatir jika harus bertemu mantan pacarnya, Eliza. Max juga bisa beristirahat dari pekerjaannya selama di New York. Di umurnya ke 18 tahun, seharusnya Max sudah bersiap untuk masuk kuliah. Tapi Max berakhir di kondisi dimana ia harus mengumpulkan uang terlebih dahulu. Meskipun Max ditawari pertolongan dari keluarganya, tapi untuk masalah masa depannya, Max merasa itu adalah tanggung jawabnya sendiri dari konsekuensi yang ia pilih.

It’s possible to have no regrets but also wish everything were different.

Ketika Kendall dan Max bertemu di tempat yang sama, tentu saja mereka kaget. Kenangan musim panas tahun lalu di antara mereka langsung membanjiri pikiran mereka lagi. Namun kenangan tersebut tidak bisa dibilang baik. Kenangan dimana Max menghibur Kendall yang menangis setelah ditolak Jamie dan berakhir dengan mereka saling berciuman. Hubungan Kendall dan Max pun menjadi penuh keseganan.

Saat sedang makan bersama, mereka membicarakan tentang apakah suatu hal yang alami untuk melakukan kebaikan pada orang asing. Max berpikir itu hal yang mudah karena selama ini ia selalu melakukannya pada siapapun, misalnya dirinya yang tidak mendaftar kuliah demi Eliza. Meskipun sekarang keputusan itu jadi tidak berguna. Pembicaraan mereka menarik perhatian seorang pelayan, yang lalu menantang Kendall dan Max untuk melakukan tujuh perbuatan baik pada orang asing. Mereka pun menjalankan tantangan RAK (Random Act of Kindness) tersebut hingga akhir tahun. Tetapi siapa sangka kalau empat hari kebersamaan mereka akan mengubah pandangan mereka satu sama lain.

Sometimes you just have to take a step, and sometimes you have to take a leap, and either way, all that really matters is that you’re not standing still.

It’s really fast read. Tentang hubungan seorang pria dan perempuan yang berubah hanya dalam beberapa hari, dan bahkan jalan hidup mereka setelah empat hari itu juga berubah. Tidak ada yang begitu spesial dari cerita, tapi gue lumayan terhibur dengan interaksi singkat mereka selama menjalankan tantangan.

Well, ceritanya tidak buruk. Makna yang ingin ditunjukkan oleh si author juga berhasil disuguhkan dengan benar. Yes, okay, okey.

Advertisements Share this:
Like this:Like Loading... Related