Rate this book

Trilogi Insiden (2010)

by Seno Gumira Ajidarma(Favorite Author)
3.75 of 5 Votes: 5
languge
English
genre
publisher
Bentang Pustaka
review 1: tentang sepotong sejarah hitam negeri ini. sebuah buku dari penulis yang menurut saya pandai 'mencampuradukkan' fakta dan fiksi. 'ketika jurnalisme dibungkam, sastra harus bicara. karena bila jurnalisme bicara dengan fakta, sastra bicara dengan kebenaran.''menutupi fakta adalah tindakan politik, menutupi kebenaran adalah perbuatan paling bodoh yang bisa dilakukan manusia di muka bumi.'-sga-
review 2: Well.. Buku yang sangat mengesankan sekaligus membingungkan.Bagaimana tidak, buku ini adalah penggabungan tiga buku SGA menjadi satu. Trilogi insiden namanya. Buku pertama berjudul Saksi Mata ini merupakan cerpen, kedua berjudul Jazz, Parfum dan Insiden ini merupakan novel, dan yang terakhir adalah Ketika Jurnalisme dibungkam sastra harus bicara adalah essai. Ketig
... moreanya menceritakan tentang insiden Dili. Insiden yang dulu terjadi pada pemerintahan orde baru ini memang agak ditabukan oleh Presiden kala itu. Betapa tidak, banyak sekali korban berjatuhan yang terjadi dari pihak sipil. Walaupun pemerintah pada saat itu terkesan menutupi peristiwa ini dengan dalih kestabilan negara, akan tetapi menurut penulis -- SGA kerjadian ini tidak bisa didiamkan begitu sahaPada essai Ketika Jurnalisme Dibungkam Sastra Harus Bicara SGA berbicara panjang lebar mengenai asal usul dan latar belakang ditulisnya novel dan cerpennya pada awal buku ini. Ternyata penerbitan buku ini mempunyai latar belakang yang panjang.Hal ini dimulai dari perkerjaan SGA sebagai redaktur di majalah Jakarta Jakarta. Karena pemberitaanya mengenai timor timor maka beliau dikenai teguran oleh atasannya. Dan meminta agar artikel itu tidak dimuat lagi. Dan SGA dimutasi di bagian lain. Akan tetapi karena SGA merasa tidak bersalah maka dia berusaha menerbitkan artikel yang dilarang tersebut dalam bentuk lain, yaitu novel dan cerpen. Akan tetapi banyak sekali media pada saat itu yang tidak mau memuat cerpen atau novel karya SGA karena alasan keamanan. Maklum pada saat itu media di Indonesia sedang dilanda ketakutan akibat self sensor dan sensor ketat dari departemen penerangan. Walaupun begitu, SGA tetap mempunyai ide lain yaitu menerbitkan Novel dan Cerpennya secara utuh tanpa sensor ke publik. Walau bukunya pada saat itu dilarang diterbitkan pada saat Zaman Orde Baru. Akan tetapi langkahnya itu merupakan tonggal sejarah perlawanan media pada saat itu.Menurut aku sih, jika kedua cerpen dan novel tidak disertai dengan penjelasan essai seperti di trilogi insiden ini. Maka mungkin aku tidak bisa mencerna dengan baik. Maklum saya adalah orang yang awam tentang sastra. Akan tetapi dari banyak review aku mengetahui bahwa banyak yang memuji karya karya SGA, termasuk dalam buku ini.Mungkin kedepannya saya bisa menikmati karya-karya SGA dari buku lain. less
Reviews (see all)
Bartonfamilyfun
berisi tentang tiga kumpulan karya SGA: kumpulan cerpen, esai, novel.
ram
hadiah kuis yg menunggu utk dibaca :p
hong
Very Complicated
Jovany
keren
Write review
Review will shown on site after approval.
(Review will shown on site after approval)