Rate this book

Nagabumi I: Jurus Tanpa Bentuk (2009)

by Seno Gumira Ajidarma(Favorite Author)
4.54 of 5 Votes: 2
languge
English
genre
publisher
Gramedia Pustaka Utama
series
Nagabumi
review 1: Selama ini, aku jarang sekali membaca novel silat. Bagiku, cerita silat hanya menyajikan cerita berdarah: kemegahan di atas jurus-jurus yang tujuannya taklain hanya ingin mengalahkan musuh. Namun, membaca Novel Nagabumi ini ternyata ada yang lain mengenai silat: ada filsafat, seni di balik jurus-jurus yang tercipta. Jalan hidup seorang pendekar takjauh beda dengan jalan hidup nonpenedekar: sama-sama ingin menggapai kesempurnaan. Dan, memang, jalan kesempurnaan itu beraneka rupa.Pendekar Tanpa Nama, tokoh utama novel ini, adalah pendekar pilih tanding. Belum ada lawan yang sepadan mengalahkannya, lawan yang menyempurnakan jalan kesempurnaannya sebagai pendekar: mati dalam pertempuran. Ketakterkalahkannya itu membuatnya "bersamadi". Namun, di saat samadinya itu ia diserang o... moreleh kelompok rahasia. Dari tangan kelompok yang tewas itu, Pendekar Tanpa Nama itu tahu bahwa dirinya tengah diburu pihak istina. Pihak istana menyatakan jika pendekar Tanpa Nama itu telah mengajarkan ajaran sesat. Nah, ternyata pernyataan "sesat" memang mujarab untuk mengoyak, membuat tidak tentram kehidupan seseorang kan?Sejak itu, Pendekar Tanpa Nama, diusia 100 tahun ia kembali ke dunia laga: mencari sebab musabab mengapa ia diburu. Ia kembali menyamar. Ia pilih menjadi pembuat lontar. Di sela-sela pekerjaannya itu, ia menuliskan kisah hidupnya mulai awal, bayi. Bukan karena ia ingin dikenang lewat tulisan sebagai pendekar yang masyhur, melainkan ia ingin merunut kembali kisah hidupnya. Dengan menulis, mungkin, ia akan menemukan titik kesalahan sehingga pihak istina layak memburunya. Selain itu, ia ingin menuliskan kisah hidup dan lingkungannya dari sudut pandang sebagai "rakyat biasa", bukan penguasa. Sebab, prasasti, tulisan waktu itu adalah pesanan istana, dengan segala kekuasannya tentunya cerita yang diguratkan pada prasasti tentunya keinginan penguasa.Novel ini sungguh menarik, bukan karena cerita silatnya, tapi karena mengambil latar sejarah Jawa di masa Wangsa Syailendra. Wangsa yang masyhur dengan pembangunan kemegahan candi Borobudurnya. Candi yang kini menjadi salah satu "keajaiban dunia" itu bagi kita takpernah menanyakan hal ihwal pendiriannya. Tentunya pembangunan tempat ibadah sebagai bukti ketatan umat terhadap agamanya, tapi di sisi lain ia juga sebagai penegasan: bahwa umat agama di masa tertentu adalah penguasanya. Dan yang lebih "mengena" perihal pembangunan candi itu, seberapa banyak manusia yang dipekerjakan, dikorbankan? Bagiku ini penting.Bagiku, cerita silat ini, Pendekar Tanpa Nama hanyalah alat yang dipinjam Sang Penulis novel ini untuk mengungkap masa lalu tentang Nusantara. Kita diajak menengok menyusuri kehidupan dengan segala pranatanya nenek moyang kita.Lantas, apakah Pendekar Tanpa Menemukan alasan mengapa ia diburu? Ssayang dalam nuvel jilid satu ini hanya sampai kisah perjalanan Pendekar Tanpa Nama ke negeri seberang. Jadi, pembaca harus membaca kelanjutannya di jilid dunia.
review 2: Bintangnya 3,5 sebenarnya.Saya suka cerita silat. Bacanya juga ngebut. Jadi pingin baca yang ke-2nya.ActionSaya suka petualangannya dan juga pertarungannya. Ya, walaupun sama metodenya. Ada yang menantang, dihadapi, terbunuh. Tapi karena jurusnya macam-macam jadi saya suka saja. Ada juga yang lucu macam Ilmu Mendengar Semut Berbisik di Dalam Liang :D Saya rasa tingkat atas dari ilmu ini adalah Ilmu Mendengar Semut Berbisik di Dalam Liang Sejauh Seribu Kilometer :PSettingPenggambarannya bagus. Bikin saya ingin meneliti lagi candi borobudur. Apalagi petualangan pendekar tanpa nama ini merambah ke luar negeri.Kita juga dibawa berpikir tentang Budaya, agama, filsafat, dan kekuasaan (politik) di era abad VIII itu.KarakterMemang banyak karakter yang aneh-aneh. Pendekar Tanpa Nama sendiri sudah unik. Tapi saya merasa dia selain sakti tanpa tanding juga sangat pintar. Baik itu yang berumur 15 maupun 100, tidak terlalu banyak bedanya. 100 tahun tidak menjadi terlalu tua dan 15 tahun tidak menjadi terlalu muda :p Jadi sy nggak terlalu merasa banyak perbedaan kematangan dan pemikiran di antara mereka. Selain dikatakan oleh dirinya sendiri 'waktu umur 15 saya masih polos' Padahal nggak juga. Dia sejak umur 15 udah pandai membawa diri sendiri dalam lingkungan baru padahal dia sendirian.Pengulangan informasi:Sayangnya banyak sekali pengulangan informasi di sini. Hingga bacanya loncat-loncat. Baru saya tahu kalau dulunya cerita ini adalah cerita bersambung. Mungkin sebagai cerbung, kadang perlu mengulang informasi tapi buat jadi novel, ini menjadi terlalu melelahkan membacanya.Saya masih ingat kok Hartini itu beda 5 tahun dengan Pendekar Tanpa Nama. Tapi kok di belakang jadi beda 10 tahun. Entah lupa atau typo.Waktu menyinggung tentang bentuk bumi yang bulat, disinggung di awal dan di tengah, saya berpikir orang indonesia tahun itu sudah tahukah bumi itu bulat? Tapi sy tidak mengerti kenapa ada pembicaraan tentang lautan yang melengkung dan pengertian awam bumi di atas punggung kura-kura waktu ada obrolan dengan Naga Laut. Tidak ada penjelasan kenapa ada perbedaan pengertian tentang itu.Bagi yang suka dengan Dunia Hijau Persilatan, buku ini bagus lho... less
Reviews (see all)
wife_mum
1 minggu bersama Naga Bumi I, Jurus Tanpa Bentuk. Hajar!
tami
baru baja 5 bab pertama. Mari kita selesaikan segera :)
pandora123
akhirnya selesai juga ^_^
ecaelan97
biasa saja sederhana
Write review
Review will shown on site after approval.
(Review will shown on site after approval)