*Written by Didiet*
Dikasih kesempatan berpartisipasi di blog yang udah tenar tuh rasanyaaaaa.. terharu ( ╥﹏╥)
Walau kemampuan nulis ga seberapa plus poto yang alakadarnya (jangan dibandingin ama si mba yang punya yak, jauuuuh banget soalnya), gw tetep nekat numpang tenar disini. Siapa tau doanya diijabah dan langsung ijab sah.
Aamiin #lah #modus
Without further ado, let’s begin our magical journey in Harry Potter’s world!
First thing first.
Beli tiket.
Hasil searching awal tahun, harga tiket masuk Studio Warner Bros ini sekitar £40 dan tidak dijual dilokasi alias must be purchased in advance. Saat itu ga langsung dibeli, karena belum ada visa.
Ga pede.
Awal April, visa udah ditangan, saatnya eksekusi.
SOLD-OUT.
Kok bisa?!?!
Kami pun langsung bergerilya mencari cara agar tetap bisa masuk. Apalagi di Edinburgh kami berhasil ziarah ke “makam Tom Riddle” dan lewat (doang) depan The Elephant House. Masa atraksi utamanya malah gagal disambangi.
Untungnya beberapa agen tour masih ada yang jualan tiket. Harganya bisa ditebak, mahal. Udah termasuk transportasi PP London-WB Studio sih, tapi tetep aja…
Setelah menimbang,mengingat, membaca, mendengar dan memperhatikan review yang ada, akhirnya kami memutuskan untuk membeli di goldentours.com. Uke segera mengamankan 4 tiket seharga @£69 untuk slot paling pagi yaitu jam 7.30 (tur studio jam 9.00-12.30).
Ada dua lokasi keberangkatan yang ditawarkan: Baker Street dan Golden Tours Visitor Centre Victoria. Kami memilih Victoria karena tempatnya lebih strategis. Apalagi lokasinya dekat Victoria Coach Station, terminal bis menuju Stonehenge yang kami kunjungi sehari sebelumnya.
Alhamdulillah, jadi juga masuk studio Harpot #usapusapdompet ( ╥﹏╥)
Catatan:
Goldentours hanya ngasih jatah 3,5 jam untuk eksplor. Kita bisa tinggal lebih lama tapi transport kembali menuju London harus cari sendiri. Intinya, beli tiket kudu jauh-jauh hari biar dapet murah. Walau ada resiko angus karena gagal dapet visa, hehehe..
*****
Jumat, 28 April 2017
Kami berangkat sekitar jam 06.00 dari apartemen dan tiba jam 06.30 di Golden Tours Visitor Centre Victoria. Sempet bantuin turis korea yang mau ke Victoria Coach Station juga loh.
#riya’ #berasayangpunyaLondon
Berhubung si visitor centre-nya masih tutup, dengan sotoy-nya, tanpa baca pengumuman yang nempel di depan dengan seksama, gw mengarahkan rombongan untuk menunggu bis di depan. Alasannya karena kemarin ada bis Harry Potter yang parkir disitu.
Hampir jam 07.30 kok ga ada tanda-tanda antrian?
Padahal bisnya udah nongkrong di depan kami dari tadi. Untungnya Uke n Dwi berinisiatip untuk ngecek kembali ke visitor centre.
Ternyata oh ternyata… bis yang harusnya kami naiki ada di parkiran belakang, tepat sebelah visitor centre. Lah trus ngapain ada bis Harpot nongkrong di depan?
Kan jadi salah paham. #gamaudisalahin
Alhamdulillah kami ga ketinggalan.
Tuker bukti pembayaran dengan tiket masuk. Duduk di bangku yang tersisa and off we go.
Bus yang bikin kita nangkring lama.. Tampak belakangSide (personal) story.
Warner Bros Studio Tour London – The Making of Harry Potter merupakan kumpulan artefak film Harry Potter. Walaupun pelm 1-8 dah tamat ditonton, gw yang notabene kenal Harry Potter via novelnya punya imaginasi yang berbeda tentang dunia para pure-bloods, half-bloods, mud-bloods, dan muggle ini. So semua cerita dan pernik Behind The Scene ga terlalu penting bagi gw.
Yang penting: souvenirs dan BUTTERBEER!
Yap, BUTTERBEER dengan huruf besar karena minuman ini hukumnya wajib dicoba.
Untuk urusan souvenirs, gw bahkan udah riset jenis dan harganya dari website dan youtube. Dengan berbekal shopping list dan budget extra, gw siap ‘menjelajah’ Warner Bros Shop Studio (ง •̀_•́)ง
Jam 09.05 kami tiba di Studio Harry Potter. Antrian pengunjung belum terlalu panjang dan kami pun segera berfoto ria di bawah tulisan The Making of Harry Potter. Mesti kudu wajib, demi update status ‘n pamer dikemudian hari.
Demi eksisPintu masuk studio dibuka setiap 30 menit. Pengunjung dibagi dalam kelompok waktu, sesuai dengan yang tertera di tiket. Sebelum masuk ke dalam gedung, ada pemeriksaan tas dan jaket layaknya masuk ke bandara. Entah karena petugas yang terlalu berhati-hati atau kurang koordinasi, antrian tertahan agak lama disini.
Lepas pemeriksaan, kami antri yang kedua kali untuk masuk ke studio utama. Dekorasi ruangan tempat kami menunggu cukup menarik. Ada foto para tokoh, sang mobil terbang, dan miniatur kamar Harry di bawah tangga.
Entrance Hall Perpaduan foto yang sangat menarik, Imut vs Gahar Muka harry imoet banget! Harry’s roomSetelah briefing singkat dari guide, kami masuk dalam bioskop mini.
Jujur gw lupa apa yang ditayangin disini. Mungkin tentang sejarah studionya. Mungkin loh ya. #amatsangatgayakin
Dari sini kami digiring menuju pintu The Great Hall. Pengunjung yang berulang tahun diberi kehormatan buat buka pintu. Ada dua cewe beruntung yang dapet kesempatan ini.
Satu..Dua..Tiga!
Ngga ada lilin terbang di langit-langitnya.. (ya iya lah Dit!)
Sisi kanan dan kiri memajang lambang dan berbagai jenis seragam dari masing-masing asrama. Sisi depan memamerkan kostum Dumbledore dan para pengajar seperti Snape dan McGonagall.
Waktu eksplorasi The Great Hall dibatasi karena ruangan ini harus dikosongkan untuk menyambut rombongan selanjutnya.
The great hall Dinner.. Dumbledore and the teachers Hufflepuff Slytherin GryffindorsRuangan berikutnya adalah satu hall besar yang berisi segala sesuatu yang bisa memuaskan impian penggemar film Harry Potter. Disini kami berpencar, mengikuti panggilan hati masing-masing.
Bagi gw, ruangan ini lebih mirip museum. Menarik untuk dilihat but that’s it.
Saat gw cuma sekedar liat-liat, Dwi, Vika, dan terutama Uke terlihat sangat antusias menyelami seluk beluk setiap set.
Satu yang gw salut dari studio ini. Detailing dari setiap benda pamer, baik itu set, prop, maupun kostum luar biasa. Ruang rekreasi asrama, kelas ramuan Snape, kantor Dumbledore, sampai pintu ruang penyimpanan philosopher’s stone di Gringotts pun benar-benar dibuat dengan baik, bukan sekedar permainan CG.
Selesai dari hall ini, kami pun masuk arena Platform 9 ¾. Puas-puasin deh poto ama kereta Hogwarts Express in real life-size. Ada toko souvenir khusus kereta juga loh #dompetapakabar
Gryffindors boys dormitory Prof Snape’s Lab The potraits of Hogwarts Dumbledore’s Office Sherbet Lemon Chamber of Secret Hogwarts Pendulum Clock Tower Props of The Yule Ball Thomas Riddle’s Grave, WB Studio version *copyright of Didit* Wanted vs Undesirable, which one is more badass? *copyright of Didit* Wand practicing Ministry of Magic Atrium One of props at Weasley’s Home – Pisaunya akan bergerak naik turun jika kita arahkan, so detail!!! knite-nya pun ikutan bergerak Buckbeak at Forbidden Forest Hogwarts Express Inside Hogwarts Express Platform 9 ¾Next stop, kantin.
Yeaaaay, BUTTERBEER here I come!
Ada 2 paket BUTTERBEER yang ditawarin. BUTTERBEER dengan gelas plastik (£3,95) dan BUTTERBEER dengan gelas cantik yang bisa dibawa pulang sebagai souvenir (£6.95). Buat yang minat sama gelasnya, jangan lupa bawa plastik atau ziplock. Dijamin lengket kemana-mana kalo ngga dibungkus. Ada ice cream BUTTERBEER juga. Tapi menurut gw itu sih icebuttercream bukan BUTTERBEER #penting
Overall, gw suka ama rasanya.
Ga terlalu manis dan sodanya semeriwing menyegarkan.
Recommended.
Di sebelah kantin ada ruang terbuka yang juga dihiasi berbagai life-size sets dan props.
Poto-poto lagi deh. Lumayan ada variasi dari foto-foto sebelumnya karena outdoor.
Selanjutnya kami masuk ke hall no 2. Secara konsep, isinya ga jauh beda sama hall sebelumnya.
Yang paling berkesan di hall ini adalah area Diagon Alley. Kita seolah diajak berbelanja di pusat bisnis termasyhur dunia sihir. Halah… ini mah emang dasar niatnya mo shopping.
Sayangnya semua toko termasuk Ollivanders dan Weasleys’ Wizard Wheezes hanya bisa dikagumi dari luar. Di hall ini juga dipamerkan maket lengkap Hogwarts yang super detil. Sumpah keren abis!
Sapa yang mau digigit…?? Diagon Alley So amazing dengan tingkat kedetailan mereka!!!! Hogwarts castle miniature #1 Hogwarts castle miniature #2 Hogwarts castle miniature #3Last but not least, The Studio Shop.
Keranjang belanja, ok!
Daftar belanja, ok!
Duit, ga ok! (Gpp lah Dit. Kapan lagi ke Harpot? #bisikansetan)
Saatnya berburu 。。。。。(ノ^_^)ノ
Budget yang minim membuat gw harus selektif. Barang yang super mahal dan jarang dipake kaya jubah (padahal keren banget) atau tongkat sihir, terpaksa dicoret dari daftar. Yang tersisa adalah makanan, magnet kulkas, dan pin. Sayang pilihan pinnya ga terlalu banyak. Begitu pula dengan magnet, so-so.
Setelah 30 menit lebih berkeliling, gw memboyong coklat kodok (£8.95), permen Bertie Bott (£8.95), dan pin (£6.95-£9.95). Walau tidak seheboh gw, tiga sekawan yang lain juga berhasil membawa pulang beberapa souvenir #caritemen
Jam 12.15 kami bergegas menuju bis. Dibandingkan dengan Stonehenge, kali ini para penumpangnya lebih sadar waktu dan bis bisa bergerak pulang tepat jam 12.30.
Bye-bye The Wizarding World of London!
Next, Orlando or Osaka? #berpikirkeras #dompetkolaps
One of pict at Souvenir Shop
* Author *
Didiet, nama yang bikin gw dilabrak suami orang karena disangka cowok. Temenan ama empunya blog ini sejak SD, beberapa abad yang lalu. Ga punya blog, private insta, both twitter ‘n FB are using my full name. So daripada bingung mo stalk dimana, langsung tanya ke Vika aja kalo kepo #soktenar