7 HAL MENYEBALKAN DALAM SEBUAH GIG JAMAN NOW

source: google

Bagi anak muda jaman sekarang, gig adalah sebuah tempat dimana kita bisa menonton band kesayangan kita secara intim. Bahkan tidak ada batasan antara sang penampil, penonton maupun panitia, bahkan security guard sekalipun. Semua melebur menjadi satu dengan anggun menikmati hangatnya lagu demi lagu, band demi band bernyanyi bersama, stage diving, ataupun dengan kadar ekstrem seperti merebut microphone sang vokalis. Sebuah kehangatan yang tidak bisa didapatkan ketika kita menonton di televisi ataupun video. Akan tetapi dalam sebuah gig, ada saja hal yang membuat kehangatan ini berubah menjadi hal yang menyebalkan. Redaksi kami merangkum hal-hal menyebalkan dalam daftar sebagai berikut;

  • VIOLENCE DANCE
  • Violence dance (kungfu dance/capoera dance) adalah sebuah ekspresi berupa tarian yang berisi gerakan memukul, menendang, salto dengan pola yang tidak menentu. Bahkan gerakan-gerakan violance dance kadang seperti gerakan capoera ataupun kungfu. Pada awalnya, dansa jenis ini untuk mengapresiasi lagu-lagu dengan band bergenre beatdown hardcore. Entah darimana pastinya gerakan ini berasal. Tapi dari beberapa sumber dan video dokumenter yang didapat redaksi kami, jenis dansa ini berasal dari komunitas hardcore punk yang berada di Boston, Amerika. Tapi di Indonesia, dansa jenis ini diadopsi secara mentah oleh anak remaja ketika menikmati band dengan jenis genre apapun. Hal yang paling menyebalkannya adalah ketika dansa jenis ini mengokupasi hampir setiap pit dalam sebuah gig dan digunakan untuk saling menyakiti penonton lainnya. Tak jarang antar penonton saling berkelahi ketika satu sama lain merasa tersakiti dan mengakibatkan gig diberhentikan secara paksa oleh panitia ataupun pihak kepolisian.

  • SINDROM ARTIS
  • Dalam dunia persilatan underground, band adalah milik semua orang. Tidak ada batasan antara fans dengan band ataupun panitia. Hubungan ini berjalan dengan baik karena biasanya karena antara band, panitia ataupun fans adalah orang-orang dalam lingkup kecil yang  biasanya saling mengenal satu sama lain. Akan tetapi, terkadang dengan maraknya gig yang berlangsung secara reguler membuat band semakin melejit namanya. Mempunyai basis fans yang setia, dan selalu ramai ketika band tersebut tampil. Hal ini terkadang membuat band tersebut menjadi merasa seperti artis ternama. Minta rider (permintaan yang harus dituruti) yang tak jarang aneh dan susah dicari oleh panitia atau bahkan datang tidak tepat waktu yang mengakibatkan susunan acara menjadi berantakan. Hal tersebut juga acapkali terjadi dalam sebuah gig.

  • RUNDOWN YANG MOLOR.
  • Akibat dari pengisi acara dalam sebuah gig membuat acara menjadi berubah dan tidak sesuai dengan yang ditetapkan oleh panitia. Kadang juga acara mulai molor bisa hampir lebih dari satu jam. Hal ini menjadi semakin menyebalkan saat antar band ataupun panitia saling menyalahkan atas kejadian tersebut.

  • DROP D GUITAR/BASS
  • Bagi band-band yang sudah mempersenjatai diri dengan gears yang mumpuni, dari guitar, bass, cymbals atau bahkan head cabinet yang dibawa sendiri saat tampil bukanlah hal sulit ketika mereka harus tampil. Cukup dengan colok kabel, tanpa harus di stem terlebih dahulu. Hal ini membuat efisensi waktu dan sound yang didapat juga sesuai dengan keinginan sang band tersebut. Akan tetapi, hal yang menyebalkan saat sebuah band tampil dengan equipement yang disediakan oleh panitia dan merubahnya pada drop D. Hal ini membuat band yang tampil setelahnya akan kesulitan tampil dan makan waktu lama dalam persiapannya. Jadi sangat disarankan jika kalian tampil dalam sebuah gig sebaiknya membawa perlengkapan seperti guitar, bass, ataupun drum set sendiri.

  • MACHO TOUGH GUY
  • Macho tough guy adalah istilah yang diperuntukkan untuk seseorang yang bersikap arogan saat berdansa di pit. Biasanya dia akan merasa emosi saat badannya tersenggol ketika pogo bersama. Tak jarang juga yang melakukan pemukulan terhadap penonton lainnya di pit tanpa alasan jelas. Biasanya orang dengan golongan ini adalah pemuda lokal yang memang tidak punya niatan khusus untuk menikmati sebuah gig. Kami sarankan jauhi saja orang seperti ini ketika berada di pit, atau bahkan buatlah orang dengan jenis ini berada pada circle pit supaya merasa pusing dan segera meninggalkan acara.

  • TIDAK MAU MEMBELI TIKET.
  • Dalam sebuah gig, terkadang masih saja ada orang-orang yang menginginkan masuk ke dalam venue tanpa mau membeli tiket. Padahal keberlangsungan sebuah gig berasal dari tiket yang dibeli oleh pengunjung. Dengan membeli tiket, artinya kita membantu panitia untuk membiayai sewa venue, alat band dan sound system, honor band, honor MC, honor crew, bahkan honor panitia itu sendiri. Tak jarang band yang pulang gigit jari tanpa honor karena tiket tidak terjual habis. Ada juga kafe ataupun panitia yang menggratiskan acaranya bagi penonton. Pada keadaan ini, kami sarankan kalian membeli minuman atau makanan di kafe tersebut agar keberlangsungan venue untuk acara bisa langgeng. Kalian bisa juga membeli rilisan ataupun merchandise dari band yang kalian suka sebagai bentuk apresiasi kepada band tersebut supaya bisa bertahan dan tetap berkarya.

  • PANITIA YANG TIDAK BERTANGGUNG JAWAB.
  • Dalam dunia persilatan gig, tak jarang pula panitia sebuah gig kabur dan lari dari tanggung jawab yang seharusnya dipenuhi seperti membayar honor band. Walaupun kemungkinannya kecil, akan tetapi kita harus tetap waspada terhadap panitia acara yang mengundang kita untuk tampil. Pastikan kita paham betul dengan riwayat sang panitia ataupun bisa dengan cara meminta transfer uang DP sebelum gig berjalan. Band besar sekelas NOFX saja pernah mengalami hal ini saat melakukan tour di Jakarta yang mengakibatkan mereka harus mencari cara untuk mendapatkan uang supaya bisa melanjutkan tour mereka. Untungnya mereka berhasil melakukan show di Hard Rock Cafe Bali dengan persiapan yang minim walaupun juga harus dipencundangi oleh panita lagi.

     

    Advertisements Share this:
    Like this:Like Loading... Related