Menjadi Tuhan

Gemawan dan langit di atas terlihat kabur. Deburnya hanya di ruas-ruas aspal. Biru dikecap abu, membentuk gradasi tipis yang beradu. Kelabu ungu termangu dungu mendadak lugu. Ia menunduk, pada gemuruh raung di bawah itu.

Melalui perputaran roda-roda, kusampaikan: “Tuhan, apa kau mendengar bising petisi ini setiap hari?” Aku; hari ini, mencoba berempati pada firman-mu.

— arshinara —
Palmerah, Jakarta, 10.31 PM; 26 Juli 2017

Advertisements Share this:
  • More
Like this:Like Loading...