But when you’re grown up, the world is not that black and white, and the right thing doesn’t have a tidy little arrow pointing to it.
Keluarga Garrett sangat bertolak belakang dengan keluarga Reed. Keluarga Garrett sangat ramai dengan orang tua yang mempunyai 8 anak sekaligus. Keluarga Reed dengan rumah yang besar tetapi hanya terisi tiga orang. Keluarga Garrett yang untuk pembagian makanan saja harus dijatah karena banyaknya mulut yang harus dicukupi. Keluarga Reed yang kaya dan terlihat sempurna dari luar.
Menutup mata akan kekurangan dalam keluarga masing – masing dan mau tidak mau perlahan berbaur, harus di posisi mana mereka berakhir?
Sejak keluarga Garrett pindah ke sebelah rumahnya, Samantha Reed sudah dilarang ibunya untuk bergaul dengan mereka. Ibunya beranggapan kalau keluarga besar itu merepotkan dan berantakan. Tetapi ibunya tidak tahu jika selama 10 tahun sejak keluarga Garrett muncul, Samantha selalu memperhatikan keluarga Garrett dari balkon kamarnya. Samantha tahu semua nama anggota keluarga Garrett dan kegiatan apa yang biasa mereka lakukan.
It’s not the moral dilemma of the century. It’s not whether to develop the atom bomb. It’s just whether you’re going to do a decent thing or keep doing shitty things. So choose. Just stop whining about it.
Suatu malam, di saat Samantha sedang seperti biasa melihat ke arah rumah tetangganya, Jase Garrett menegurnya duluan. Itu pertama kali Sam melakukan kontak dengan anggota keluarga Garrett. Entah apa yang membuatnya merasa nyaman dengan Jase, yang pasti di saat itu Sam merasa tidak masalah menceritakan masalah yang ada di pikirannya. Percakapan pertama mereka tidak panjang tapi berkesan.
Sejak malam itu, Sam berani untuk menyapa Jase terlebih dahulu. Lalu Jase pun mengajak Sam untuk masuk ke rumahnya dan Sam diperkenalkan dengan keluarga Garrett secara resmi. Perlahan Sam mengetahui seperti apa keluarga Garrett itu.
Mereka hidup dari penghasilan toko perlengkapan yang dijalani oleh Mr. Garrett dan Jase. Anak di keluarga itu, dari yang tertua hingga termuda ; Joel, Alice, Jase, Andy, Duff, Harry, George dan Patsy. Sam tahu bahwa meskipun hubungan Alice dengan setiap pacarnya tidak pernah lebih dari sebulan, Alice adalah sosok kakak yang mementingkan keluarganya dari apapun. Sam berada di momen saat Patsy mengucapkan kata pertamanya. Sam tahu dengan isi kamar Jase yang penuh dengan binatang. Lalu perlahan Sam ikut peduli dengan apapun yang terjadi dengan keluarga Garrett.
We all have presents too that we don’t tell even the people we love every little thing about.
Suasana rumah Garrett berbeda dengan rumah Reed yang sepi. Mrs. Reed adalah anggota senat kota Connecticut dan sedang sibuk kampanye untuk pemilihan walikota. Kakak perempuan Sam sedang liburan musim panas bersama pacarnya dan sebentar lagi akan keluar dari rumah untuk menjalani kehidupan universitasnya. Karena itu Sam hampir sering sendirian di rumah. Sam selalu menjadi anak yang patuh dan teladan. Namun sejak Sam melihat perubahan sikap ibunya yang patuh pada setiap perkataan Clay Tucker, ia merasa ada sesuatu yang ganjal. Tapi Sam tidak terlalu mempermasalahkannya dan memilih terus bergaul di lingkungan keluarga Reed.
Hidup Sam tidak pernah kekurangan. Prestasi sekolahnya stabil. Tidak perlu khawatir dengan biaya kuliahnya. Selalu ada pria yang mengaguminya. Mempunyai sahabat dekat sejak kecil. Lalu sekarang di sisinya ada pacar yang sangat ia cintai dengan keluarga si pria yang hangat. Hanya saja kebahagiaan itu tidak berlangsung lama.
Sam tidak tahu jika duri kecil saja bisa membawa hidup sempurnanya jatuh, atau mungkin berbalik menjadi lebih baik. Semua tergantung dengan keputusan yang dipilih oleh Sam. Karena tidak semua ending bahagia diperoleh dari hal yang terus menerus positif.
I don’t know. I didn’t have that choice. But I know what’s happening now. And I’m choosing to stay with you.
APA YANG BARU SAJA GUE BACA? SERIUSAN INI CERITANYA SUDAH BERAKHIR!? Maaf capslock. Tapi dengarkan dulu, perhatikan dulu kalimat gue setelah ini secara seksama.
Susah menemukan cerita yang meskipun terkesan bertele – tele tapi tetap menarik hingga akhir. Namun My Life Next Door ini adalah tipe cerita yang walaupun panjaaang, tetap berhasil membuat mata gue melek terus. Gue dibawa ke dalam suasana keluarga Garrett yang seiring berjalannya cerita, gue semakin dibuat jatuh cinta dengan keluarga Garrett. Kekonyolan dan keseruan di rumah Garrett. Terutama George. GEORGE. Bocah ini benar – benar moodmaker sekali di rumah Garrett. Tingkahnya mencerminkan brother goal banget dan gue yakin jika mempunyai adik seperti George, hidup akan lebih berwarna. 200% yakin.
Poin lebih lainnya dari cerita ini adalah tidak ada drama remaja yang meresahkan. Tidak ada drama dimana si tokoh utama ceweknya bergalau ria tentang cowok atau kehidupan sekolah yang banyak manusia bitchy. Oh tenang saja, sama sekali tidak ada. Jadi gue yakin bagi kalian yang baca ini tidak akan merasa gondok dengan si A atau si B. Sebaliknya malah dua tokoh utama di cerita ini, Sam dan Jase, sifatnya dewasa dalam menghadapi masalah. Hubungan mereka pelan, tapi dari cara pelan itu lah yang membawa ke sensasi gawat. Entah berapa kali gue jingkrak – jingkrak dalam hati melihat proses hubungan mereka yang perlahan naik ke tahap lebih lanjut.
I will never forget that housewarming gift, party favors, supplies for a really expensive water balloon fight, visual aids for health class and little raincoats for barbie dolls. Ohmygawd