Rate this book

Gading-Gading Ganesha - 3G : Bahwa Cinta Itu Ada (2009)

by Dermawan Wibisono(Favorite Author)
2.91 of 5 Votes: 1
languge
English
genre
publisher
Mizan
review 1: Sepanjang membaca buku ini, rasanya datar. No conflict means more. Nggak ada masalah yang dikupas mendalam. Semuanya cuman dibahas sedikit asal-asal lewat aja, jadi ga ada maknanya gitu. Tanpa ada cerita konflik yang mendalam, tau-tau udah semester akhir, tau-tau udah wisuda, tau-tau udah ngantor, tau-tau udah nikah. Pembaca jadi gagal larut dalam konflik yang dihadirkan, karena yah itu, konfliknya semuanya sepotong-potong doang, ga pernah detail.Penokohannya juga kurang proporsional. Covernya sih boleh gambar keenam sahabat: Slamet Poltak GunGun Ria Benny Fuad. Tapi di dalam ceritanya cuma fokus sama Slamet, Poltak, dan GunGun. Benny dan Ria cuman jadi pajangan doang. Serta Fuad yang porsinya sedikit lebih banyak dari si Ria Benny.Diksinya terkesan menggurui. Oke, mungkin... more bagus ya maksudnya mau ngasih pengetahuan-pengetahuan atau sejarah-sejarah gitu, but the way of it is just a kinda weird. Membosankan dan menggurui pembacanya. Antar kalimat juga ada yang terkesan nggak konek. Penjelasan-penjelasan yang nggak perlu.Contohnya hlm 306, "...masih untung ada Rifandi, tetangga sebelah rumahnya yang bersedia mengabarinya. Rifandi, pemilik rm ayam goreng itu memang sangat baik kepadanya. Alumni UGM dan ITB itu justru maju perekonomiannya dari usaha ayam gorengnya. Lelaki itu sering memberinya sepotong ayam goreng dengan kremesannya yang sungguh lezat tiada tara. Dan kini, Rifandi mohon padanya untuk dapat pulang. Artinya, kondisi anak istrinya amat gawat...."Kalimat "lelaki itu sering memberinya sepotong ayam goreng dg keremesannya blabla..." itu apa banget. Ngga perlu lah ditulis kayagitu. Nggak konek dg kalimat utama paragrafnya. Terus kenapa kalo Rifandi suka ngasih lo ayam goreng? Toh, yang jadi masalah utama kan anak istri lo sakit, bukan ayam gorengnya.Yah sisi positifnya palingan penokohan yang dibuat agak masuk akal dan relevan dg kehidupan sekarang. Kayak Gun Gun yang walaupun anak baik-baik tapi tetep aja bisa selingkuh, atau Poltak yang walaupun kesannya galak tp hatinya baik. Gitu doang.
review 2: Buku ini sangat mengecewakan. Tidak jelas apa maunya, sebagai novel atau kumpulan cuplikan-cuplikan kisah masa lalu? Sebagai alumni kampus yang sama, saya terkenang-kenang akan masa kuliah dulu. Itu saja. Tetapi cerita didalamnya benar-benar tidak mengalir dengan menarik. Bagian pendahuluan (kata-kata pengantar dari para alumni yang telah jadi pejabat) dan bagian penutup (acara reuni(?) yang aneh) sama sekali tidak perlu. Banyak bagian yang terlalu berlebihan dan tidak didukung oleh cerita yang baik sehingga jadinya tanggung. Jadi saya tidak merekomendasikan buku ini kecuali mungkin bagi alumni ganesha 10 yang ingin mengenang kembali masa muda. Namun begitu saya yakin alumni yang lebih muda (angkatan 90-an ke atas) agak sulit untuk mensejajarkan pengalamannya dengan mereka dalam cerita karena kondisi yang jauh berbeda. less
Reviews (see all)
Pop
Bisa dijadikan bacaan ringan di sore hari :)
isabelle101
Bagus...tp endingnnya ndak kena :(
chekkyi
Aga membosankan ceritanya..
Write review
Review will shown on site after approval.
(Review will shown on site after approval)