Rate this book

Pansy - Series (1-11) (1994)

by Mariko Okumura(Favorite Author)
4.33 of 5 Votes: 4
languge
English
publisher
Elex
review 1: pansy adalah salah satu buku anime favorit saya waktu SMA. Ceritanya mirip dengan cerita Tarzan, yang hilang di hutan afrika, lengkap dengan konflik konflik seru yang diceritakan apik lewat gambar yang bagus. Walaupun akhir cerita sudah dapat diduga, yaitu pansy alias putri poretto menikah dengan edo alias pangeran eduard, tapi buku ini tetap menjadi salah satu buku cerita anime favorit kedua saya setelah Yokohama
review 2: Saya mulai mengenal manga Jepang kira-kira sewaktu SMP. Pansy adalah satu dari empat manga pertama yang saya baca. Waktu awal membaca, saya langsung seri yang ke enam. Yang membuat saya sedih, ketika komik-komik itu saya berikan pada.. pada.. hiks.Ya sudahlah.Namanya juga masih bocah.. Saya tertarik membaca Pansy, karena saya terpesona oleh
... more gambar-gambar di dalamnya. “Hebat banget sang komikus! Gambar-gambarnya seolah hidup!” Begitu gumam saya. Saya menyukai karakter Pansy yang ceria dan lugu. Saya membayangkan, diri saya ini seperti Pansy yang sangat lincah. Tapi sepertinya saya nggak selincah Pansy :p Saya juga sangatt menyukai karakter Edo. Saya membayangkan, saya bisa berjumpa dengan pangeran setampan Eduardo yang baik hati XD Saking sukanya, rambut saya pernah dipotong beberapa kali mengikuti model blow [ala Edo].. Bahkan sekarang pun, karena si tukang potong rambut keliru potong rambut, saya pikir, modelnya bukan lagi seperti Iori.. Tapi seperti Edo XDBagi saya, kisahnya seru!Pansy yang dilahirkan di tengah hutan, akhirnya tumbuh besar bersama kawanan simpanse ketika kedua orang tuanya meninggal akibat penyakit [menular, kalau nggak salah]. Beberapa tahun kemudian, Mark yang berprofesi sebagai ilmuwan -yang juga sekaligus rekan sejawat ayah Pansy- menemukan Pansy dan membawanya pulang ke rumah. Dalam masa sosialisasi dengan lingkungan barunya, Pansy yang masih cenderung urakan berjumpa dengan Edo.Nah, sejak itu deh.. Petualangan keduanya dimulai. Namanya juga dongeng. Setiap Pansy mengalami kesulitan, pasti Edo ada di sekitarnya. Atau sang pangeran dengan sekuat tenaga akan mencari Pansy supaya bisa melindunginya. Seolah ia berkata pada Pansy, ‘Aku bersedia mati untukmu..’ #ahayy :pTentu saja selain kisah Edo dan Pansy, ada juga kisah asmara antara pasangan Mark-Marin, si jahat Pangeran Wirald-si lembut Joane, Pangeran Anam-Putri Sophia, Leon-Putri Adeline [yang digambarkan mirip dengan Pansy juga], Emilia-Erick, humm.. Rivace-Shiba [?].. Lalu siapa lagi yes?Dulu, mulanya saya cuma berpikir bahwa kisah ini bercerita tentang konflik perebuatan tahta kerajaan, yang dibumbui dengan kisah asmara antara si bakal pewaris kerajaan dengan putri impiannya [sampai-sampai saya berpikir, ‘Emangnya ada kerajaan Roland, Labiria, Estonia, ~ ? Di peta ada nggak yaa?’ #dudung]Belasan tahun kemudian, saya senang sekali ketika iseng-iseng, saya menemukan manga online Pansy. Itu artinya, saya bisa baca Pansy dari seri pertama sampai yang kelima yang belum sempat saya baca! Kalau nggak memikirkan jam malam, saya pasti sudah buru-buru menuntaskannya. Bayangkan, sebelas seri, menggunakan Bahasa Inggris! #wow Cukup ribet, karena sering kali harus buka google translate ^^’Saya pun berpikir tentang tema yang sedikit lebih meluas. Rupanya di manga tersebut, secara eksplisit, juga menggambarkan tentang perilaku sombong para bangsawan dan rakyat jelata yang tertindas. Paling nggak dalam kisah [yang mungkin bergenre historikal] ini saya melihat ada dua perbedaan yang tampak jelas antara kaum bangsawan dan rakyat jelata :D Kalau bangsawan dituntut untuk membatasi diri dengan bersikap anggun [dalam berperilaku dan bertutur kata] dan intelek dalam ruang lingkup yang luas, rakyat jelata justru kebalikannya. Mereka lebih bebas mengekspresikan diri. Sayangnya mayoritas mereka terjebak dalam kondisi status sosial, ekonomi dan pendidikan yang terbatas pula :DMungkin begitu itulah gambaran tentang dua golongan rakyat yang berbeda kelas pada zaman dahulu kali yaa. Eh, tapi kalau dilihat dari segi tahun kelahiran Edo dan Pansy, sepertinya nggak bisa dibilang zaman baheula juga.. humm..Pikir punya pikir, sepertinya enak juga kalau saya berada di tengah dua kelas yang berbeda itu. Ya jadi bangsawan, ya jadi rakyat jelata.. Jadi narsis deh #asseek.. Walaupun kesannya dongeng bangetz, tapi baca Pansy berulang-ulang, saya belum juga bosan XDAnda hebat Mariko-san!!-ulan-Kayaknya review editan ini malah tambah panjang @_# less
Reviews (see all)
Patel
memang komik ini penuh dengan khayal, tapi menyenangkan sekali bila dibaca....love it
matz
Lumayan.. Bisa Mengenang Masa SMP.. :D
kesi
nice
Write review
Review will shown on site after approval.
(Review will shown on site after approval)