Photo :Tim yang nyubuh udah ready di Tollgate / dokpri.
Adzan shubuh menemani pergerakan dari rumah yang berada dipinggiran kota menuju titik kumpul di pinggiran kota (juga) tapi pinggir yang lainnya, ah ribet amat, rumah di Cimahi dan ketemuan di exit tol Mohammad Toha, gitu aja repot. Oh ya, Tentu tak lupa menyegerakan mencari mesjid yang terlewati untuk tunaikan kewajiban rutin harian sebagai bentuk ketaatan hamba.
Hari ini adalah dinas luar perdana di awal tahun 2018, istilahnya ngebolang. Berkeliling untuk melakukan monitoring, koordinasi dan fasilitasi urusan kerjaan yang berkaitan khususnya urusan infrastruktur di Jawa Barat.
Tuntas sholat shubuh, bergegas menuju titik kumpul yang telah disepakati. Gerbang tol Moh Toha masih lengang meskipun tetap gagah menyongsong hari dan menyambut siapapun yang keluar masuk dengan syarat mutlak membawa dan menempelkan e-tol. Jikalau ada yang make tongtol alias tongkat e-tol ya itu sah – sah saja, lha wong tujuannya membantu pengemudi agar tidak menjulurkan tangannya terlalu jauh.
Eh kok jadi bahas tongtol seeh?… gpp atuh, apalagi tongtolnya yang warna pink dan hijau muda. Lucu kayaknya.
Tepat pukul 06.00 wib bos dateng dan sang pengantar sekaligus penanggungjawab objek yang akan dikunjungipun tiba yakni dari PT Tirta Gemah Ripah, salah satu BUMD Pemprov Jabar inipun bersiap memimpin konvoy. Mini konvoy tepatnya karena hanya 4 mobil doang.
Photo : Peninjauan Titik ahir JDU / dokpri.
Titik pertama adalah ujung JDU yang akan nyambung dengan jaringan yang dipasang PDAM Kota Bandung. JDU itu singkatan dari Jaringan distribusi utama, yaitu jaringan pipa yang menghubungkan reservoir dari IPA dengan SR.. oalaaah apa lagi itu?… IPA Instalasi Pengolahan Air dan SR itu sambungan rumah.
Photo : Semburat mentari pagi menyambut kami / dokpri.
Konvoy bergerak lagi dan pukul 07.02 Wib sudah tiba di Titik kedua dipinggir jalan raya Ciherang – Cangkuang yang berada di wilayah Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung. Melihat batas pemasangan JDU oleh Disperkim Provinsj yang terhubung dengan jaringan PDAM. Nah disini ada rencana penambahan PRV.
Bingung lagi… apa itu PRV?
Yang spontan muncul di otak ada 2. Pertama, PRV di Daerah Gerlong hilir yaitu nama perumahan elit, Parahyangan Rumah Villa. Komplek perumahan tempat tinggal bigbos dahulu.
Kedua, adalah kendaraan dinas tunggangan para sekretaris OPD di Pemprov Jabar. Oppps…. itumah CRV :).
Nyerah?… Akhirnya googling dech.
Tuh mahluk PRV adalah sebuah alat untuk mengatur ketinggian tekanan air sehingga sesuai dengan kondisi jaringan. PRV adalah Pressure Regulating Valve. Kebayang khan klo nggak diatur tekanannya. Air nggrojok dari sumber reservoir begitu besar langsung masuk jaringan pipa yang lebih kecil, ya jebol. Rencananya dititik kedua ini akan dipasang PRV untuk memaksimalkan penyaluran air bersih kepada masyarakat pelanggan.
Photo : Kantor Instalasi Pengolahan Air SPAM bdg selatan / dokpri.
Perjalanan berlanjut ke titik ketiga, memasuki jalan desa yang berkontur nanjak berkelok serta relatif sempit untuk ukuran Toyota fortuner. Untungnya kami mah nyetirnya Toyota Rush, ramping lincah dan lumayan irit. Perjalanan terasa nyaman karena kanan kiri adalah kebun sayuran yang menghijau manjakan mata. Jalan berkelokpun tidak terlalu mengocok perut karena ada tumpuan lain yang bisa alihkan perhatian, hingga akhirnya jalan berbelok kiri menurun lalu tekuk kanan memasuki jalan beton hingga tiba di gerbang area perkantoran yang terletak di dataran tinggi Cimaung Pangalengan ini. Tertulis megah di atas gedung, SPAM Regional Bandung Selatan.
Diskusi dan peninjauan titik ketiga ini cukup hangat terutama diskusi yang membedah dari awal alur cerita dari SPAM Regional ini. Mulai sumber air dari Over flow PLTA Cikalong dan Sungai Citanduy, masuk ke Intake, trus Kolam Prasedimen, ngalir terus ke Instalasi Pengolahan Air, Reservoir terus ke pipa JDU, dibagi per sistem PDAM Kabupaten Bandung dan PDAM Kota Bandung hingga akhirnya sampai ke SR di rumah-rumah masyarakat.
Photo : Gunung Patuha dilihat dari lt atas gd IPA / dokpri.
Pembahasan ditemani jagung dan kacang rebus serta kopi hitam sekaligus sarapan kami pagi ini di dataran tinggi Cimaung Bandung Selatan. Terkait sumber anggaran yang multi sumber baik APBN via Dirjen SDA dan Dirjen Ciptakarya KemenPU juga APBD Provinsi Jawa barat dan APBD Kabupaten Bandung dan APBD Kota Bandung. Juga urusan lahan dan kewenangan pemerintahan menjadi pembahasan yang menarik dengan kerangka kerjasama sinergis antara tingkatan pemerintahan. Termasuk menyeruak istilah BASTO dalam diskusi ini. Awalnya kirain tentang bakso (maklum efek belum sarapan jadi yang kepikirannya makanan) tapi pas lama-lama diperhatikan adalah urusan serah terima aset. Yakin ini mah yang dimaksud Basto itu adalah Berita Acara Serah Terima Operasional.
Photo : di lantai atas gd IPA / dokpri.
Tuntas diskusi sambil duduk dilanjutkan diskusi sambil melihat instalasi pengolahan dari mulai pipa masuk ke area IPA, masuk di sistem pengolahan hingga ke reservoir. Naik tangga ke lantai atas terlihat bak penampungan air raksasa seperti kolam renang dengan kedalaman 6 meteran. Melewati itu menuju lantai atas bagian luar terdapat beberapa lubang besar yang ditutup besi-besi baja sehingga tidak khawatir untuk diinjak. Udara sejuk memanjakan kami dan di lantai atas ini segera kami menikmati pemandangan alam yang luar biasa, ke utara terhampar dataran cekungan bandung dan di arah selatan berdiri gagah Gunung Patuha.
Tuntas dari lantai atas, kembali turun ke lantai bawah dan keluar bangunan gedung menuju halaman kantor dimana 2 reservoir air berada. Melihat secara langsung terasa berbeda dengan pemaparan di kantor, padahal dengan objek yang sama. Sehingga peninjauan obyek pekerjaan itu sebuah keharusan. Selain bisa melihat kasat mata bukan sekedar imajinasi juga bisa melihat beberapa potensi permasalahan yang musti diantisipasi, lebih khusus lagi adalah menambah silaturahmi.
Titik keempat terkait peninjauan Sistem Penyediaan Air Minum Regional Bandung Selatan ini adalah lokasi kolam Prased yang terletak sekitar 4 km dari lokasi IPA dan reservoir. Bergeraklah mini konvoy ini menuju lokasi Prased yang masih berada di wilayah Cimaung ini. Peninjauan titik keempat ini menjadi akhir ngabolang (sementara) di awal tahun 2018 ini. Sekaligus titik awal ngabolang awal tahun etape 2 menuju wilayah Garut selatan.
Tunggu yach di tulisan selanjutnya. Wassalam. (Akw).
Share this: