Review Buku #9 – The Paper Swan (2015)

The two men that I loved the most, with all my heart, were out to destroy each other. I had a feeling that by the time it was all said and done, only one would be left standing.

Salah satu novel dengan genre romance suspense yang menurut gue layak untuk direkomendasikan. Langsung aja simak reviewnya.

Cerita dibuka dengan story dilihat dari sisi pandang Skye. Skye Sedgewick diculik oleh pria misterius. Dia dibawa ke kapal, diikat dan diperlakukan dengan tidak baik. Skye memohon untuk melepaskannya dengan memberikan apa yang ia mau. Pria itu hanya cuek dengan semua ucapan Skye. Skye sempat menggoda pria tersebut dengan sex, dan bahkan pernah mencoba berusaha kabur dengan berenang karena ia melihat ada sebuah daratan. Tapi salah satu fakta tentang lautan adalah, apa yang terlihat dekat sebenarnya masih jauh. Pria itu tetap saja cuek. Ia tetap sibuk dengan kegiatan memancingnya ketika Skye melompat kabur ke air. Pria itu tahu bahwa Skye akan kembali, karena tidak ada jalan lain di lautan itu. Seiring waktu berjalan, berhari-hari Skye sudah berada di kapal dengan pria yang selalu memakai topi itu, Skye merasakan adanya sedikit feeling yang entah darimana muncul. Suatu hal yang terlarang dan tidak dapat dihindari. Perasaan itu makin bertambah ketika ia mengetahui identitas sebenarnya dari pria itu.

But pain was good. Pain told me I was alive. And as long as I was alive, there was still hope.

Damian menculik sang “putri” saat malam dimana Skye baru saja pulang dari acara makan malam dengan ayahnya. Damian Cabalerro berusaha mematikan semua perasaan manusiawinya ketika berhadapan dengan Skye. Ia membiarkan Skye kelaparan. Ia tidak peduli ketika Skye terus memerus memanggil dirinya. Ia cuek ketika melihat usaha Skye untuk kabur. Ia cuek dengan kenyataan Skye hidup atau tidak. Ia tidak peduli. Yang ia pedulikan sekarang adalah cara untuk membalas dendam terhadap ayahnya Skye.Tidak ada satupun barang mewah dan kekayaan melimpah yang sebanding dengan seorang anak tercintanya. Tapi waktu berjalan juga untuk dirinya. Secara tidak sengaja ia membiarkan Skye masuk dalam hidupnya. Skye tahu siapa dirinya yang asli, atau bisa dibilang, dirinya yang dulu. Ia tahu bahwa rencana sepanjang umur hidupnya ini akan berdampak buruk dengan keberadaan Skye.

Esteban pertama kali melihat Skye ketika masih kecil, waktu umurnya masih 4 tahun. Ia pertama kali melihat Skye di dalam box bayi, dengan wajah sucinya yang sedang terlelap. Karena tuntutan pekerjaan ibunya sebagai pengasuh bayi, Esteban tiap hari bertemu dengan Skye. Ia dan Skye tumbuh bersama, bermain bersama dan saling berbagi kenangan bersama. Tapi jarak status sosial yang jauh membuat Esteban terkadang canggung dan tidak enak hati pada Skye. Terutama kepada ayahnya Skye. Ia memang mempunyai hubungan tidak baik dengan ayahnya Skye. Perasaan canggung itu berubah menjadi benci yang mendalam ketika ibunya ditangkap oleh suruhan ayahnya Skye. Bahkan Esteban terpaksa menerima fakta bahwa ia tidak bisa mengucapkan selamat tinggal hingga kematian ibunya. Semenjak itu, ia mematikan perasaannya dan menyusun rencana untuk menghancurkan keluarga Sedgewick.

Family is family. Friends aren’t forever. Everything will break. People say goodbye. Get too close and you get hurt.

Damian adalah Esteban. 15 tahun berlalu semenjak peristiwa dimana ibunya Esteban ditangkap dan Skye tidak pernah kembali ke kota kelahirannya itu. 15 tahun adalah waktu yang sangat lama untuk merubah penampilan Esteban. Ia hampir tidak dikenali oleh Skye. Selama 15 tahun itu, Skye tidak tahu betapa beratnya hidup Esteban. Esteban sudah membunuh orang. Merampok. Masuk dalam kelompok pengedar narkoba. Semua itu dilakukan untuk bertahan hidup sambil memulai rencana balas dendamnya. Harusnya rencana itu berhasil. Tapi tidak lagi semenjak Esteban dan Skye jujur akan perasaan masing-masing.

Perasaan yang semakin kuat membuat Esteban lebih memilih perempuan yang dicintainya itu daripada balas dendam. Tapi ketika keputusan itu diambil, Esteban sudah berada dalam penjara dan berpisah dengan Skye. Skye sendiri berada dalam keputusan sulit untuk memilih antara  ayahnya atau Esteban, 2 pria yang ia cintai di dunia ini.

Loved. Love. What does it matter? Love don’t die.

Cerita yang complicated dari awal hingga akhir, tapi disampaikan dengan detail dari awal hingga akhir juga. Bagian kesukaan gue di novel ini adalah di saat Skye dan Esteban menghabiskan waktu romantis bersama di pulau pribadinya Esteban. Gue sampai senyam senyum sendiri di adegan tersebut. Waktu selesai baca ini novel, gue lega endingnya sesuai yang gue inginkan. Ceritanya bagus dan gue sangat teramat tidak menyesal membuang waktu untuk buku yang 1 ini.

Advertisements Share this:
Like this:Like Loading... Related