Rate this book

Karanlık Zihinler (2014)

by Alexandra Bracken(Favorite Author)
4.62 of 5 Votes: 8
languge
English
genre
publisher
Parodi Yayınları
series
The Darkest Minds
review 1: The reviews of this book are glowing and strangely enthusiastic so I read it. I'm not really seeing the amazing originality and the writing is average--tells the story, but nothing special. The book could have used a pickier editor for some careless mistakes. There are some holes in the plot but I'll be generous and assume they get filled in with later books in the series. I don't care much for the heroine and kind of laughed at her misfortune but that's not to say she is a bad character. Most of the characters are strongly written and they are what make the story enjoyable. All said, I found it entertaining enough (or at least distracting enough) to finish in a couple of days. My overall opinion is strongly neutral. I might read the next book in the series if I get bored ... morewith my pile of unread books.
review 2: Meh meh meh meh. Sekarang aku tahu kenapa aku kalau bisa menghindari membaca buku bergenre dystopia yang dikarang oleh wanita muda. Selama membaca buku ini aku merasa membaca buku harian anak middle grade. RUBY Y U SO BITCHY.Aku beli buku ini karena diterbitkan oleh Fantasious yang terkenal buku fantasy nya kece punya. Aku ga ada masalah dengan penerjemahan dan tata bahasa Indonesia nya. Yang membuatku terganggu adalah betapa Ruby sangatsangatsangat pengeluh. Oke, dia tersiksa karena dikurung bertahun-tahun. Dia ga punya apa-apa lagi selain kemampuan dia. Ugh. Tetap saja aku ingin melempar mukanya dengan batu bata. Begitu juga Liam. Dia adalah tokoh utama cowok yang paling-payah-girly-lemah-plinplan sepanjang masa. Cocok banget deh sama Ruby. Sama-sama kayak anak middle grade.Itu aja sih. Aku terganggu sama dua tokoh utama diatas, dan sisanya aku fine fine aja. Aku suka ide tentang Oranye, yellow, red, blue, green itu. Dan betapa fake nya pemerintah. Tapi please, adegan romansanya payah banget dan menghancurkan segalanya. less
Reviews (see all)
zasf
awesome
blueloony
Meh meh meh meh. Sekarang aku tahu kenapa aku kalau bisa menghindari membaca buku bergenre dystopia yang dikarang oleh wanita muda. Selama membaca buku ini aku merasa membaca buku harian anak middle grade. RUBY Y U SO BITCHY.Aku beli buku ini karena diterbitkan oleh Fantasious yang terkenal buku fantasy nya kece punya. Aku ga ada masalah dengan penerjemahan dan tata bahasa Indonesia nya. Yang membuatku terganggu adalah betapa Ruby sangatsangatsangat pengeluh. Oke, dia tersiksa karena dikurung bertahun-tahun. Dia ga punya apa-apa lagi selain kemampuan dia. Ugh. Tetap saja aku ingin melempar mukanya dengan batu bata. Begitu juga Liam. Dia adalah tokoh utama cowok yang paling-payah-girly-lemah-plinplan sepanjang masa. Cocok banget deh sama Ruby. Sama-sama kayak anak middle grade.Itu aja sih. Aku terganggu sama dua tokoh utama diatas, dan sisanya aku fine fine aja. Aku suka ide tentang Oranye, yellow, red, blue, green itu. Dan betapa fake nya pemerintah. Tapi please, adegan romansanya payah banget dan menghancurkan segalanya.
TimeReap
Overall nice story but a couple things are bugging me.I still have no clue how or why these kids have powers or what determines why some are yellow some are green etc. also why do some kids die but not others and why is it connected to puberty? I mean at least a couple of these should be answered. My other irritation: no matter how many times I'm told Ruby isn't girly doesn't make it true. I need to see it to believe it.
uintah
I'm too depress to review this right now. Maybe when I read the next one.
charlene_gatt
I'm crying because this book was beautiful and I just wHYYY
saad
I'm crying because this book was beautiful and I just wHYYY
Write review
Review will shown on site after approval.
(Review will shown on site after approval)