Meski Masih Single, Tak Ada Salahnya Nyicil Baca Buku Parenting Happy Little Soul

Meski Masih Single, Tak Ada Salahnya Nyicil Baca Buku Parenting Happy Little Soul

Happy Little Soul (by http://www.instagram.com/retnohening)

Masih Single Baca Buku Parenting?

Kita semua tahu, membaca buku berguna untuk menambah wawasan kita tentang sesuatu. Tapi apa jadinya jika kita membaca buku parenting padahal calon aja belum ada. #baper ;D Kalau bagiku penting mempersiapkan segala sesuatunya sebelum kita melangkah di jenjang pernikahan dan dititipi anak oleh Allah. Supaya nanti jika sudah mengalami tidak terlalu kaget. Beberapa tahun terakhir ini, aku gemar membaca buku atau artikel di internet tentang jodoh, pendidikan seks, membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah, menjadi istri yang baik, proses kehamilan, kelahiran hingga parenting. Bahkan dua tahun belakangan aku jadi hobi membeli buku anak-anak.

Siapa Itu Ibuk?

Kirana dan Ibuk (by http://www.instagram.com/retnohening)

Hingga suatu hari aku menemukan nama Retno Hening di antara tumpukan-tumpukan artikel pengasuhan anak. Awalnya, aku sama sekali tidak mengenal siapa itu Ibuk, siapa itu Retno Hening dan siapa itu Kirana? Yang membuatku penasaran sehebat apakah sih si Ibuk ini sehingga banyak sekali yang mengikuti pola asuhnya. Terakhir kulihat, dia sudah memiliki 1 juta follower di Instagram. Bahkan, artikel dari Hipwee yang membahas tentangnya telah dibagikan sebanyak 57 ribu kali.

Di tahun 2017, Ibuk merilis sebuah buku berjudul Happy Little Soul. Semakin penasaran, aku akhirnya meminjam dan membacanya. Kata demi kata kuresapi dengan baik #agaklebay.haha… Baru membaca BAB-BAB awal, aku sudah menemukan jawaban atas doaku eh pertanyaanku maksudnya. Sehingga momen ‘oh~ jadi begitu ya’ tercipta dengan sendirinya.

Retno Hening (selanjutnya ditulis ibuk) adalah seorang ibu rumah tangga biasa. Sekarang sudah memiliki dua anak yaitu Mayesa Hafsah Kirana (5 tahun) dan Rumaysaa Hafsah Mahira yang baru lahir Bulan Oktober tahun 2017. Menikah di tahun 2012 dan sangat menantikan buah hati. Namun, sayang dia mengalami keguguran di kehamilan pertamanya. Ia mencoba untuk merayu Allah habis-habisan. Mengetahui suaminya akan ditugaskan ke Muscat, Oman, dia semakin gencar berdoa semoga bisa hamil sebelum sang suami pergi. Tak lama setelahnya, ia hamil Kirana. Ibuk menyusul suami ke Oman ketika Kirana berusia 7 bulan. Sebagai mantan guru pre–school di Jogja, pemilik akun Instagram @retnohening ini menerapkan ilmu yang didapatnya untuk pembelajaran Kirana. Bahkan tak jarang main sekolah-sekolahan dengan Kirana karena kangen mengajar. Tak heran, Kirana tumbuh menjadi anak yang cerdas dan menggemaskan.

Buku Happy Little Soul Kayak Apa sih?

Buku Happy Little Soul (by http://www.instagram.com/retnohening)

Banyak rahasia mengasuh anak yang ia posting di Instagram. Setiap hari, ribuan DM masuk menanyakan pola asuh anak yang baik itu seperti apa. Dan akhirnya ia mendapat tawaran dari Gagas Media untuk menuangkannya dalam sebuah buku. Lahirlah Happy Little Soul. Tak butuh waktu lama, buku yang sangat ditunggu pengikutnyanya ini laku keras di pasaran. Bahkan sudah mencapai cetakan ke-5 dalam waktu satu bulan. Buku setebal 202 halaman ini kertasnya full color warna-warni dan dilengkapi dengan gambar ilustasi nan lucu karya Isnina Aryani Hasanah dan Alzaena Ulya Rusdimi. Cover-nya berwarna biru dengan gambar Kirana versi kartun yang sedang mengintip. Di halaman pertama ada foto-foto Kirana dengan Ibuk sedangkan di halaman paling belakang ada fans art yang dikirim lewat Instagram. Di dalam buku ini Ibuk melampirkan 3 resep andalannya yaitu Nugget Ayam, Bakso Isi Keju dan Buttermilk Pancake. Sebelum memasuki BAB 1, ada surat yang ditulis tangan oleh Ibuk dan 3 lembar coretan gambar oleh Kirana.

Kekurangan dari buku ini adalah penggunaan dua ilustrator yang berbeda sehingga dari segi art, alat coloring, pewarnaannya sangat berbeda. Sedikit mengganggu. Ada dua buah kata yang lolos dari pindaian editor padahal typo. Namun, tak terlalu menganggu kalau yang ini. Dan satublagi ada beberapa pengulangan materi di buku ini.

  • Judul: Happy Littel Soul, Belajar Memahami Anak Dengan Penuh Cinta
  • Penulis: Retno Hening Palupi
  • Penerbit: Gagas Media
  • Tahun terbit: 2017, cetakan ke-6
  • Halaman: 202 hlm
  • Ukuran: 13 x 19 cm
  • ISBN: 978-979-780-886-0
  • Edisi: full color, soft cover
  • Genre: Parenting, Kumpulan Cerita
  • Editor: Tesara Rafiantika
  • Ilustrator: Isnina Aryani Hasanah dan Alzaena Ulya Rusdimi

Parenting Ala Ibuk Retno Hening

Kirana (by http://www.instagram.com/retnohening)

Selama 9 bulan mengandung Kirana, Ibuk sudah melakukan kegiatan-kegiatan yang tentunya bermanfaat bagi si jabang bayi. Pertama, Ibuk senantiasa memperbaiki diri dengan selalu membaca Al-Quran berserta artinya dan berkomitmen untuk khatam. Ia ingin anaknya mendengarkan ayat-ayat Al-Quran. Dia berhasil 2 kali mengkhatamkan Al-Quran. Kedua, membacakan surat Luqman yang berisi nasehat Luqman kepada anaknya. Ketiga, berdoa supaya diberikan bayi yang lahir sehat, dimudahkan segalanya, menjadi anak yang cerdas, berguna, taat beragama, menyenangkan hati, membahagiakan orang-orang di sekelilingnya. Sekarang doanya sudah terkabul. Keempat, memperbaiki pola makan seperti mengkonsumsi brokoli yang mengandung asam folat, vitamin dari dokter dan minyak ikan salmon yang baik untuk kecerdasandan jantung. Serta menghindari makanan yang kurang matang, mengandung MSG dan makanan instan. Keempat, senam hamil yang nggak pernah Ibuk lakukan karena kepentok jadwal. Kelima, memberikan ASI ekslusif sampai usia 2 tahun.

Menjadi orang tua terutama ibu adalah tugas yang mulia. Sudah semestinya kita mendidik dan membesarkan titipan Allah dengan baik. Menjadi orang tua yang sabar saja tidaklah cukup, namun sepantasnya menjadi contoh bagi anak-anaknya. Sebelum mengajarkan kebaikan kepada anak, kita harus menjadi baik terlebih dahulu. Bukankah anak-anak adalah peniru yang ulung?

Saling Berbicara dan Memahami

Kirana dan Rumaysaa (by http://www.instagram.com/retnohening)

Terus berusaha berbicara, merespon dan berusaha memahami Kirana adalah usaha untuk menjadikannya merasa tidak diabaikan (hlm. 33)

Kirana sudah bisa lancar berbicara saat usianya belum genap tiga tahun. Itu karena Ibuk sudah mengajaknya ngobrol sejak bayi. Sejak lahir, Ibuk selalu merespon dengan serius setiap suara yang dikeluarkan Kirana. Entah itu tangisan maupun ocehan. Ia anggap itu adalah bentuk komunikasi.

1. Usia 0 – 6 bulan

  • Menyambutnya ketika ia bangun tidur dengan semangat dan tersenyum.
  • Menenangkannya ketika ia menangis dengan suara lembut, suara yang menenangkan, menggendongnya, mengusap-usapnya dan menebak keinginannya.
  • Membiasakan membaca ia sederhana seperti sebelum tidur, setelah bangun tidur, sebelum dan setelah minum ASI.
  • Menyampaikan apa yang akan dikerjakan dan mengenalkan bagian tubuhnya.
  • Mengobrol ketika menyusui sambil menatap matanya, menyentuh bagian tubuhnya, lalu menyebut namanya.
  • Mendengarkan ocehannya dengan baik dan merespon suara ketika dia sudah bisa mengeluarkan suara.
  • Menyanyikan lagu dan melantunkan sajak anak-anak. Misalnya Nursery Rhyme seperti Incy Wincy Spider, Train dan Behive.
  • Menidurkannya dengan shalawat atau lagu pengantar tidur.
  • Mengobrol dengan menyebut namanya.

2. Usia 6 – 12 bulan

  • Mengenalkan buku pada anak pada usia 6 bulan.
  • Mulai bermain dengan anak pada usia 7 bulan menggunakan kartu-kartu bergambar. Biasanya ini bisa dilakukan ketika menyuapi dengan cara menyebar kartu-kartu tersebut di depannya.
  • Menonton bersama lagu atau video anak. Sambil menonton menceritakan videonya dan jangan membiarkan anak menonton sendirian. Harus didampingi. Karena menontonnya di YouTube menggubakan tablet jangan lupa di-lockscreen.
  • Menceritakan apa yang ada di sekitar.
  • Bertanya apa yang sedang dilakukan dan menanyakan apa yang ia rasakan.
  • Menebak-nebak kata yang sudah mulai diucapkan, lalu cepat-cepat mengoreksi.

3. Usia 1 – 2 tahun

  • Membacakan buku dan memintanya untuk menunjukkan gambar yang ada di buku. Lalu puji dia dengan sorakan ketia ia berhasil menunjukkan.
  • Meminta untuk melakukan sesuatu. Lalu mengucapkan terimakasih ketika ia sudah melakukannya.
  • Meminta ia menceritakan ulang bukunya meskipun ia belum lancar berbicara.

4. Usia 2 – 3 tahun

  • Menanyakan pendapat untuk memulai diskusi.
  • Membiasakan menceritakan kejadian pada hari itu apa yang salah dan harus diperbaiki.
  • Menjalin komunikasi yang baik dengan anak dan meresponnya dengan sungguh-sungguh.

Sedangkan, tips dan trik berbicara kepada anak ala Ibuk adalah:

  • Fokus pada anak. Usahakan menatapnya dan terlihat bersemangat.
  • Dengarkan ketika anak menyampaikan sesuatu Atau mencoba untuk berbicara. Tanggapi dengan pernyataan atau pertanyaan untuk memperjelas sesuatu.
  • Bicarakan sesuatu yang sedang terjadi atau yang sedang dilakukan.
  • Tanggapi dengan serius.
  • Bereskpresi ketika berbicara kepada anak sesuai emosi yang akan disampaikan. Bisa sekaligus mengajarkan empati.
  • Menjelaskan sesuatu dengan kalimat sederhana agar mudah dipahami.
  • Menghindari baby talk.
  • Membacakan buku.
  • Menyanyikan lagu dan sajak anak.
  • Menanyakan keadaan atau perasaannya.
  • Menggunakan intonasi yang berbeda ketika berbicara.
  • Peka ketika ia bosan diajak berbicara.

Menjalin komunikasi dengan anak memang menjadi tantangan tersendiri. Kadang anak tidak langsung mengerti apa yang kita ajarkan. Maka dari itu, anak bisa diajari dengan cara berulang-ulang dan dipraktekkan terlebih dahulu oleh sang ibu. Seperti contohnya membereskan mainan. Memberikan pengertian kepada anak juga penting. Gunakan bahasa yang lembut. Tidak boleh menjanjikan sesuatu dan menakut-nakuti anak. Katakan apa adanya dengan kalimat sedehana. Jika menjanjikan harus ditepati karena hal ini mengajarkan kepercayaan.

Selain itu memberikan penghargaan kepada anak juga tak kalah pentingnya. Kuncinya adalah hargai ketika ia melakukan hal yang baru, hargai apapun hasil kerja anak, hargai anak ketika ia sudah membatu dan melakukan hal baik. Jangan lupa untuk memeluknya dan bilang “I love you”. Menurut Ibuk, menghargai tidak sama dengan memanjakan. Anak berhak mendapatnya atas usaha keras mereka. Dengan begitu, dia tak akan pernah takut dan lelah mencoba.

Mengenalkan Buku Pada Anak

Kirana lagi baca (by http://www.instagram.com/retnohening)

Membacakan buku adalah cara yang mudah untuk banyak berbicara kepada anak. (hlm. 48)

Ibuk mulai mengenalkan buku pada Kirana ketika usia Kirana baru 6 bulan. Buku yang dipakai adalah buku yang aman untuknya. Terbuat dari kain dan hanya berisi gambar saja atau ada ceritanya tapi sedehana. Buku tersebut biasanya diletakkan di depan Kirana yang sedang tengkurap atau saat dipangku sambil membacakan buku. Ibuk mengarahkan jari Kirana untuk menunjuk ke arah gambar sembari disebut nama gambar tersebut. Pada usia ini juga, Ibuk memberikan buku bertipe feel and touch yang terdapat tekstur yang berbeda. Sambil membacakan buku, Kirana bisa mengetahui tekstur kasar, lembut, bergerigi, berbulu. Selain soft book bisa menggunakan pop-up book yang menampilkan gambar 3D sehingga Kirana menjadi tertarik.

Usia 10 – 11 bulan, Kirana sudah bisa menunjuk gambar. Tak lupa Ibuk memberikan apresiasi jika Kirana benar dalam menunjuk gambar. Bisa dengan bersorak “horeee”. Memasuki usia 1 tahun, Kirana sudah mulai mengerti cerita yang dibacakan. Di saat itulah, Ibuk mulai bisa bertanya tentang isi bukunya. Membaca buku bisa juga menjadi media curhat colongan.

Usia 2 – 3 tahun, Kirana sudah mampu bertanya hal-hal sebab akibat. Kadang ibuk yang tidak tahu jawabannya tidak malu untuk berkata jujur. Ia meminta izin Kirana untuk googling terlebih dahulu. Ini penting karena si anak bisa melihat bahwa tidak ada manusia yang tahu segalanya. Selain itu, hal ini bisa membuat si anak kelak tak malas mencari informasi.

Ternyata si Ibuk ini sangat selektif dalam membacakan buku untuk Kirana. Ia tidak memberikan cerita Disney’s Princess karena banyak hal belum bisa dijelaskan kepada Kirana seperti bagaimana bisa kodok dicium menjadi pangeran atau labu bisa berubah menjadi keerta kuda.

Belajar dan Bermain dengan Baik Bersama si Kecil

Kirana lagi belajar (by http://www.instagram.com/retnohening)

We always clean up clean up, to show we really care! – lagu ‘Clean Up’ dari serial Barney (hlm. 103)

Ibuk memiliki cara tersendiri supaya bisa menyelesaikan pekerjaan rumah sekaligus bermain dengan Kirana. Diantaranya menggendong, mengajak bermain di sekitarnya, meminta tolong kepadanya, mengerjakan pekerjaan rumah sambil bermain dan memberikan pengertian.

Menghargai anak ketika melakukan sesuatu yang baru, hargai apapun hasil kerja anak ketika bermain dan belajar. Melibatkan anak dalam melakukan sesuatu. Seperti memintanya membantu membuangkan sampah. Selain bermanfaat untuk sarana pembelajaran, melibatkan anak dapat menjadikannya merasa penting dan dibutuhkan.

Melibatkan sesuatu juga harus disampaikan dengan menyenangkan. Jika anak tidak mendengarkan ibunya yang menyuruh untuk membereskan mainan bisa juga menggunakan lagu agar anak lebih tertarik.

Selektif Membelikan dan Kreatif Membuatkan Mainan  

Main apa ya? (by http://www.instagram.com/retnohening)

Children don’t need more things. The best toys a child can have is a parent who gets down on the floor and plays with them. – Bruce Perry (hlm. 87)

Dalam memilihkan mainan untuk Kirana, ibuk sangat selektif. Syarat yang harus dimiliki adalah menyenangkan, edukatif, sesuai umur dan pas secara finansial. Jika anak ingin dibelikan mainan yang sama seperti yang sudah dipunyai di rumah, sang ibu harus memberikan pengertian pelan-pelan tanpa menjanjikan apapun kepada anak. Jikalaupun iya harus ditepati. Dalam membeli mainanpun, Kirana selalu dilibatkan.

Ketika Kirana masih bayi, Ibuk membelikan mainan yang berbunyi, gigit-gigitan (teether), bola, puzzle 1 keping ukuran besar, buku, kartu bergambar, mainan mencocokkan bentuk, mainan berbntuk cincin dan balok berukuran besar.

Semakin besar, mainan Kirana juga lebih bervariasi seperti bermain peran (pretend play) mulai dari blender, telpon-telponan, dokter-dokteran, mixer, dan setrikaan.

1. Usia 0 – 6 bulan

Saat Kirana sudah bisa membuka mata, Ibuk memberikan mainan yang dan bunyinya. Selain itu ia juga melakukan tummy time yaitu meletakkan bayi dalam kondisi tengkurap lalu menyebar mainan di hadapannya. Ketika Kirana sudah bisa duduk, Ibuk biasanya menggerak-gerakkan tangan sambil bernyanyi “head, shoulder, knee and toe.” Usia 4 bulan, Ibuk melatihnya agar bisa tengkurap sendiri.

2. Usia 6 – 12 bulan

Di usia ini Ibuk mulai melakukan permainan yang bervariasi tak jarang pula ia membuat mainannya sendiri. Di antaranya

  • Sensory cube. Membuat kubus dari kardus yang dilapisi tekstur berbeda misalnya flanel atau bubble wrap.
  • Melatih merangkak. Ibuk meletakkan mainan yang tidak bisa dijangkau sehingga Kirana bisa maju pelan-pelan untuk menggapainya.
  • Mengenal binatang dengan Cilukba (peek a boo) kartu bergambar. Caranya sembunyikan  gambar binatang di belakang buku. Namun sebelumnya diperkenalkan dulu nama binatangnya.
  • Bercerita menggubakan boneka. Dengan cara nenggerakkan boneka yang disebut namanya.
  • Bermain boneka tangan dari kaus kaki.
  • Memberikan makan boneka ketika usia hampir 1 tahun.

3. Usia 1 – 2 tahun

  • Membuat drop box yang terbuat dari kardus sepatu dan dihias dengan kertas kado. Beri lubang seperti celengan. Tak lupa untuk membuat potongan kertas karton warna warni. Minta anak untuk memasukkan potongan-potongan itu ke dalam kardus.
  • Merangkai sereal. Siapkan sereal berbentuk bulat dan spageti mentah. Minta anak untuk memasukkan sereal satu per satu ke dalam spageti.
  • Belajar menggunakan sendok. Memindahkan kacang hijau, beras atau kacang-kacangan dari mangkuk ke mangkuk lainnya menggunakan sendok.
  • Membuat papan flanel. Kegiatannya adalah memindahkan potongan kecil flanel dengan gambar binatang atau tumbuhan, warna bentuk (dikelompokkan) berukuran 10 cm  Flanel besar berukuran 1 m x 1 m ditempel rendah di dinding.
  • Menempelkan lambang senyum. Membuat gambar senyum dari flanel berdiameter 10 cm.
  • Permainan mencocokkan tempat dengan tutupnya. Bisa menggunakan wadah tempat makan atau tempat cream kosnetik yang sudah disterilkan.
  • Mengenal warna dengan tempelan bergambar tangan. Caranya cukup mudah. Tinggal membuat tangan kita di kertas warna warni minta anak untuk menepuk atau tos dengan tangan-tangan sesuai dengan warna yang kita minta.
  • Membuat puzzle sederhana. Bisa menggunakan gambar binatang atau foto keluarga. Tempel di kardus lalu potong sesuai keinginan.

4. Usia 2 – 3 tahun

  • Belajar memasang kancing. Bahan yang digunakan adalah flanel 5 cm x 5 cm, kancing ukuran besar, pita  besar 30 cm, gunting, jarum dan benang. Caranya belah flanel menjadi dua, jahit kancing dan pita di masing-maisng flanelnya.
  • Bermain statak atau sundamanda.
  • Bermain bayangan tangan.
  • Bermain tesnis balon.

Selain beberapa contoh permainan di atas, Ibuk juga sering mengajak Kirana pergi ke dapur untuk membantu hal-hal yang sederhana. Tentunya barang-barang berbahaya dan berbau tajam sudah dijauhkan dari jangkauan.

Mengajarkan Kebaikan 

Kirana dan teman-temannya (by http://www.instagram.com/retnohening)

Your children will become who you are, so be who you want them to be. – David Bly (hal. 27)

Anak-anak adalah peniru yang andal. Maka dari itu orang tua selayaknya memberikan contoh yang baik bagi anak-anaknya. Mengajarkan rutinitas harian yang baik. Semisal masalah ibadah, sedari kecil Ibuk memberitahukan Kirana bahwa ia akan melaksanakan shalat, dan membiarkan Kirana berada di sampingnya ketika melaksanakannya. Sama halnya mengaji dan berdoa. Ibuk membiasakan berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu di depan Kirana sehingga Kirana bisa hafal dengan cepat doa-doa harian tersebut.

Membiasakan kegaiatan yang baik yang tentunya sudah dicontohkan oleh orang tua. Seperti membereskan mainan yang tidak dimainkan, menyikat gigi sebelum tidur dan sesudah makan. Membiasakan mengucapkan ‘please‘ ketika meminta tolong, ‘sorry‘ untuk meminta maaf dan ‘thank you‘ untuk mengucapkan terimkasih.

Hal yang penting lainnya untuk diajarkan adalah berbagi. Dengan cara membuat permainan yang ada kegiatan berbaginya, tidak menakut-nakuti bahwa yang dimilikinya akan diambil orang, mencontohkan kegiatan berbagi yang sederhana, menghargai apa yang dimiliki orang lain dan menghargai apa yang sudah menjadi keadaannya dengan menerapkan kalimat, ‘it’s okay, I like myself’ atau ‘it’s okay, I am special’ terutama ketika anak mengalami kondisi yang berbeda dari yang lainnya misalnya alergi.

Mengajarkan Anak Berempati

Kirana dalam balutan baju muslim (by http://www.instagram.com/retnohening)

Babies cannot and do not manipulate, they communicate. Listen. (hlm. 34)

Cara mengajarkan anak menjadi peka dan perhatian kepada orang lain, Ibuk juga mempunyai cara tersendiri. Yaitu menanyakan tentang perasaannya, mencoba merespon cepat apa yang terjadi kepadanya, betanya dengan memahaminya terlebih dahulu, membacakan buku yang bercerita tentang perasaan atau terdapat unsur empati, bermain dokter-dokteran, mengajak anak untuk berempati kepada orang lain, mengajak anak memahami perasaan orang lain, meminta maaf ketika melakukan kesalahan kepadanya dan mengutarakan perasaan.

Tips Menjadi Ibu Bahagia

Assalamualaikum (by http://www.instagram.com/retnohening)

Menjadi ibu mengajarkan saya untuk selalu merasa bersyukur, merasa dibutuhkan, merasa dicintai, merasa menjadi segalanya, dan merasa menjadi sempurna dengan segala ketidaksempurnaan diri. (hlm. 194)

Menjadi ibu membuat setiap permepuan bahagian namun dalam pengasuhan anak tak selamanya berjapan dengan mulus ada kalanya anak membuat jengkel sehingga membuat hilang kesabaran.

Nah, dibukunya Happy Littel Soul Ibuk memberikan beberapa tips menjadi ibu bahagia yaitu

  • Meredakan perasaan bersalah dengan cara berpikir positif dan mengatur emosi, memaafkan diri sendiri dan belajar dari kesalahan dan mencari teman.
  • Mencoba bersabar dengan cara istighfar, memosisikan diri sebagai san anak dan sadar bahwa saya adalah seorang ibu, menyadari bahwa ini adalah ladang pahala, meminta maaf ketika melakukan kesalahan.
  • Tidak mudah marah dengan hal-hal kecil. Meminta pengertian dan pertolongan suami. Tak jarang Ibuk meminta Kirana untuk memeluknya ketika ia sudah mulai emosi.
  • Buku ini membuatku ingin cepat-cepat menerapkan kepada si buah hati biar cerdas seperti Kirana. Tapi, harus bersabar karena dia belum dibikin.hehe… Buku ini sangat bagus.

    Kadang aku prihatin sama anak-anak yang mendapatkan pola asuh yang salah. Seperti anak dibiarkan memainkan smartphone agar orang tuanya bisa mengerjakan pekerjaannya. Entah itu menonton video YouTube sendiri, main game atau sudah galau-galauan di facebook. Hal tersebut bisa menghambat komunikasi dan interaksi anak kepada sekitar. Balitapun sekarang akrab dengan tablet atau smartphone bahkan mereka lebih pintar daripada orang tuanya sendiri.

    Buku ini ditulis ketika Kirana baru beranjak usia 3 tahun sehingga aku menjadi penasaran. Bagaiamana cara Ibuk mengasuh Kirana di usia 3 tahun ke atas? Lalu apakah berbeda cara mengasuh bayi perempuan dan laki-laki? Yang menjadi top question-ku adalah bagaimana mengajarkan Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa Daerah sekaligus? Mungkin Ibuk harus menulis buku seri 2, 3, 4 dan seterusnya. ;D

    Advertisements Share this:
    Like this:Like Loading... Related