Venturing into the Future is Scarry

Katanya guys!

“VENTURING INTO THE FUTURE IS SCARRY”

No one know what will happened if you jump into that abyss, rite? Haha, istilah saya: “ndak ada yang bisa menujumkan masa depan dengan pasti”. Sehinga berpetualang ke masa depan seringnya malah mengerikan. Lompat ya silahkan, tapi kalau konyol yah ndak bijak juga.

Well, ini tentang “transformasi”, guys.

Hari ini, kayaknya ndak ada lagi yang akan bertanya kenapa sih harus bertransformasi? Soalnya apapun entitasnya selalu berhadapan dengan variabel waktu. Yah seperti kurva-S gituh. Kapan hari masih menanjak keatas dan hari berikutnya udah mentok dan turun menukik tajam.

Makanya itu dibilang “berpetualang menuju masa depan itu menakutkan”. Kurva normal suatu bisnis. Soalnya hari ini serba tidak pasti. Market as we know it sudah terdisrupt dibanyak sisi. Yah, walau bisa membaca trends dan symptoms kadang seringnya ndak ngarah kemana-mana. Makanya bertransformasi jadi keniscayaan.

Walau sudah diidentifikasi ada 5 tahapan untuk setiap petualangan transformasi, lalu apakah semudah itu? Apakah tahapan “Dream”, “Leap”, “Fight”, “Climb”, and “Arrive”, sudah bisa digambarkan jelas dengan bercerita saja. Apakah tujuan yang sama yaitu “berubah atau mati” bisa difahami semua orang.

Nope. Tentu saja tidak. Banyak hal tentunya. Pastinya kalau Simon Sinek bilang “berani adalah melakukan hal yang menakutkan”. Artinya eventhouh it is scarry, yes, we got to face it, do we?

Hari ini, apapun entitasnya dan apapun organisasinya, dengan kondisi VUCA yang uncertainty banget, pilihan satu-satunya adalah TRANSFORMATION. Remember that word guys, soalnya ini bukan bicara setahun dua tahun. Ini bakal menjadi jalan terjal yang ndak enak dan panjang..