Rate this book

Lapis-Lapis Keberkahan (2014)

by Salim Akhukum Fillah(Favorite Author)
3.61 of 5 Votes: 39
languge
English
publisher
Pro-U Media
review 1: "Mungkin bukan hidup yang paling bahagia, melainkan hidup yang paling berkah. Berkah dengan segala aroma, bentuk, warna, reraba, dan rasa."Saat buku ini mulai promo untuk terbit saya sudah mengincar ingin membeli, Alhamdulillah tak ada kecewa setelah membacanya. Buku setebal 517 halaman ini mengajarkan banyak hikmah, cerita, sejarah dan makna. Membacanya seakan membuat kita menyelami kisah-kisah sejarah penuh hikmah. Membacanya berusaha mengambil semangat para ulama untuk mencari ilmu, mencari keberkahan dari ilmu. Membacanya membuat kita belajar bagaimana mengemudi hati ke jalan yang lurus menuju pencipta. Membacanya memberikan pemahaman bagaimana mencari yang halal sebagai akar kebaikan. Membacanya meneteskan air mata, berharap bertambahnya ilmu dan keteguhan hati untuk ... moreterus berjalan menuju Allah.
review 2: Ust Salim A fillah udah publish beberapa artikel di blognya (salimafillah.com):Cicak di dinding dan keyakinan utuhTiada daya maka berjayaKebaikan di TanganMu yang Maha Tahusuka banget sama artikel-artikel di atas dan berjanji akan beli begitu terbit dan punya uangAlhamdulillah beli ini di UI Islamic Bookfair, dapet diskon 25%\(^0^)/gue ngga nyangka kalau bukunya tebel dan lbh besar dibanding karya ust salim a fillah sebelum2nyaMembaca buku ini bikin gue bersyukur ada orang2 seperti Ust Salim A Fillah yang mau berbagi ilmu dan hikmahnyaIlmu yang didapet banyak banget dan tulisannya menyentuhbeberapa quotes yang gue suka:musa disifati lelaki perkasa karena dalam lapar hausnya, lelah payahnya, takut cemasnya, serta asing kikuknya, Musa sanggup menawarkan bantuan. Orang yang masih mau dan mampu menolong saat dirinya sendiri memerlukan pertolongan adalah pria yang kuatMusa mengajarkan pada kita tiga hal penting dalam doanya. Pertama, bahwa hanya Allah yang layak disimpuhi kedermawananNya, ditadah karuniaNya, dan diharapi balasanNya. Mengharap kepada makhluq hanyalah kekecewaan. Meminta kepada makhluq hanyalah kehinaan. Bertimpuh pada makhluq hanyalah kenistaan.Apapun hajat kita, kecil maupun besar, ringan maupun berat, remeh maupun penting; hanya Allah tempat mengharap, mengadu, dan memohon pertolongan.Kedua, Bertatakrama pada Allah, pun juga di dalam doa, adalah hal yang seyogyanya kita utamakan. Yang ketiga, bahwa Allah dengan ilmuNya yang sempurna lebih mengerti apa yang kita perlukan dan apa yang baik bagi diri ini daripada pribadi kita sendiri. Musa menunjukkan bahwa berdoa bukanlah memberitahu Allah apa hajat-hajat kita, sebab Dia Maha Tahu. Berdoa adalah bincang mesra dengan Rabb yang Maha Kuasa, agar Dia ridhai semua yang Dia limpahkan, Dia ambil, maupun Dia simpan untuk kita.Maka pada tiap doa, sesungguhnya kita diharap bersiap untuk menerima yang lebih baik, lebih banyak, dan lebih indah. Di dunia maupun akhirat. Sebab hanya di tanganNyalah segala kebaikan. Sebab Dialah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.Takkan terasa manisnya kehambaan, hingga kita merasa bahwa bermesra pada Allah dalam doa itulah yang lebih penting dari pengabulannya. Takkan terasa lezatnya ketaatan, hingga kita lebih mencintai Dzat yang mengijabah permintaan kita, dibanding wujud dari pengabulan itu.kita menginsyafi bahwa hanya Allah-lah sandaran terkuat, terkokoh, terhebat. Bukan diri, ilmu, ataupun hal-hal yang kita daku sebagai milik yang menjadi tempat bergantung. Bukan anak maupun pasangan, bukan kerabat maupun kawan, bukan rekan ataupun atasan. “Aku bertawakkal hanya kepada Allah”, adalah ikrar kepasrahan kita. Bahwa tiap tapak yang terayun serta tiap langkah yang terpijak ini, Allah-lah yang mengatur, mengarahkan, dan menepatkannya.Q.S. Yusuf: 3 mengajarkan bahwa kisah terbaik adalah kisah yang berliku-liku. Cerita terbaik adalah hidup yang berwarna-warniYang menempati bagian terbesar Kalamullah ini justru bukan fiqh, melainkan ceritaHati kita adalah qalb. Ia punya makna taqallaba, bergoyah-gayih, berbolak-balik, terombang-ambingKeinginan Ibrahim yang paling puncak adalah harapan semoga Allah menggampuni dosa-dosanya pada Hari Kiamat. Jadi Ibrahim tidka bebas dari kesalahan, dia justru senantiasa khawatir atas kesalahan yang dilakukanImam Syafii "ornag yang paling mulia adalah dia yang merasa tak punya kemuliaan"Maka puncak harapannya adalah keridaan AllahSesungguhnya Allah tidak ridha jika diibadahi dengan kebodohan. Maka dia mewajibkan ilmu atas kita; dalam mengenal-Nya, menyembah-Nya, menaatiNya dan melaksanankan aturan-aturanNya di segenap kehidupan kita.Masih banyak quotes lainnya tapi mending beli atau pinjem untuk bisa baca buku ini :Dinsya allah ngga nyesel :D less
Reviews (see all)
deeiakitty
biarlah kebahagiaan menjadi makmum dari indahnya keberkahan
Jan
menemukan buku ini, seperti menemukan harta karun.
Summer
A Must-Read for self insight :))
CKO
recommended !!
Write review
Review will shown on site after approval.
(Review will shown on site after approval)